Thursday, April 27, 2017

Kaya bikin bahagia?, maaf anda salah.


Mungkin banyak orang dijaman ini tergerus dan terbawa arus pamahaman hedonisme, yakni memuja kekayaan dan ketenaran, sehingga segala sesuatu diukur dari keduanya, termasuk dalam perkara kebahagiaan, menurut mereka dikatakan bahagia jika kaya dan terkenal, sejatinya ini pendapat yang jelas salah, karena berapa banyak orang tidak bahagia meskipun sudah kaya raya dan sangat terkenal.
Bukti akan hal ini adalah dapat dilihat berapa banyak orang kaya dan terkenal ketika meninggal dengan cara yang tragis, mereka bunuh diri karena depresi yang mereka alami, lihat bagaimana vokalis Nirvana yakni Kurt Cobain mengakhiri hidupnya, bagaimana Michael Jackson mengakhiri hidupnya, dst.
Salah satu fakta akan hal ini yakni apa yang terjadi pada salah satu orang terkaya di Jerman beberapa tahun yang lalu, Adolf Merckle memutuskan untuk menjemput mautnya dengan menabrakkan diri ke kereta api yang tengah melaju kencang, dia lakukan karena tidak sanggup menghadapi krisis ekonomi global, hal ini membuat dirinya depresi berat dan mengakhiri hidupnya. Taukah anda berapa kekayaan orang ini?, menurut Majalah Forbes, salah satu majalah bisnis terkenal di dunia menyebutkan total kekayaan orang ini sejumlah 100 trilyun rupiah!!!.
Jadi ingat kata Ustadz Maududi Abdullah, "agar antum bahagia tempatkan dunia ini ditangan jangan dihati, tempatkan akhirat di hati, jadikan akhirat menjadi tujuan kita dan dunia sekedar jangan lupa, InsyaAllah antum bahagia."
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui [al-‘Ankabût/29: 64]
Ketika menjelaskan maksud ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullah mengatakan, “Allah Azza wa Jalla berfirman (dalam rangka) memberitakan betapa dunia itu hina, akan hancur dan akan sirna (pada saat yang telah ditentukan). Dan dunia ini tidak kekal, dan sekedar mendatangkan kelalaian dan bersifat permainan. Dia berfirman, “dan sesungguhnya akherat itulah yang sebenarnya kehidupan”, maksudnya (akherat itu) adalah kehidupan yang kekal, yang haq, yang tidak akan binasa dan tidak sirna. Kehidupan akherat berlangsung terus-menerus selama-lamanya. Firman-Nya (yang artinya,) “kalau mereka mengetahui”, maksudnya, jika manusia tahu, maka sungguh mereka akan lebih mengutamakan sesuatu yang bersifat baqa’ (kekal) daripada yang fana (akan binasa).”
Referensi almanhaj. Or.id.co

No comments:

Post a Comment