Tuesday, August 4, 2020

Gerakan Tebar Al-Qur'an



Oleh Siswo Kusyudhanto

Ketika saya menyampaikan ide kepada seorang teman untuk menebarkan Mushaf Al-Qur'an sekitar tiga tahun yang lalu, apa yang saya sampaikan ini dianggap ide gila olehnya, maklum kondisi ekonomi saya pas-pasan, dan untuk membagi-bagikan Mushaf Al-Qur'an memerlukan dana lumayan besar, apalagi jika untuk memenuhi kebutuhan Mushaf Al-Qur'an untuk kelas-kelas bacaan Al-Qur'an yang kebanyakan peserta halaqah Al-Qur'an diisi banyak orang.
Namun saya yakin jika niat baik dan amalan yang baik pasti Allah Azza wa Jalla memberikan jalan untuk menolongnya, dan perlahan saya ajak teman-teman yang saya kenal untuk membantu program ini, Alhamdulillah pelan tapi pasti satu persatu teman ikut serta membantu memenuhi kebutuhan Mushaf Al-Qur'an, bahkan setelah berjalan tiga tahun ini sudah banyak teman-teman donatur, mulai dari kota-kota di Indonesia, juga teman-teman yang ada diluar negeri seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, sampai Amerika Serikat.

Dan jumlah Mushaf Al-Qur'an yang sudah tersebar ke berbagai daerah di Indonesia lebih dari 3000 Mushaf Al-Qur'an, dan tersebar ke sekitar 300 lokasi kelompok Bacaan Al-Qur'an di berbagai provinsi di Indonesia, mulai Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara dan Maluku, terdiri dari Masjid, Musholla, Rumah Tahfidz, Pondok Pesantren, Bandara, Penjara, Kantor Polisi, Markas Batalyon TNI.

Sungguh Allah Azza wa Jalla Maha Besar, yang telah memberikan kemudahan, dan ucapan terima kasih kepada teman-teman donatur yang tidak dapat saya sebutkan namanya karena jumlahnya ratusan orang, semoga apa yang kita lakukan menjadi catatan pahala disisi Allah Azza wa Jalla Aamiin.

Dalam sebuah kajian Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah mengatakan, "dakwah bagi agama ibarat seperti udara bagi manusia, selalu dibutuhkan, wajib bagi setiap Muslim untuk berdakwah, karena jika kita berhenti berdakwah maka akan ada ruang kosong yang ditinggalkan, dan ruang kosong itu akan diisi oleh para penyeru kemaksiatan dan penyimpangan."
Dakwah merupakan salah satu syariat dalam agama ini, dakwah menjaga agama ini agar selalu eksis diatas permukaan bumi, dan dakwah menjadi jalan bagi turunnya hidayah yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada hambanya, waallahua'lam.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” [Ali Imrân/3:104]

QURBAN VS TAHLIL KEMATIAN



Oleh Siswo Kusyudhanto

Ada teman yang mengeluh sikap warga desanya yang sedikit sekali diantara mereka mau ikut sebagai peserta Qurban tahun ini, padahal nominalnya hanya sekitar 2 jutaan, namun jika mereka melakukan tahlil kematian dana yang digunakan bisa 4 sampai 5 juta selama rangkaian tahlil kematian, bahkan demi tahlil kematian mereka rela menjual perhiasan emasnya, atau menjual ternak mereka demi terselenggaranya tahlil kematian.(tabungan orang didesa kebanyakan berupa emas dan ternak).
Bahkan banyak diantara mereka jika kekurangan dana untuk menyelenggarakan tahlil kematian sampai berhutang kepada lintah darat alias rentenir yang jelas akadnya riba mutlak, SubhanaAllah.

Keadaan ini memang memprihatinkan, giliran untuk Qurban yang jelas ada syariatnya dari Allah dan RasulNya mereka tidak bersemangat mengamalkannya, giliran tahlil kematian yang sama sekali tidak ada perintah dari Allah dan RasulNya, bahkan tidak pernah diajarkan dan diamalkan imam madzhab manapun mereka mati-matian berusaha mengamalkan.

Dalam Kitab Al Ithisham karya Imam Syathibi dijelaskan akibat dari perbuatan bid'ah, diantara keburukan perbuatan bid'ah adalah menjadikan amalan bid'ah menjadi saingan bagi syariat Allah dan RasulNya, perkataan beliau sungguh benar, bukti nyata adalah apa yang terjadi diatas, atau diluar musim Qurban seperti misal kenapa Jama'ah Tahlil kematian lebih ramai daripada jama'ah shalat fardhu berjamaah?, Ketika ada Tahlil kematian bisa 50 sampai 100 orang datang, ke rumah yang meninggal dunia, dan mirisnya ketika Shalat Fardhu berjamaah yang datang cuma 10 orang,.
Padahal Tahlil kematian tidak ada syariatnya sama sekali, tidak disebutkan secuil pun di Al-Qur'an dan Hadits, sementara Allah dan RasulNya dengan jelas dan terang dalam banyak Ayat Al-Qur'an dan Hadits Sahhih memerintah shalat fardhu berjamaah.
Wallahua'lam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867).

Imam Al-Gazali : Jenggot adalah pembeda antara Laki-laki dan wanita


Kadang heran dengan sebagian orang yang katanya ngajinya Kitab 'Uluumid Diin karya Imam Al-Gazali, tapi sangat memusuhi orang yang berjenggot, ada yang bilang jenggot tanda orang bodoh, ada yang bilang jenggot kayak tusuk sate dan ejekan serupa, padahal Imam Al-Gazali sangat memuliakan amalan Sunnah berjenggot ini, SubhanaAllah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَشْرٌ مِنْ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الْأَظْفَارِ..

“Sepuluh perkara yang termasuk fithrah: Memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, memasukkan air ke dalam hidung, memotong kuku….” (HR. Muslim)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga memerintahkan kita untuk memelihara jenggot. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انْهَكُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى

“Potonglah kumis dan peliharalah jenggot.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang ulama menyebutkan bahwa jenggot adalah perhiasan bagi laki-laki, artinya jika laki-laki memiliki jenggot, maka ia lebih terlihat jantan, terlihat gagah dan lebih maskulin.

Al-Gazali berkata,

فإن اللحية زينة الرجال …وبها يتميز الرجال عن النساء

“Sesungguhnya jenggot adalah perhiasan para lelaki… dengan jenggot akan terbedakan antara laki-laki dan wanita” (Ihyaa ‘Uluumid-Diin 2/257)

Al-Gazali juga berkata,

وقال شريح القاضي : وَدِدْتُ أَنَّ لِي لَحْيَةً وَلَوْ بَعَشْرَةِ آلاَفٍ

“Syuraih Al-Qadhi berkata, ‘Aku sangat ingin memiliki jenggot, meskipun harus membayar sepuluh ribu (dinar/dirham)’.” (Ihyaa ‘Uluumid -Diin 2/257)

Sumber Referensi "Jenggot adalah Fitrah seorang pria", karya Ustadz Dr. Raehanul Bahraen di web Muslim.or

KAMI TIDAK BERMADHZAB ???



Oleh Siswo Kusyudhanto

Salah satu fitnah yang tersebar luas dikalangan masyarakat awam adalah Dakwah Salafiyah tidak bermadhzab, atau tidak mengikuti madzhab manapun dan membuat madzhab sendiri yakni Madhzab Wahabiyah, ini jelas fitnah keji

Padahal dalam kajian Dakwah Salafiyah, kitab-kitab yang dikaji dan dikutip dalam kajian adalah karya para ulama kibar rmadhzab besar, diberbagai daerah ada kajian rutin Kitab Tafsir Ibnu Katsir yang merupakan ulama kibar Madhzab Syafi'iyah, atau kajian rutin Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Asqolani juga ulama kibar Madhzab Syafi'iyah, atau Kajian Riyadush Shalihin karya Imam Nawawi juga ulama besar Madhzab Syafi'iyah dan banyak lagi.

Bahkan seperti Ustadz Firanda Andirja menulis sebuah buku "Ajaran Imam Syafi'i yang ditinggal pengikutnya", isinya full fatwa Imam Syafi'i yang dikutip dari kitab-kitab yang merupakan masterpiece karya Imam Syafi'i seperti Al Umm, beliau menulis untuk menunjukkan bagaimana ajaran Imam Syafi'i yang sebenarnya kepada masyarakat. Dan anehnya fatwa-fatwa Imam Syafi'i ini asing ditengah orang-orang yang mengaku bermadhzab Syafi'iyah, karena mereka memang hampir tidak pernah membaca kitab-kitab karya Imam Syafi'i, kebanyakan mereka tidak mendapat kajian kitab-kitab karya Imam Syafi'i.

Kesimpulannya fitnah bahwa Dakwah Salafiyah tidak bermadhzab adalah hisapan jempol belaka, murni hoax, dan yang terfitnah hal ini berdasarkan pengalaman cuma korban "katanya", kebanyakan tidak pernah datang langsung ke kajian Dakwah Salafiyah.
Harusnya mereka punya keberanian untuk datang ke kajian Dakwah Salafiyah secara langsung, atau ikuti secara rutin di kajian via streaming dan lainnya, lihat dari sumbernya, benarkah demikian?.

Justru orang-orang yang selama ini ngakunya bermadhzab mereka mengamalkan amalan-amalan yang tidak pernah diajarkan Madhzab besar dalam Islam manapun, belum ada kisah para imam madzhab mengamalkan tahlil kematian, maulid nabi, haulan, shalawat Nariyah dst. Sepanjang hidup mereka.

Kesimpulan akhir mereka adalah sebenarnya orang-orang yang tidak bermazhab, karena baik Aqidah dan amalan tidak mengikuti madzhab manapun, semoga Allah Azza wa Jalla berikan hidayah kepada kita dan mereka, Aamiin.

Agama diturunkan agar manusia dapat mengekang syahwatnya kepada dunia.


Oleh Siswo Kusyudhanto

Beberapa waktu lalu dapat kabar dari teman di pekerjaan lama saya, dia bercerita bahwa manajer kami saat ini ditangkap pihak kepolisian dan dijebloskan penjara karena dia ketahuan menggelapkan uang perusahaan, kabar ini tentu bikin kaget, prihatin dan heran.

Jujur saya kaget karena manager kami tersebut dulu adalah teladan bagi kami karyawan dalam urusan mengejar karir, beliau meraih posisi manajer melalui perjalanan panjang, dia mulai bekerja di perusahaan itu dari level paling bawah, dengan usaha kerasnya selama bertahun-tahun akhirnya dia naik level sampai diposisi menager.
Prihatin karena usaha keras dia selama bertahun-tahun meraih posisi yang baik di perusahaan itu begitu saja lenyap, dari posisi mulia menjadi terhina.
Heran karena posisi manager di perusahaan itu artinya dia menikmati segala fasilitas kesejahteraan yang disediakan perusahaan, mulai gaji yang mencapai puluhan juta perbulan, fasilitas rumah mewah yang biaya sewanya di bayar perusahaan sampai mobil dinas diberikan perusahaan, namun masih juga dia melakukan kejahatan untuk mendapatkan sejumlah uang yang ujungnya menjadi perkara pidana dan berakibat dia penjara.
Sungguh aneh.

Jadi teringat kajian seorang ustadz tentang cinta dunia, beliau mengatakan, salah satu fungsi Allah Azza wa Jalla menurunkan agama kepada manusia adalah agar manusia dapat mengekang syahwat mereka terhadap dunia, karena pada dasarnya manusia serakah kepada dunia.
Jika agama tidak ada kemungkinan akan terjadi kerusakan dalam kehidupan manusia, mereka akan saling menzalimi untuk mendapatkan dunia yang mereka ingin miliki, sementara manusia memiliki syahwat yang tidak ada batasnya kepada dunia, sifat dasar mereka merasa kurang dalam urusan dunia, akibatnya manusia menzalimi diri mereka sendiri karena berusaha keras demi mengejar dunia, jika sudah demikian yang dapat menghentikan manusia serakah kepada dunia hanya ketika tanah menutup mulut mereka, atau ketika manusia itu sudah mati dan terkubur didalam tanah.
Oleh karena itu Allah Azza wa Jalla dalam agama memberikan petunjuk agar manusia terhindar dari kerusakan, salah satunya adalah dengan sikap qana'ah, yakni merasa cukup atas yang manusia dapatkan dari usahanya, dengan demikian mereka terhindar dari kerusakan, waallahua'lam.

Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ

“Andai bani Adam memiliki dua lembah yang penuh dengan harta, maka dia akan mencari lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi perut bani Adam kecuali tanah (yaitu kematian)” (HR. Bukhari no.6436 dan Muslim no.1048).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

قد أفلحَ من أسلمَ ، ورُزِقَ كفافًا ، وقنَّعَه اللهُ بما آتاهُ

“Sungguh beruntung orang yang sudah berislam, lalu Allah beri rezeki yang secukupnya, dan Allah jadikan hatinya qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang dikaruniakan kepadanya” (HR. Muslim no. 1054).

Sumber Referensi "10 Sebab manusia merasa miskin dan kurang", karya Yulian Purnama di web Muslim.or