Friday, December 29, 2017

SEJAK NGAJI KOK KAMU JADI ANEH.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah mengatakan:
Jika ada seseorang sudah mengaji dan tau bahwa pekerjaannya di bank adalah berhubungan dengan riba yang dilarang oleh Allah dan RasulNya, kemudian dia mengundurkan diri dari kantornya, pastilah seluruh keluarganya mulai orang tuanya, saudaranya, sepupunya, paman2nya, dan seterusnya mengatakan hal buruk kepadanya, " sejak ngaji kok kamu jadi aneh", atau, "ngapain keluar dari pekerjaan itu, susah lho cari kerjaan yang mapan seperti bekerja di bank".
Memang sudah jamannya dimana ketika seseorang bertekad mengikuti pemahaman agama yang benar mereka kelihatan aneh.
Maka berbahagialah orang-orang yang dianggap aneh karena berusaha untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni, itulah yang selalu teranggap asing. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنَ سَنَّةَ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيباً ثُمَّ يَعُودُ غَرِيباً كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنِ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Dari ‘Abdurrahman bin Sannah. Ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabad, “Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang yang asing.” Lalu ada yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai ghuroba’, lalu beliau menjawab, “(Ghuroba atau orang yang terasing adalah) mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak.” (HR. Ahmad 4: 74. Berdasarkan jalur ini, hadits ini dho’if. Namun ada hadits semisal itu riwayat Ahmad 1: 184 dari Sa’ad bin Abi Waqqosh dengan sanad jayyid)
Sumber referensi Rumoysho.c

Thursday, December 28, 2017

KENAPA KITA PERLU MEMBLOKIR SESEORANG.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Firanda Adirja menyebutkan, "salah satu adab menggunakan sosial media diantaranya memilih teman yang mendorong kita kepada ketaatan pada Allah dan RasulNya, dan menjauhi orang yang jika berteman dengannya justru mendorong kita kepada perbuatan maksiat dan hal yang dilarang oleh Allah dan RasulNya. Maka ketika kita berteman dengan seseorang disosial media lihat apakah dia mengajak kepada yang ma'ruf atau justru dia mengajak kepada yang munkar, kalau sekiranya orang itu dapat mempengaruhi kita agar berbuat munkar dengan menyampaikan syubhat-syubhatnya kepada kita, sebaiknya diblokir saja. Demikian dengan para pengurus group ketika melihat ada anggota yang suka menebarkan syubhat kepada pemahaman khawarij dan bid'ah serta kesyirikan segera blokir, karena apa yang disampaikan olehnya dapat memberikan pengaruh buruk kepada anggota yang lain, dan jika pengurus group membiarkan hal ini kelak dia akan mempertanggung jawabkan hal ini, yakni membiarkan menyebarnya paham-paham menyimpang yang menyelishi ketentuan Allah dan RasulNya sementara dia sebenarnya mampu mencegahnya, waallahua'lam. "
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْماَنِ.
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu lakukanlah dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” [HR Muslim].

Tuesday, December 26, 2017

INI YANG PERLU DI BOIKOT, BUKAN AYAM GORENG!


Oleh Siswo Kusyudhanto
Banyak orang-orang beramai-ramai menyebarkan ajakan boikot beberapa produk yang disinyalir dari kaum kafirin, padahal setau saya banyak teman yang notabene juga beragama Islam bekerja di perusahaan-perusahaan itu, dan dari profil perusahaan bukan orang kafir adalah pemilik langsungnya, bahkan beberapa produk sistemnya cuma bayar royalti. Dan secara syariat tidak ada larangan menggunakan produk dari kaum kafirin sejauh produk itu tidak melanggar syariat agama Islam.
Bahkan dalam sebuah hadist disebutkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam ketika wafat warisannya berupa beberapa barang masih ditangan orang Yahudi, karena beliau gadaikan untuk meminjam gandum, hal ini membuktikan bahwa menggunakan produk dari orang kafir dibenarkan syariat, yang terlarang adalah mengikuti perilaku mereka dalam beragama. Yang terjadi justru banyak diantara masyarakat di negri ini pengekor kebiasaan orang kafir yang jelas dilaknat Allah dan RasulNya.
Akibat salah boikot ini, banyak perkara2 yang secara syariat diboikot dengan keras malah diikuti dan dinikmati.
1. BOIKOT RIBA.
Di negri ini sangat sulit memerangi riba, karena penikmat riba sangat besar jumlahnya, hampir mayoritas penduduk negri ini pelaku riba, sehingga riba tumbuh subur di negri ini, mulai kredit panci, kredit hp, kredit tv, kredit motor, kredit mobil, kredit rumah, kartu kredit, asuransi, gopay, dst., seakan jadi konsumsi wajib, dan penikmat itu semua sebagian besar adalah orang yang mengaku sebagai Muslim, subhanaallah. Padahal riba jelas diperangi oleh Allah dan RasulNya.
Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (Al Baqarah: 278-279).
2. BOIKOT ZINA
Dinegri ini juga sudah hal biasa remaja berpacaran dimuka umum tampa merasa malu, bahkan menurut Lembaga Perlindungan Anak survey 2013, dikota-kota besar remaja putri yang duduk dikelas tiga sekolah menengah atas 37%nya sudah pernah melakukan hububgan intim sebelum menikah, subhanaallah. Menurut Menkoinfo tahun kemarin penikmat link flim porno dan kontent porno Indonesia termasuk besar dibandingkan negara lain, menurut mereka per satu detik orang Indonesia mengklik link porno sebanyak 30.000 kali, kalau semenit berapa ratus ribu? Di negri ini juga komunitas gay dan lesbian terus berkembang dan makin terang-terangan, subhanaallah.
Allah Ta’ala berfirman :
“Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32]
3. BOIKOT NARKOBA
Makin hari di negri ini makin banyak orang memiliki hobby menggunakan narkoba, mulai masyarakat kelas bawah dengan minuman oplosan dan ngelem, sampai kelas elite masyarakat dengan heroin dan sabu. Padahal ketidak warasan sesaat akibat narkoba dalam memicu perbuatan jahat lainnya, seperti memperkosa, merampok, menjambret dan seterusnya.
Meskipun hampir setiap hari terdengar ada orang pengguna dan penyebar narkoba ditangkap namun jumlah pemuja narkoba bukan menyusut, justru makin terus meningkat seiiring waktu.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ في نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهَا خَالِدًا مُخَلَّدًا فيهَا اَبَدًا, وَ مَنْ تَحَسَّى سُمَّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمَّهُ في يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ في نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فيهَا أَبَدًا, و مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ فَحَدِيْدَتُهُ فِي يَدِهِ يَتَوَجَّأُ في بَطْنِهِ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا أَبَدًا
“Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka dia di neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam) neraka itu, kekal selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga mati maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya” (HR Bukhari no. 5778 dan Muslim no. 109).
4. BOIKOT KEDUSTAAN.
Dinegri ini kedustaan sudah merajalela, mulai pedagang dipasar yang mengurangi timbangan, karyawan yang merubah kuitansi di kantor, pejabat yang memark up nilai proyek dan ada ribuan atau bahkan jutaan perbuataan dusta di negri ini. Bahkan hampir tiap hari kita mendengar berita orang ditangkap polisi atau KPK karena berbuat curang dengan dilandasi kedustaan, namun perbuatan itu makin marak saja di negri ini. Dari perbuatan itu membuahkan keterpurukan, kezaliman dan kemiskinan. Padahal perbuatan tersebut jelas dilaknat Allah dan RasulNya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dalam hadits yang dibawakan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu , bersabda :
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ(وفى رواية لمسلم: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ) حَتَّى يَكُوْنَ صِدِّيْقًا. وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُوْرِ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ(وفى رواية لمسلم: وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ) حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً. رواه البخاري ومسلم
Sesungguhnya kejujuran akan membimbing menuju kebaikan, dan kebaikan akan membimbing menuju surga. Sesungguhnya seseorang akan bersungguh-sungguh berusaha untuk jujur, sampai akhirnya ia menjadi orang yang benar-benar jujur. Dan sesungguhnya kedustaan akan membimbing menuju kejahatan, dan kejahatan akan membimbing menuju neraka. Sesungguhnya seseorang akan bersungguh-sungguh berusaha untuk dusta, sampai akhirnya ia benar-benar tertetapkan di sisi Allâh sebagai pendusta. [HR. Bukhari dan Muslim. Lafal di atas adalah lafal Bukhari]
Dan masih banyak lagi perilaku kaum kafirin yang perlu kita boikot, insyaallah.

Monday, December 25, 2017

BERIKAN CERITA INDAH TENTANG DIRI KITA KEPADA ANAK CUCU KITA.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Zubair Hawaary mengatakan, "Cepat atau lambat kita akan meninggalkan dunia ini, maka ketika masih ada kesempatan dalam hidup ini perbanyak kebaikan, meskipun kita mungkin tidak sempurna. 
Ketahuilah jika kita memperbanyak kebaikan hal tersebut akan meninggalkan cerita indah suatu saat, semisal kita meninggal dunia, kemudian anak-anak kita mempunyai kenangan indah bersama kita, diajak shalat berjamaah, diajak ke kajian agama, diajak bersedekah ke fakir miskin dan seterusnya, maka perbuatan tersebut akan menjadi kenangan yang membekas kepada anak kita yang akan dikenang selama hidupnya.
Dan suatu saat ketika kita benar-benar meninggalkan dunia ini, anak kita menjadi orang tua dan memiliki anak, akan ada cerita tentang kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat, cucu kita akan mendapatkan cerita bagaimana kita rajin shalat berjamaah, bagaimana kita berdakwah mengajak orang kepada yang ma'ruf dan meninggalkan yang munkar, bagaimana kita rajin untuk bersedekah dan seterusnya.
Jika kita meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk dan tercela, cerita apa yang didapatkan oleh anak cucu kita?, tentu tidak ada bahan cerita. Jika cucu kita bertanya kepada orang tuanya, "bagaimana kakek dulu ayah?", kemudian dijawab, "taulah kakekmu", betapa buruknya jika demikian?.
Semoga kita menjadi teladan yang baik bagi anak cucu kita, dan bukan menjadi contoh buruk bagi mereka, aamiin. "

Sunday, December 24, 2017

MENOLAK MINUM PEPSI TAPI NAIK MOBIL FORD, ADA YANG KELIRU KAYAKNYA.



Oleh Siswo Kusyudhanto
Dikisahkan oleh Ustadz Maududi Abdullah dalam satu kajian beliau :
Pada suatu hari Dua orang pemuda Arab Saudi datang pada sebuah toko, ketika masuk kedalamnya kedua pemuda itu melihat produk minuman Pepsi bertumpuk-tumpuk karton.
Melihat hal ini kedua pemuda mendatangi si pemilik toko dan marah2, "kenapa kamu menjual produk amerika, produk kafir, jika antum menjual produk minuman ini sama saja mendukung kaum kafirin!, hancurkan semua minuman Pepsi ini!", si pemilik toko mendengar itu kebingungan, kemudian dia ingat punya nomer telpon Syaikh Shalih Suhaimi, maka dia segera menanyakan hal ini kepada syaikh, lalu menceritakan peristiwa ditokonya, "ada dua pemuda marah2 kepada saya dengan alasan saya menjual produk minuman merk amerika, kata mereka saya sama saja mendukung kaum kafirin, mereka minta saya menghancurkan stock minuman Pepsi saya, bagaimana ya syaikh?". Sejenak Syaikh Shalih Suhaimi berfikir, lalu menjawab, "jangan panik, coba keluar sebentar, lihat kedua pemuda itu mengendari mobil merk apa hingga sampai tokomu?".
Si pemilik toko keluar sebentar menengok kendaraan kedua pemuda itu, nampak olehnya mobil mereka bermerk Ford, jelas merk ini berasal dari Amerika, lalu si pemilik toko melaporkan apa yang dilihatnya, "merknya Ford ya syaikh", kata syaikh mendengar cerita si pemilik toko, " bilang kepada mereka kamu mau untuk menghancurkan semua minuman Pepsi yang ada ditoko itu, tetapi dengan syarat minta mereka hancurkan mobil Ford mereka dulu, karena kalau minuman Pepsi itu murah sementara mobil Ford jauh lebih mahal, ibarat misal sama2 berjihad minuman Pepsi adalah sebuah peluru kecil, sementara Mobil Ford adalah rudalnya". Apa yang didengar si pemilik toko disampaikan kepada dua pemuda yang tengah marah2, mendengar syarat itu mereka langsung terdiam, dan bergegas pergi dari toko itu.
Karena secara syariat kita tidak dilarang menggunakan yang berasal produk kafirin, dahulu nabi atau para sahabat sudah biasa melakukan transaksi dengan kaum kafirin. Yang dilarang secara syariat adalah meniru perilaku mereka dan diterapkan dalam kehidupan kita. Seperti riba, suap-menyuap, membuka aurat, pergaulan bebas, pergi ke diskotik, dst., semua adalah perilaku yang berasal dari kaum kafirin yang perlu kita boikot, bukan produknya. Waallahua'lam.

KENAPA BANYAK ULAMA MENANGIS TERISAK KETIKA MEMBACA SURAT INI?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Sering mendengar seorang Syaikh yang menjadi imam shalat di beberapa negri jazirah Arab kalau mereka mengimami shalat berjamaah dan kemudian membaca Surat Al Qariah mereka kebanyakan menangis dan terisak, dulu saya sering heran, ada apa dengan surat ini, padahal surat ini termasuk surat pendek, bahkan anak-anak kecil banyak mengenalnya dan mudah bagi mereka menghafalnya karena surat tersebut ada dalam Juz amma'. Namun kemudian saya ketahui kenapa para syaikh itu menangis terisak membaca surat ini.
Dalam sebuah kajian Ustadz Firanda Adirja menyebutkan, "bagi orang-orang yang mengimani datangnya hari kiamat, kemudian mengetahui bagaimana berat dan dahsyatnya kiamat akibatnya bagi manusia tentu mereka berharap jika masih hidup tidak akan menjumpai hari kiamat. Oleh karenanya banyak ulama yang kita kenal dalam doa mereka sangat takut akan datangnya kiamat, dan berharap kepada Allah agar tidak dipertemukan dengan hari kiamat, karena mereka yakin pasti akan berat, dan mungkin mereka tidak sanggup menjalani dahsyatnya kiamat jika mereka menghadapinya.
Namun sebaliknya bagi orang-orang munafik kedatangan kiamat bagaikan cerita kebohongan, dan tidak sedikitpun ada ketakutan pada diri mereka, pada akhirnya mereka banyak berbuat kemaksiatan. Waallahua'lam. "
Surat Al Qariah :
الْقَارِعَةُ ﴿١﴾ مَا الْقَارِعَةُ ﴿٢﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ ﴿٣﴾ يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ ﴿٤﴾ وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ ﴿٥﴾ فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ ﴿٦﴾ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ﴿٧﴾ وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ ﴿٨﴾ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ ﴿٩﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ ﴿١٠﴾ نَارٌ حَامِيَةٌ ﴿﴾١١
Dengan menyebut nama ALLAH yang maha pengasih lagi maha penyayang.
1. Hari Kiamat, 2. apakah hari Kiamat itu? 3. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? 4. Pada hari itu manusia seperti kupu-kupu yang bertebaran, 5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. 6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, 7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, 9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. 10. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? 11. (Yaitu) api yang sangat panas.

GUNAKAN MEDIA SOSIAL UNTUK MERAIH PAHALA.


"Tulislah di media sosial kita ajakan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jangan sepelekan postingan ajakan kepada jalan kebenaran, siapa tau dengan sebuah kalimat pendek yang kita tulis menjadi hidayah bagi orang lain yang membacanya, dan kemudian merubah hidup seseorang disuatu tempat, maka gunakan sosial media untuk menyebarkan kebaikan, sebarkan materi kajian para ustadz, jadwal kajian, fatwa para syaikh, link tv atau radio kajian dan seterusnya, raih pahala dengan sosial media yang kita punya. Karena menunjukkan jalan kebaikan pada orang lain mendatangkan pahala yang mengalir terus menerus kepada orang yang menunjukkannya, tampa mengurangi pahala si pengamalnya. "
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).
Dikutip dr Ustadz Abdullah Zein MA.
By Siswo Kusyudhanto

Friday, December 22, 2017

CIRI AMALAN BID'AH ADALAH MENJADI SAINGAN BAGI SYARI'AT ALLAH DAN RASULNYA.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa hari yang lalu ada teman bercerita, di lingkungan rumahnya ada warga yang meninggal dunia, kemudian sore harinya setelah maghrib diadakan tahlil kematian, hal ini tidak seperti biasanya, karena biasanya tahlil kematian diadakan selepas isya', acara itu berlangsung sampai menjelang isya', bahkan ketika masjid dan mushola lain sudah mengumandangkan adzan, masjid lingkungan dia belum juga terdengar adzan, akhirnya teman ini yang melakukan adzan, dan setelah itu lama baru sebagian warga datang ke masjid itu, dan sebagian besar masih duduk di rumah ahli mayat meneruskan tahlil kematian. Subhanaallah.
Memang miris kalau lihat kenyataan seperti ini, kadang sering kita jumpai jamaah tahlil kematian lebih ramai daripada shalat berjamaah di Mushala dan Masjid, kebanyakan orang menganggap tahlil kematian lebih utama daripada shalat berjamaah.
Jadi teringat kajian Ustadz Maududi Abdullah, beliau mengatakan, "salah satu ciri amalan bid'ah adalah dia menjadi saingan bagi syariat utamanya. Amalan yang tidak ada tuntunannya dari Allah dan RasulNya dianggap lebih utama daripada syariat yang jelas datang dari Allah dan RasulNya."
Dibagian lain kajian, ada seorang jamaah bertanya soal hukum tahlil kematian, beliau menjawab, " Untuk melihat perkara ini, mari kita kembalikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan para sahabatnya, karena sebaik-baik amalan dalam agama adalah apa yang mereka kerjakan, dan menjadi kewajiban setiap Muslim mengikuti amalan mereka. Dijaman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan para sahabatnya, banyak orang wafat karena perang dan juga karena sakit, jumlahnya hingga ribuan orang, bahkan itu juga diantaranya berasal dari anggota keluarga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam sendiri, namun tidak sekalipun dalam hadist disebutkan baik Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan para sahabatnya mengamalkan amalan ini, menunjukkan bahwa amalan ini tidaklah benar, karena mustahil jika amalan itu baik dalam agama kemudian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan para sahabatnya tidak mengetahuinya.
Waallahua'lam. "
seorang tabi'in bernama Sufyan ats Tsauri:
قال وسمعت يحيى بن يمان يقول سمعت سفيان يقول : البدعة أحب إلى إبليس من المعصية المعصية يتاب منها والبدعة لا يتاب منها
Ali bin Ja’d mengatakan bahwa dia mendengar Yahya bin Yaman berkata bahwa dia mendengar Sufyan (ats Tsauri) berkata, “Bid’ah itu lebih disukai Iblis dibandingkan dengan maksiat biasa. Karena pelaku maksiat itu lebih mudah bertaubat. Sedangkan pelaku bid’ah itu sulit bertaubat” (Diriwayatkan oleh Ibnu Ja’d dalam Musnadnya no 1809 dan Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis hal 22).
Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah,
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآَهُ حَسَنًا
“Maka Apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)?” (Qs. Fathir:8)
Referensi dr "Kenapa dosa bid'ah lebih besar dari maksiat", konsultasisyariah.co

SEHARUSNYA KITA TIDAK MEMPERINGATI HARI IBU TIAP TAHUN, NAMUN SEMESTINYA TIAP HARI.



Oleh Siswo Kusyudhanto

Dalam sebuah kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah mengatakan, "Seharusnya kita sebagai seorang Muslim tidak mengikuti kebiasaan kaum kuffar, dimana mereka membuat hari-hari peringatan atas segala sesuatu, kebiasaan mereka terjadi karena tidak adanya syariat atas segala hal yang berkaitan dengan hidup mereka.
Sementara umat Muslim memilik syariat yang sangat lengkap, syariat yang mengatur tiap hal berkaitan dengan hidup manusia. Umat Muslim memiliki hari peringatan tertentu yang sudah disyariatkan Allah dan RasulNya.

Semisal soal hari ibu, orang kuffar mereka karena tidak memiliki syariat bagaimana menghargai orang tua, maka dibuatlah hari ibu sebagai penghargaan kepada orang tuanya, sementara umat Muslim memiliki syariat bagaimana menghargai orang tua, jadi tidak ada alasan bagi kita mengikuti kebiasaan mereka.
Misal ada lagu lama judulnya "Mother How Are To Day", lirik lagu ini sudah menggambarkan kebiasaan mereka yang meninggalkan para orang tuanya dirumah sendirian atau menitipkan di panti jompo dan membiarkan para orang tuanya sebatang kara, kemudian dikunjungi setelah musim panas, itu artinya antara anak dan orang tuanya tidak berjumpa selama berbulan-bulan, ini gaya hidup materialistis, bukan seperti ini Islam mengatur hubungan anak dengan orang tua, oleh karenanya sepatutnya kita tidak mengikuti kebiasaan mereka.
Dalam Islam kedudukan berbakti kepada orang tua adalah diatas jihad, padahal jihad fisabillah adalah amalan yang sangat mulia dan kedudukannya tinggi dalam agama Islam. "

Dikisahkan dalam kitab Shahîh Muslim, bahwa ada seseorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata: “Aku berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Aku mengharap pahala dari Allah.” Beliau bertanya,”Apakah salah satu dari kedua orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab,”Ya, bahkan keduanya masih hidup,” beliau bersabda,”Engkau mencari pahala dari Allah?” Ia menjawab,”Ya.” beliau bersabda,”Pulanglah kepada kedua orang tuamu, kemudian perbaikilah pergaulanmu dengan mereka.”

Disebutkan dalam sebuah hadits dengan sanad jayyid (bagus), ada seseorang berkata kepada Nabi : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin berjihad namun aku tidak mampu melakukannya”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apakah salah satu dari kedua orang tuamu masih ada?” Ia menjawab,”Ya, ibuku,” beliau bersabda: “Temuilah Allah dalam keadaan berbakti kepada kedua orang tuamu. Apabila engkau melakukannya, maka berarti engkau telah berhaji, berumrah dan berjihad”.

Sumber referensi almanhaj.or.id
--------
Petikan lirik" Mother How Are you today"

Mother, don't worry, I'm fine.
Promise to see you this summer.
This time there will be no delay.
Mother, how are you today?

Ibu, janganlah khawatir, aku baik-baik saja.
Janji untuk menjumpaimu musim panas ini.
Kali ini tidak akan ada yang tertunda.
Ibu, bagaimana keadaanmu hari ini?

Wednesday, December 20, 2017

ANDAI DANA ITU DIGUNAKAN MEMBANTU RAKYAT PALESTINA MUNGKIN JAUH LEBIH BAIK.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada teman yang hobby sekali demo, apapun tema masalahnya demo pilihan aksinya, tabung gas 3 langka dia demo, tarif listrik naik dia demo, dan seterusnya. Dia mengolok saya, "ngaji-ngaji terus, kapan demonya?", lalu saya balas, "lah situ demo-demo terus, kapan ngajinya?", dia langsung terdiam.
Kalau kita membaca hadist-hadist tidak sekalipun dalam amalan generasi salaf dalam menyampaikan aspirasi yang berkembang di masyarakat dilakukan dengan cara demikian. Jika sesuai Sunnahnya nasehat kepada pemimpin dilakukan secara sembunyi dan tidak mempermalukan seorang pemimpin dihadapan khalayak luas.
Juga dari sisi faktor ekonomi aksi demo itu menguras dana pemerintah untuk pengamanannya, saya sempat dikasih tau seorang teman yang berdinas di Brimob Polda Riau, dia beberapa kali diperbantukan pengamanan untuk beberapa aksi demo di Jakarta, kata dia sekali memberangkatkan 100 personil Brimob ke Jakarta perlu dana sekitar 800 juta hingga 1 milyar rupiah. Padahal bukan dari satu Polda saja yang mengirimkan bantuan pengamanan ibu kota, kata dia mungkin sekitar 4-5 polda mengirimkan personilnya guna mendukung Polda Jaya mengamankan Jakarta dan sekitarnya jika ada aksi besar-besaran.
Gak kebayang kalau ada aksi besar setahun 4 kali aja, kemudian ada 4 Polda mengirimkan personil dengan dana sebesar 1 milyar, maka dana yang diperlukan adalah 4x4x 1 milyar, total biaya pengamanan selama setahun adalah 16 milyar, subhanaallah.
Seperti saat ini semisal dana itu digunakan untuk membantu rakyat Palestina sangat berarti bagi mereka, waallahua'lam.
Dalam sebuah kajian Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, "sampaikan aspirasi kita sesuai Sunnahnya, yakni meraih tangan pemimpin, nasehati diam-diam(tersembunyi) kemudian doakan, kita punya Allah, dan dengan doa itu kita berharap kepada Allah untuk merubah keadaan, jangan sepelekan doa, dan yakinkan dalam diri kita akan kekuatan doa. "

ALLAH SAJA MENGANCAM NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ALAIHI WASSALAM UNTUK TIDAK NGARANG-NGARANG SYARIAT, BAGAIMANA DENGAN ORANG SELAIN BELIAU???.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu dapat sebuah amalan dari seorang teman sebuah amalan dzikir yang katanya dapat dari seorang syaikh di India, katanya dengan mengamalkannya di waktu selesai shalat subuh dan sore selesai shalat maghrib akan mendatangkan banyak rizki dan dimudahkan segala urusan, namun setelah saya telusuri dalam kitab2 fikih dzikir dan doa seperti misal dari Imam Nawawi yakni Al- ADzkar atau Buku Fikih Doa dan Dzikir Syaikh Abdurrazzaq, padahal kedua kitab ini dalam penyampainannya selalu didasarkan pada dalil sahhih dari Alquran dan Hadist, dan tidak saya temukan satupun amalan dzikir yang mirip dengan dzikir pemberian teman itu. Subhanallah, dijaman ini mudah sekali orang ngarang2 syariat agama, bahkan dengan alasan hasanah sekalipun, mungkin sudah tercabut rasa takut pada azab Allah akan larangan ngarang2 sendiri dalam syariat agama, waallahua'lam.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, " Islam diturunkan oleh Allah Ta'ala dari langit, disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallalalahu alaihi wassalam kemudian disampaikan kepada umat manusia, oleh karena terlarang bagi Nabi Muhammad Shallallahu alahi wassalam untuk mengarang-ngarang syariat dalam agama, bahkan dalam ayat Al-Haqqah 43-47, disebutkan ancaman Allah Ta'ala soal ini, Dia akan memutuskan tali jantung Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam jika mengarang syariat dalam agama.
Kemudian jika hari ini ada orang yang ngarang-ngarang syariat dalam agama, pertanyaannya apakah anda merasa lebih mulia dari Nabi Muhammad Shalalallahu alaihi wassalam?, tentu tidak sama sekali tidak lebih mulia dari beliau.
Ataukah apakah anda merasa lebih shalih dari Nabi Muhammad Shalalallahu alaihi wassalam ?, tentu anda sama sekali tidak lebih shaleh dari beliau.
Apakah ada malaikat jibril mendatangi anda menyampaikan risalah?, tentu tidak, karena wahyu telah terputus kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassallam.
Oleh karenanya takutlah pada Allah wahai anda yang telah mengarang-ngarang syariat dalam agama, karena kedudukan anda tidak lebih tinggi dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi Wassalam."
Dalam Ayat 43-47 Allah Ta'ala menyampaikan ancaman kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam jika mengarang-ngarang syariat :
تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. (Al-Haqqah 69:43)
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ ٱلْأَقَاوِيلِ
Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, (Al-Haqqah 69:44)
لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِٱلْيَمِينِ
niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. (Al-Haqqah 69:45)
ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ ٱلْوَتِينَ
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (Al-Haqqah 69:46)
فَمَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَٰجِزِينَ
Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (Al-Haqqah 69:47)

CARA MEMBOIKOT YANG SALAH.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Berkaitan dengan semangatnya umat Muslim anti yahudi dan Amerika maka merekapun beramai-ramai mengadakan ajakan untuk memboikot produk yang disinyalir berasal dari orang Yahudi dan Amerika, namun anehnya justru disisi lain perilaku Yahudi dan Amerika mereka ikuti.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, "ada sebagian diantara Muslim mengadakan aksi boikot produk dan teknologi yang berasal dari kaum Yahudi dan Amerika, padahal produk atau teknologi mereka secara syariat boleh digunakan, ini dibuktikan dengan banyaknya hadist yang menyebutkan dimana Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam melakukan jual beli dengan kaum Yahudi, karena yang terlarang secara syariat adalah mengikuti perilaku mereka dalam beragama, terlarang bagi kita bergaul secara bebas antara lelaki dan perempuan seperti mereka, terlarang bagi kita untuk mencari rizki dengan cara riba seperti mereka, terlarang bagi kita berpakaian seperti mereka dengan membuka aurat dan seterusnya.
Semisal ada orang memboikot produk dari orang Yahudi namun justru dia mengadakan konser besar-besaran, ini jelas keliru, yang dibolehkan dia tinggalkan, yang terlarang justru malah diikuti. Ada juga orang anti produk yahudi dan Amerika namun dia justru berpacaran, berduaan dengan bukan pasangan halalnya seperti orang Yahudi dan Amerika. Ada juga orang anti produk Yahudi dan Amerika namun mencari rizki dengan cara riba seperti halnya orang Yahudi dan Amerika dan seterusnya. "
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.
Sumber referensi, "Jangan mengikuti mereka", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc di Rumoysho.co

JADIKAN POLISI BERPAHAM SUNNAH, INSYAALLAH NEGRI INI AMAN.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kemarin pagi saya pergi kerja didepan nampak ada anggota polisi sedang naik motor membawa senjata laras panjang di dalam ransel di punggungnya. Namun yang menarik dibelakang motornya ada sticker Hidayah FM, dan di Pekanbaru kebanyakan motor dan mobil yang ada sticker ini biasanya orang yang sering duduk di kajian Sunnah, maklum sticker ini tidak dijual bebas, biasanya hanya mereka yang aktif dikajian Sunnah yang mendapatkan sticker ini, sticker tersebut hanya dijual di sekitar masjid berbasis kajian Sunnah, dari penjualan sticker ini hasilnya digunakan untuk membiayai operasional radio berbasis Sunnah di Pekanbaru, yakni Hidayah FM. Dugaan saya beliau adalah salah satu jamaah di kajian Sunnah, waallahua'lam.
Di Kantor Polres Pekanbaru sendiri ada kajian Sunnah secara rutin, termasuk juga halaqah bacaan Al-Quran yang dibina para ustadz basis dakwah Sunnah, kegiatan tersebut diikuti oleh anggota polisi di lingkungan Polres Pekanbaru dan masyarakat sekitar.
Jadi ingat beberapa tahun yang lalu Ustadz Firanda Adirja pernah mengadakan tabligh akbar khusus untuk anggota polri di lingkungan Polres Pekanbaru, dalam kajian tersebut beliau mengatakan, "keamanan adalah salah satu nikmat yang luar biasa dan mahal yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada kita di negri ini, lihat dibanyak negara banyak terjadi perang dan kekacauan dimana rasa aman sangat sulit didapatkan. Dan rasa aman itu akan bertambah nikmat jika aparat seperti polisi dan tentaranya mengenal pemahaman agama yang benar, karena jika pemahaman aparat tentang agama benar pasti mereka menjadi takut kepada Allah, pada akhirnya para aparatnya menjaga diri dari perbuatan yang menyimpang, seperti suap dan semacamnya, maka pastilah masyarakat merasa jauh lebih aman lagi jika polisi dan tentaranya demikian. "
Allah Azza wa Jalla berfirman.
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan dengan kezhaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” [al-An’am/6 : 82]

Tuesday, December 19, 2017

SEMUA PERBUATAN DOSA YANG MENDATANGKAN AZAB ALLAH SUDAH ADA DI INDONESIA.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu sempat kaget dengan keputusan MK yang menyatakan pelaku suka sejenis alias gay dan lesbian tidak dapat diperlakukan secara kriminal, subhanaallah.
Langsung ingat kajian Ustadz Maududi Abdullah, beliau mengatakan, " harusnya kita takut dan kuatir azab Allah akan datang kemudian menimpa negri ini, karena semua perbuatan dosa yang mendatangkan azab dari Allah Ta’ala semua sudah ada dinegri kita. Kaum lesbian dan gay makin besar jumlahnya, orang sudah biasa mengurangi timbangan demi meraup keuntungan dan banyak orang memuja harta dan kesombongan karenanya. "
DINEGRI KITA SUDAH BANYAK PEMUJA KEHIDUPAN GAY DAN LESBIAN SEPERTI UMAT NABI LUTH.
Ketika terbit matahari datanglah adzab Allah kepada kaum Luth. Allah berfirman :
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
“Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.
مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ ۖ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
Yang diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zhalim.” [Hud/11:82-83].
DINEGRI KITA SUDAH BANYAK ORANG MENGURANGI TIMBANGAN SEPERTI UMAT NABI SYU'AIB.
Dalam surat al A’raf/7 ayat 91-92, Allah menceritakan kehancuran kaum Nabi Syu’aib dengan gempa dalam firman-Nya :
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
“Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka.
الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا ۚ الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَا
(Yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu’aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu’aib mereka itulah orang-orang yang merugi”.
Juga dalam surat asy-Syu’ara/26 ayat 189-190, Allah menjelaskan kehancuran mereka dengan firman-Nya :
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
“Kemudian mereka mendustakan Syu’aib, lalu mereka ditimpa adzab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya adzab itu adalah adzab hari yang besar.
DINEGRI KITA SUDAH BANYAK ORANG MEMUJA HARTA DAN SOMBONG KARENANYA SEPERTI KAUM NEGRI SABA'.
Allah berfirman :
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
“Sesungguhnya bagi kaum Saba` ada tanda (kekuasaan Rabb) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rizki yang (dianugerahkan) Rabb-mu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabb-mu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun”.
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.
ذَٰلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا ۖ وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ
Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.
وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ ۖ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا آمِنِينَ
Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman.
فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
Maka mereka berkata:”Ya Rabb kami jauhkanlah jarak perjalanan kami,” dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. ” [Saba`/34:15-19]
Sumber referensi, "Pelajaran dari umat-umat terdahulu", karya Ustadz Kholid Syamhudi di almanhaj.or. id

KENAPA RIBA DIPERANGI OLEH ALLAH DAN RASULNYA.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Erwandi Tarmidzi menyebutkan, "jika ada seseorang menjambret atau merampok maka yang menjadi korban adalah orang yang dijambret dan dirampok saja, sementara orang lain tidak menjadi korban, sementara jika seseorang berbuat riba, maka yang menjadi korban dari perbuatannya adalah semua orang yang berada dalam sistem keuangan dimana dia tinggal, karena dengan berbuat riba dia telah ikut menyumbang terjadinya inflasi(turunnya nilai uang).
Seperti di Indonesia ini, jika ada seseorang mengambil kredit rumah atau motor, atau semisal ada seseorang menyimpan uangnya dalam bentuk deposito di bank, maka korban dari perbuatannya itu adalah lebih dari 200 juta orang di negri ini, begitu dahsyatnya keburukan riba, dan ini kenapa perbuatan riba merupakan kejahatan melebihi kejahatan manapun juga sehingga diperangi Allah dan RasulNya, waallahua'lam. "
Diancamlah pelaku riba dengan perang,
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 279)

Monday, December 18, 2017

KENAPA MEREKA TIDAK PERNAH ADAKAN KAJIAN RUTIN KITAB AL UMM.?


Oleh Siswo Kusyudhanto.
Ada teman mengatakan, "kenapa mereka yang sering mengaku bermadhzab Syafiiyah tidak pernah mengadakan kajian Kitab Al Umm karya Imam Syafi’i ya?", saya yang mendengarkan membenarkan, "iya juga aneh, mereka kelompok yang mengaku diatas madzhab Syafiiyah justru tidak pernah mengkaji kitab ini, padahal ini kitab inti dalam fiqih Madhzab Syafiiyah, kitab ini dipelajari hampir semua ulama madzhab Syafiiyah. Mungkin mereka takut kalau dikaji akan ketahuan bahwa mereka selama ini cuma ngaku-ngaku bermadhzab Syafiiyah, karena dalam banyak amalan mereka justru berlawanan dengan pendapat Imam Syafi’i sendiri, semisal larangan berkumpul dirumah ahli mayat(tahlil kematian), haramnya musik, soal memelihara jenggot, larangan meninggikan kuburan, larangan dzikir berjamaah dst. "
Misal saja soal alat musik saja, Imam Syafi’i jelas mengatakan alat musik haram, namun di negri ini banyak Muslim yang mengaku adalah pengikut Imam Syafi’i malah sering memainkan musik. Bahkan ada seorang ustadz yang sering mengaku pengusung madzhab Syafiiyah mengatakan, "musik seperti orang ngomong, kalau ngomongnya baik maka baik hasilnya, jika ngomongnya jelek maka jelek juga hasilnya, musik yang baik yang mendatangkan mashlahat boleh, sebaliknya yang musik jelek yang ngajak kemaksiatan hukumnya haram." Subhanaallah.
Berikut kutipan haramnya musik dari Imam Syafi’i, dalam kitab Al Umm buah karya beliau, kalau mereka tau Imam Syafii mengatakan alat musik haram secara mutlak, bahkan beliau menyamakan alat musik dengan daging babi atau khomer, mungkin mereka akan berusaha meninggalkan alat musik.
Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah –dalam bab washiat- berkata
وَإِنْ كان لَا يَصْلُحُ إلَّا لِلضَّرْبِ بَطَلَتْ عِنْدِي الْوَصِيَّةُ وَهَكَذَا الْقَوْلُ في الْمَزَامِيرِ كُلِّهَا
"Jika al-uud (kayu yang dimaksud oleh pewasiat) tidak bisa digunakan kecuali untuk dimainkan (semacam gitar-pen) maka wasiatnya batal menurutku. Demikian juga pembicaraan mengenai seluruh jenis seluring (alat musik)" (Al-Umm 4/92)
Sangat jelas bahwa Imam Asy-Syafi'i rahimahullah mengharamkan seseorang yang berwasiat untuk memberikan al-'uud (kayu) yang ia miliki kepada orang lain, jika yang dimaksud dengan al-'uud tidak ada selain kayu yang bersenar (gitar). Adapun jika sang pewasiat ternyata memiliki jenis al-uud yang lain, seperti busur panah dan tongkat maka washiat yang dijalankan hanyalah pada busur dan tongkat untuk diberikan kepada orang lain tersebut.
Imam Asy-Syafi'i juga menegaskan bahwa hukum haramnya washiat ini juga berlaku pada seluruh jenis mizmar (alat musik/seruling).

Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah juga berkata –tentang hukum potong tangan bagi pencuri-:
فَكُلُّ ما له ثَمَنٌ هَكَذَا يُقْطَعُ فيه إذَا بَلَغَ قِيمَتُهُ رُبُعَ دِينَارٍ مُصْحَفًا كان أو سَيْفًا أو غَيْرَهُ مِمَّا يَحِلُّ ثَمَنُهُ فَإِنْ سَرَقَ خَمْرًا أو خِنْزِيرًا لم يُقْطَعْ لِأَنَّ هذا حَرَامُ الثَّمَنِ وَلَا يُقْطَعُ في ثَمَنِ الطُّنْبُورِ وَلَا الْمِزْمَارِ
"Maka segala barang yang berharga menyebabkan dipotong tangan sang pencuri jika harga barang tersebut mencapai seperempat dinar. Barang tersebut baik mushaf (al-Qur'an) atau pedang atau yang lainnya yang hasil penjualannya halal. Jika ia mencuri khomr atau babi maka tidaklah dipotong tangannya karena hasil penjualan khomr dan babi adalah haram. Dan juga tidak dipotong tangan sang pencuri jika mencuri tunbur (kecapi/rebab) dan mizmar (seruling)" (Al-Umm 6/147).
Referensi dr Firanda. Co

KELAK ORANG MUKMIN DITUTUP AIBNYA, DAN ORANG KAFIR/INGKAR DIPERMALUKAN.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah menceritakan tentang hisab, "Kelak saat hisab setiap manusia menghadap Allah Ta’ala untuk diadili, Allah Ta’ala yang menyampaikan semua amalan manusia itu selama di dunia, kamu pernah begini pada waktu itu, kamu begitu pada saat itu dan seterusnya, Allah Ta’ala menjadi hakim bagi manusia yang tengah dihisab. Jika dipermukaan bumi ini seorang hakim ketika mengadili seseorang dia perlu mendengar kesalahan orang yang diadilinya, maka tidak demikian dengan Allah Ta’ala, Allah sendiri yang menyampaikan kesalahan-kesalahan orang yang ada dihadapanNya, adapun malaikat mencatat segala perbuatan seseorang bukan untuk kepentingan memghisab seseorang, karena Allah Azza Wajalla sudah mengetahui Nya tampa melihat catatan tersebut. Dari semua amalan yang disebutkan tersebut kemudian Allah menetapkan dengan adil(surga dan neraka) kepada manusia yang bersangkutan.
Ada perbedaan hisab antara orang Mukmin dengan orang yang kafir dalam hisab, jika orang Mukmin dihisab dengan cara menutup tabir sehingga apa yang Allah sampaikan kepadanya tidak membuatnya malu, hanya Allah dan manusia yang Mukmin itu saja yang tau, sebaliknya orang-orang yang kafir, yakni orang yang ingkar terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya selama dipermukaan bumi, mereka dipermalukan dihadapan banyak manusia, padahal yang hadir saat itu adalah seluruh umat manusia, dari Nabi Adam hingga manusia terakhir yang ada dipermukaan bumi.
Jika kita berdiri dihadapan orang yang jumlahnya sekian ini saja(jamaah kajian rutin Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru), kemudian disebutkan semua kesalahan-kesalahan kita didepan mereka, pastilah kita akan sangat malu, bagaimana jika kesalahan-kesalahan itu disebutkan dihadapan seluruh umat manusia?, pastilah kita akan sangat malu. Waallahua'lam.
Semoga kita termasuk orang yang mukmin, yakni orang yang mengimani, dan menjalankan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya, aamiin. "
" Sesungguhnya Allah mengadili hamba-Nya yang mukmin seorang diri pada hari Kiamat, tidak seorang pun yang melihatnya dan tidak seorang pun yang mendengarnya. Allah Ta’ala benar-benar menutupi aibnya sehingga tidak seorang pun yang mengetahuinya. Allah menunjukkan kesalahan-kesalahannya dan berkata kepadanya: “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengakui dosa ini?” Maka dia menjawab, “Ya wahai Rabb-ku, aku mengetahuinya.” Tiap kali ditunjukkan dosa-dosanya, ia terus mengakuinya sampai-sampai ia merasa pasti binasa. Lalu Allah Ta’ala berfirman kepadanya:
فَإنِّي قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ
“Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia, dan sekarang Aku mengampuni dosa-dosamu.” Kemudian diberikan kepadanya catatan amal kebaikannya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, VIII/353 –Fat-h, dan Muslim, no. 2768)
Kaum muslimin rahimakumullah, ini adalah karunia besar yang Allah ‘Azza wa Jalla berikan kepada seorang mukmin. Allah Ta’ala menutupi aib seorang mukmin dan tidak membongkarnya di depan umum.
Referensi "Yaumul Hisab", karya Muhaimin Nashuri di muslim. Or. Id
Referensi dr muslim.or.id

GURUKU LEBIH PINTER DARI KAMU !!!


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada teman bertanya soal apa sih TAKLID BUTA?, lalu saya sampaikan penjelasan para ustadz soal ini, diantaranya yakni menyampaikan penjelasan larangan Allah Azza Wajalla agar umat Muslim tidak taklid buta di dalam Ayat At Taubah 31-33, dan memberikan contohnya, misal soal bid'ah, dengan terang dan jelas Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam mengatakan, "kullu bidatin dholalllah", setiap bid'ah adalah sesat, dan ini dijelaskan oleh banyak ulama dengan terang dan jelas sehingga sulit bagi siapa saja menyangkalnya, seperti misal Imam Maliki menjelaskannya dengan jelas dan lugas dalam Kitab Al Ithisam, bahkan disertai contohnya. Namun perkataan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan penjelasan ulama khibar(besar) ini ditinggalkan oleh sebagian orang dan justru mengambil pendapat para ustadz, kyai, habib dan syaikhnya, bahwa selain ada bid'ah dholalllah juga ada bid'ah hasanah, subhanaallah, dan setelah saya jelaskan alhamdulillah teman saya paham atas penjelasan saya ini.
Dalam sebuah kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah bercerita tentang usaha beliau dakwah di beberapa pondok pesantren di Jawa Timur, beliau sowan kepada para kyai pimpinan pondok untuk mengajak kepada pemahaman Sunnah yang benar, namun usaha beliau selalu menemui jalan buntu, setelah berdiskusi panjang lebar disertai dalil sahhih dari Alquran dan As Sunnah, sehingga hujjah yang disampaikan Ustadz Syafiq Reza Basalamah tidak dapat dibantah, ujungnya selalu pada perkataan si kyai, "guruku lebih pinter dari kamu."
Memang kalau sudah taklid buta, menganggap pendapat kyainya, ustadznya, habibnya atau Syaikh nya lebih benar dari pendapat siapapun akan sulit menerima kebenaran meskipun disertai puluhan dalil sahhih dari Alquran dan As Sunnah sekalipun.
Allah ta’alla berfirman,
بَلْ قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ
“Mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.” (QS. Az Zukhruf: 22).
Allah ta’alla juga berfirman,
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At-Taubah: 31).
Ayat ini turun terkait dengan orang-orang Yahudi yang mempertuhankan para ulama dan rahib mereka dalam hal ketaatan dan ketundukan. Hal ini dikarenakan mereka mematuhi ajaran-ajaran ulama dan rahib tersebut dengan membabi buta, walaupun para ulama dan rahib tersebut memerintahkan kemaksiatan dengan mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram [lihat hadits riwayat. At-Tirmidzi no. 3096 dari sahabat ‘Ady bin Hatim].
Referensi "Jangan Taklid Buta", karya Ustadz Muhammad Ichwan Muslim di almanhaj.or.id.co

KENAPA MEREKA SUKA BUBARIN KAJIAN SUNNAH ???


Oleh Siswo Kusyudhanto.
Dalam sebuah kajian seorang jamaah bertanya soal penyebab sebagian kelompok Muslim di negri kita suka membubarkan kajian dan memfitnah kepada kelompok yang tidak sepaham dengan mereka kepada Ustadz Zainal Abidin Syamsudin, beliau menjawab. " Penyebab utamanya mereka membubarkan kajian-kajian berbasis Sunnah adalah bentuk keirian mereka, takut JUALAN mereka tersaingi, karena mereka merasa paham mereka besar dan terlebih dahulu ada didalam masyarakat. Ini sama halnya bentuk iri dengki pada berbagai lapisan masyarakat yang banyak terjadi, semisal tukang bakso pasti ada sifat iri kepada tukang bakso lainnya, demikian juga seorang dokter juga iri kepada dokter lainnya, dan mustahil ada terjadi seorang tukang bakso iri kepada seorang dokter. Iri dan dengki selalu terjadi dalam bidang yang sama, demikian dalam paham agama, jika ada sebuah paham berkembang seperti bentuknya kajian Sunnah maka timbul sifat iri dalam diri mereka yang merasa tersaingi, dan mustahil terjadi ada sekelompok Muslim iri kepada penganut agama Nasrani atau Budha, karena jelas mereka jauh berbeda, waallahua'lam."
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا ، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْـمُسْلِمَ ، كُلُّ الْـمُسْلِمِ عَلَى الْـمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi ! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.”
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini Shahih, diriwayatkan oleh :
1. Muslim (no. 2564).
2. Imam Ahmad (II/277, 311-dengan ringkas, 360)
3. Ibnu Mâjah (no. 3933, 4213-secara ringkas)
4. Al-Baihaqi (VI/92; VIII/250)
5. Al-Baghawy dalam Syarhus Sunnah (XIII/130, no. 3549).
Sumber referensi " Larangan saling mendengki", oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di almanhaj.or.id