Wednesday, September 25, 2019

Pendemo yang didemo


Oleh Siswo Kusyudhanto
Saya masih ingat wajah-wajah teman aktivis perjuangan di era 1998, saat itu kami sangat keras melawan orde baru, bahkan beberapa teman merasakan bagaimana ditangkap polisi dan diinterogasi karena beberapa aksi demo yang kelewat batas, dan saya pribadi merasakan diinterogasi polisi berjam-jam karena sebuah aksi anarkis beberapa teman.
Namun saya temui beberapa teman yang saya kagumi ketika itu karena sikap idealisme mereka ketika jaman berubah dan nasib membawa beberapa orang teman duduk diatas kekuasaan seiring pula idealisme mereka seperti lenyap ditelan muka bumi, yang tertinggal adalah semangat berperang membela kelompok, partai dan kepentingan diri pribadi.
Melihat saat ini sebenarnya seperti sebuah siklus, yang didemo mahasiswa saat ini adalah para aktivis demo di masa lalu, pertanyaan nya sampai kapan siklus ini akan berlangsung?, Bisa saja para aktivis mahasiswa yang sekarang ini kelak didemo oleh mahasiswa dimasa depan, waalahua'lam.
Seharusnya kita memiliki kemampuan memutus siklus demo antar jaman ini dengan mengganti kegiatan demo dengan cara yang lebih santun lagi, dan cara yang paling santun adalah ketika kita kembalikan kepada syari'at Allah dan RasulNya.
Dari Ibnu Hakam meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda,
"Barangsiapa yang ingin menasihati pemimpin, maka jangan melakukannya secara terang-terangan. Akan tetapi, nasihatilah dia di tempat yang sepi. Jika menerima nasihat, itu sangat baik. Dan bila tidak menerimanya, maka kamu telah menyampaikan kewajiban nasihat kepadanya.” [HR Imam Ahmad].

Monday, September 23, 2019

Hati-hati terjebak pemahaman Hizbyyah


Heran kok ada sebutan mantan salafi Rodja, apalagi ditambah belakang "Rodja" ketahuan jahil banget ini orang, dikiranya salafi itu ormas, sekte, dst.
Makanya dulu sering dengar camkan nasehat seorang Ustadz, "Dakwah yang hak adalah mengajak manusia taat kepada Allah dan RasulNya, sementara dakwah bathil adalah mengajak orang untuk fanatik kepada kelompoknya", paham hizby seperti ini sungguh penyakit kronis dikalangan yang sudah ngaji, waalahua'lam.
Hati-hati jebakan setan kepada hizby, fanatik kelompok, bisa jadi kelompok yang kita simpati sebenarnya jauh menyimpang dari jalan yang hak, waalahua'lam.
Al fariq; al firqah, artinya kelompok agama; sekte; aliran. Sebagaimana dalam ayat:
فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
“Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap hizb merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)” (QS. Al Mu’minun: 53).
Ath Thabari dalam Tafsirnya mengatakan:
وقوله: (كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ) يقول: كل فريق من تلك الأمم، بما اختاروه لأنفسهم من الدين والكتب، فرحون معجبون به، لا يرون أن الحقّ سواه.
“firman Allah ‘Tiap-tiap hizb merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka’ artinya setiap kelompok agama dari umat tersebut merasa bangga dan ujub dengan agama dan kitab yang mereka pilih. Mereka tidak melihat bahwa kebenaran bisa jadi dari selain mereka” (Tafsir Ath Thabari, 19/42).
Sumber Referensi "Bagaimana sikap kita terhadap Hizbiyyqh?", Karya Yulian Purnama, di web muslim.or

Masalahnya di ADAB ?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada beberapa kejadian di kalangan teman yang saya kenal,
ada teman yang sedang mendekati seorang akhwat tiba-tiba si akhwat dilamar oleh ikhwan lain yang juga dikenalnya dan mereka kemudian menikah, tinggallah teman ini yang merana. Andai Ikhwan kedua itu tau adab, mungkin akan berbicara kepada temannya sebelum melamar si akhwat, sehingga silaturahmi tetap terjaga diantara mereka.
Atau ada juga teman cerita ada teman sekajian pinjam uang dan tidak kunjung di bayar, kalau ditagih jawabannya selalu sama " Afwan akhi, Qodarullah belum ada untuk membayar hutang". Andai si peminjam tau adab berhutang mungkin tidak seperti itu kejadian nya.
Ada juga ketika sudah merasa berilmu dia bertingkah laku melawan ustadz gurunya, dengan berkata buruk tentang gurunya itu.
Dan banyak kejadian serupa.
Jadi teringat perkataan seorang ustadz, "belajar adab dulu baru belajar ilmu agama".
Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Guru penulis, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”
Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya.
Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
Ibnu Sirin berkata,
كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم
“Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab) sebagaimana mereka menguasai suatu ilmu.”
Makhlad bin Al Husain berkata pada Ibnul Mubarok,
نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من حديث
“Kami lebih butuh dalam mempelajari adab daripada banyak menguasai hadits.” Ini yang terjadi di zaman beliau, tentu di zaman kita ini adab dan akhlak seharusnya lebih serius dipelajari.
Dari Ziyad bin ‘Ilaqoh dari pamannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca do’a,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
“Allahumma inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’ [artinya: Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar].” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)
Doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya,
اللَّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ
“Allahummahdinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdi li-ahsanihaa illa anta, washrif ‘anni sayyi-ahaa, laa yashrif ‘anni sayyi-ahaa illa anta [artinya: Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang memalinggkannya kecuali Engkau].” (HR. Muslim no. 771, dari ‘Ali bin Abi Tholib).
Sumber Referensi "Pelajarilah Adab dan Akhlak dulu", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc. Di Muslim.or

Sakitnya dosa


Oleh Siswo Kusyudhanto
Suatu hari saya diminta teman penyuluh peternakan kabupaten, untuk memberikan penjelasan tentang bio teknologi untuk pakan ternak diforum penyuluh peternakan se Kabupaten Kampar, Riau, ada ratusan orang penyuluh dari berbagai kecamatan hadir di acara itu, namun saat saya memberikan materi, entah saya lalai atau tidak sadar dengan akibat perkataan saya, saya menyebutkan sebuah suku di Indonesia, dan setelahnya saya baru sadar saya telah berkata rasis kepada mereka, dan nampak yang hadir kaget dengan ucapan saya, setelah itu saya sangat menyesal sekali atas perkataan saya.
Sejak itu saya jadi enggan isi materi di acara serupa, takut salah ngomong, takut lisan saya menyakiti orang lain.
Ini mungkin salah satu kesalahan dan dosa yang selalu bikin sakit di dada jika diingat, semoga orang-orang yang mendengar perkataan saya itu memaafkan saya.
Dan mungkin ada banyak lagi dosa dan kesalahan jika kita ingat akan bikin kita takut dan bertaubat karenanya.
Sungguh benar perkataan ulama salaf, jika dosa itu berbau maka tidak akan ada orang mau mendekati kita, karena saking banyaknya dosa yang pernah kita perbuat, waalahua'lam.
Ibnu Mas'ud berwasiat :
لو تعلمون ذنوبي ما وطئ عقبي اثنان، ولحثيتم التراب على رأسي، ولوددت أن الله غفر لي ذنبا من ذنوبي، وأني دعيت عبد الله بن روثة. أخرجه الحاكم وغيره.
((Kalau kalian mengetahui dosa-dosaku maka tidak akan ada dua orang yang berjalan di belakangku dan sungguh kalian akan melemparkan tanah di atas kepalaku, dan aku berangan-angan Allah mengampuni satu dosa dari dosa-dosaku dan aku dipanggil Abdullah bin Kotoran)).Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan yang lainnya.
Sumber Referensi Firanda.co

Hebatnya Al-Qur'an dibandingkan Injil versi Nasrani dijaman ini


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu ada ustadz cerita tentang teman beliau yang membeli Al-Qur'an disebuah toko, ketika sudah di bayar dan di bawa pulang kemudian dibaca di rumah, karena teman ustadz adalah seorang penghafal Al-Qur'an tentu dia tau setiap detail dari huruf yang tertulis didalamnya, diketahui olehnya ada beberapa ayat ada kejanggalan, dibeberapa tempat ada huruf yang tidak semestinya ada disana, kemudian dia kembali membawa Al-Qur'an itu ke toko tempat dia membeli dan menyampaikan kepada pemilik toko bahwa Al-Qur'an tersebut telah cacat dan minta diganti dengan yang baru, dan pemilik toko menyanggupi permintaan orang itu, dan sebagainya gantinya dia diberi Al-Qur'an baru yang tidak cacat.
Demikian hebatnya Al-Qur'an, ketika ada perubahan sedikit saja seorang Muslim akan tau kesalahan dan kejanggalannya, dan itu tidak perlu waktu lama, hanya butuh satu hari saja untuk mengetahui kejanggalan isinya.
Jadi teringat beberapa tahun yang lalu tanpa sengaja bertemu seorang pendeta yang sedang menempuh S2 di Jerusalem, Israel, untuk jurusan semacam studi sejarah kitab, saat kami terlibat dalam diskusi kecil, salah satu pertanyaan yang membuat dia bingung ketika saya tanya, "Apakah ada orang Nasrani yang hafal Kitab Injil?", Dia menjawab "mustahil ada Nasrani hafal Kitab Injil di dunia ini, karena versinya yang banyak sekali", lalu saya katakan, "Bandingkan disisi kami, ada jutaan Muslim hafal Al-Qur'an didunia ini, dan ini yang membuat Al-Qur'an selalu terjaga keasliannya. Satu huruf saja dirubah pasti dengan cepat Umat Muslim tau kejanggalan tersebut.
Dari sini sebenarnya ketahuan mana kitab yang selalu terjaga keasliannya, dan mana yang isinya sudah dipalsukan." Dan pendeta muda itu terdiam mendengar perkataan saya, semoga itu menjadi jalan hidayah baginya untuk mengenal Islam suatu hari, Aamiin.
Ada banyak sekali versi Alkitab/Injil yang pernah diterbitkan oleh LAI (lembaga Alkitab Indonesia), tidak kurang dari 23 versi dalam bahasa Indonesia seperti
1. Alkitab Terjemahan Baru,
2. Alkitab Terjemahan Lama,
3. Alkitab Bahasa Sehari Hari
4. Alkitab Ende
5. Alkitab Klinkert
6. Dst
Disamping versi Bahasa Indonesia, juga terdapa Alkitab versi bahasa daerah yang jumlahnya tidak kurang dari 27 versi seperti
1. Alkitab Bahasa Madura
2. Alkitab Bahsa Batak,
3. Alkitab Bahasa Jawa
4. Alkitab Bahsa Bali
5. Alkitab Bahsa Bugis
6. Dst
Ini baru di Indonesia, belum lagi versi dalam bahasa asing ditiap tiap negara, dalam bahasa Inggris saja sudah banyak versinya, seperti
1. King James Version
2. New International Version
3. New Revised Standard Version
4. dst.
Dari sini saja sudah terjawab kenapa orang Nasrani mustahil dapat menghafal kitab sucinya sendiri, versinya banyak sekali, konon sekitar 300 versi Injil di dunia ini, karena kitab mereka sudah mengalami evolusi seiring jaman dan keadaan. Waallahua'lam.
Sementara untuk Al-Qur'an Allah Azza wa Jalla sendiri yang berjanji menjaga isi Al-Qur'an.
Allah telah berfirman (yang artinya):
“Sungguh Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al Qur’an), dan Kami pula yang benar-benar akan menjaganya“. (QS. Al-Hijr: 9).
Sumber Referensi crytology.co dan muslim.or

Sunday, September 15, 2019

DUNIA BAGAI PENJARA BAGI ORANG MUKMIN



BISMILLAHH

Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang ustadz berkata, sesungguhnya dunia ini sangat berat bagi seorang yang beriman, karena dia hidup di dunia yang banyak terjadi fitnah, tipu daya, pengkhianat, syahwat, syubhat dan banyak hal buruk dari padangan dia, maka andai saja bunuh diri hukumnya halal maka dia akan melakukan bunuh diri, sayang bunuh diri diharamkan oleh Allah dan RasulNya, bahkan pelaku bunuh diri diancam dengan azab neraka, maka pada akhirnya seorang yang beriman berusaha tetap hidup didunia ini dengan bertahan dari segala hal buruk yang dilaluinya sampai dia bertemu dengan Rabbnya, atau sampai kematian menjemputnya, Waallahua'lam.
Dalam sebuah hadits disebutkan,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ »
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2392)
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan, “Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang.
Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit atau pun banyak, ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi.”
Sumber Referensi "Dunia bagai penjara bagi orang Mukmin", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal di rumoysho.com

Jadikan Allah Azza wa Jalla pintu pertama


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada nasehat seorang ustadz tentang untuk selalu bergantung kepada Allah Azza wa Jalla, kata beliau, " Banyak dikalangan kita ini menjadikan Allah Azza wa Jalla sebagai pintu terakhir, mereka berusaha melakukan segala usaha untuk mendapatkan sesuatu, semua pintu dicoba diketuk untuk mendapatkan pertolongan, ketika semua pintu itu gagal dimintai pertolongan, ketika dia sudah putus asa dan tidak mendapatkan yang dia inginkan baru mengetuk pintu terakhir yakni meminta pertolongan Allah Azza wa Jalla, jangan kita melakukan hal demikian.
Jadikan Allah Azza wa Jalla sebagai pintu pertama yang kita ketuk, dengan berdoa dan berharap kepadaNya, meminta Allah Azza wa Jalla menolong usaha kita.
Bergantunglah kepada Allah Azza wa Jalla atas segala sesuatunya, insyaallah itu lebih baik. Waallahua'lam."
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَخُلِقَ ٱلۡإِنسَـٰنُ ضَعِيفً۬ا
“Dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-Nisa’ : 28)
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِىُّ ٱلۡحَمِيدُ
“Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir : 15)

SILAHKAN YANG MAU SEDEKAH MUSHAF AL-QUR'AN




Apakah ada teman-teman yang mau sedekah Mushaf Al-Qur'an?, Berapapun saya akan terima, dan ketika terkirim saya akan berikan laporan, saat ini kami membutuhkan lebih dari 100 Mushaf Al-Qur'an standar Madinah untuk disalurkan dibeberapa daerah seperti Riau dan Sumatera Barat, jika ada yang mau menyumbang silahkan salurkan ;
ke Rekening Bank Syariah Mandiri
atas nama Siswo Kusyudhanto
di nomer 7114465962
Untuk konfirmasi ke nomer WA 081378517454,
Syukron

BAGI MEREKA YANG SULIT DUDUK DIKAJIAN ILMU KARENA SIBUK BERBISNIS


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dikajian Ustadz Abu Ya'al Kurnaedi Lc. di Masjid Raudhatul Jannah ada nasehat beliau yang berkesan tentang hadits keutamaan membaca Al-Qur'an dan mengilmuinya.
Banyak orang sangat sulit untuk duduk di kajian ilmu karena mereka disibukkan oleh bisnis mereka, semakin besar jumlah perputaran uang dalam bisnis seseorang maka makin sulit seseorang untuk duduk dikajian ilmu, karena dia menganggap hasil dari bisnisnya lebih penting dari kajian ilmu, sementara dia merasa jika duduk di kajian ilmu di sebuah masjid maka dia tidak mendapatkan apa-apa, padahal kelak yang yang berguna adalah ilmu dari kajian ilmu dimana dia duduk didalamnya, sementara hasil dari bisnisnya itu tidak akan berarti apa-apa kelak baginya.
Justru makin banyak harta seseorang makin sulit dia untuk menjaganya, semisal dia punya uang dan emas yang banyak maka dia akan menyimpannya di sebuah brankas, sudah demikian dia masih simpan brankas dalam ruangan tertentu dengan dinding yang kuat, dia masih pasang kamera pengintai atau CCTV sekeliling rumah, dan itupun dia masih merasa takut dicuri dia pun menyewa bodyguard untuk menjaga rumah itu.
Sementara ilmu agama yang didapat seseorang dari duduk dikajian ilmu justru menjaganya dari bersikap keliru, ilmu menjaganya dari kesalahan dan bermanfaat baik didunia juga akhirat.
Bagi mereka yang sulit duduk di kajian ilmu karena sibuk berbisnis baca dan pelajari hadits ini, karena dalam hadits ini ada pelajaran bagaimana mahalnya ilmu,
Diriwayatkan oleh ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu anhu yang terdapat di dalam Shahih Muslim, Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَيَعْلَمُ أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ، وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ اْلإِبِلِ.”
“Tidakkah salah seorang di antara kalian pada pagi hari bersegera ke masjid, kemudian ia mengajar atau membaca dua ayat dari Kitabullah, (maka hal itu) adalah lebih baik daripada dua ekor unta, dan (jika) tiga ayat (maka hal itu) lebih baik dari tiga unta, dan (jika) empat ayat (maka hal itu) lebih baik dari empat unta, dan begitu seterusnya perbandingan jumlahnya dengan jumlah untanya.”(Shahih Muslim (I/553) Kitabush Shalaatil Musaafiriin bab Fadhlul Qiraa-atil Qur-aana fish Shalaati wa Ta’allumihi.)
Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu yang terdapat di dalam Shahih Muslim, Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ، فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ.”
“Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah (masjid), sedang mereka membaca kitab Allah (al-Qur-an) dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan turun ketenangan atas mereka, dan mereka diliputi rahmat Allah, serta para Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyebut-nyebut (membanggakan) mereka pada (para Malaikat) yang ada di dekat-Nya.”(Bagian dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, telah disebutkan takhrijnya.)
Sumber Referensi "Tabbaruk dengan Al-Quran", karya Syaikh Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i di web almanhaj.or
Foto kajian di Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru

KAUM SALAF MENGHINDARI PUJIAN DAN TERKENAL


Dijaman ini banyak jalan untuk para pemuja hedonisme, pemuja ketenaran atau terkenal, ada orang membuat video dan mengupload di sosial dan yotube agar dilihat orang dan mendapat hujan pujian, dan dari sana dia mendapat keuntungan dari sisi ekonomi, dan ini sudah merupakan gaya hidup sebagian orang.
Jika kita sudah mengikuti gaya hidup demikian lihat kisah ini :
Kisah Uwais Al-Qarni, bisa dilihat kisahnya dalam Shahih Muslim (no. 2542):
“Apabila kafilah dari Yaman datang, ‘Umar bin Khaththab bertanya kepada mereka: “Adakah di antara kalian Uwais bin ‘Amir?” Sehingga suatu saat ‘Umar mendatangi Uwais dan minta agar Uwais memintakan ampun untuknya, karena Uwais adalah seorang tabi’in yang sangat berbakti kepada ibunya, dan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa jika Uwais berdo’a, do’anya pasti dikabulkan, maka Uwaispun melakukan apa yang diminta ‘Umar.
Kemudian Umar bertanya kepada Uwais: “Anda mau pergi kemana?”
Uwais menjawab: “Kuufah”,
Umar bertanya: “Perlukah saya tulis untukmu sebuah memo kepada pegawai saya di Kufah (agar dia memenuhi kebutuhanmu -pen)?
Ia menjawab: Aku lebih senang menjadi manusia yang tidak diperhitungkan“.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Aku ingin jika manusia mempelajari ilmu ini, mereka tidak menisbatkan sedikitpun ilmu ini kepadaku” (Hilyatul Aulia, 9/118).
Sufyan Ats-Tsauri berpesan kepada saudaranya: “Waspadalah, janganlah engkau mencintai kedudukan, karena zuhud pada kedudukan itu lebih sulit dari pada zuhud pada dunia” (Hilyatul Aulia, 6/387).
Ibrahim bin Adham berkata: “Tidaklah tulus kepada Allah, orang yang mencintai ketenaran” (Hilyatul Aulia, 8/19).
Pelajaran yang bisa diambil
Pesan di atas menunjukan keutamaan “menghindari pujian”, serta tercelanya “cinta popularitas”.
Ketenaran yang tercela adalah “minta untuk terkenal”, jika ketenaran itu datang dari sisi Allah tanpa diminta, maka tidak tercela, hanya saja adanya ketenaran itu merupakan ujian bagi yang lemah imannya. (lihat: Mukhtasar Minhaj Al Qaasidin, 210).
Sumber Referensi :Menghindari Pujian dan popularitas, karya Nurrudin Abu Faynan web muslim.or

Sampai tidak tau rasanya panas matahari.




Oleh Siswo Kusyudhanto
Saking lamanya sejumlah daerah di Riau diliputi asap, sampai lupa bagaimana panasnya sinar matahari, maklum selama pagi, siang dan sore matahari seakan malu menampakkan diri, karena dia dikepung asap pekat dari segala penjuru.
Menurut class action yang diajukan sejumlah organisasi pecinta lingkungan hidup Riau kepada pemerintah Pemprov Riau disebutkan 90 persen penyebab kebakaran hutan di Riau diakibatkan oleh ulah manusia.
Sungguh benar bunyi ayat ini,
Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ
“Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” (QS. Asy-Syuuraa: 30).
Ibnu Katsiir rahimahullah menjelaskan,
وقوله وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم أي مهما أصابكم أيها الناس من المصائب فإنما هو عن سيئات تقدمت لكم ويعفو عن كثير أي من السيئات ، فلا يجازيكم عليها بل يعفو عنها، ولو يؤاخذ الله الناس بما كسبوا ما ترك على ظهرها من دابة
“Dan firman-Nya (yang artinya) dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian maksudnya wahai manusia! musibah apapun yang menimpa kalian, semata-mata karena keburukan (dosa) yang kalian lakukan. “Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” maksudnya adalah memaafkan dosa-dosa kalian, maka Dia tidak membalasnya dengan siksaan, bahkan memaafkannya. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan perbuatannya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun (Faathir: 45) (Tafsir Ibnu Katsiir: 4/404).
Sumber Referensi "Musibah adalah akibat dari dosa kita", oleh Ustadz Sa'id Abu Ukkasyah di Muslim.or

Friday, September 6, 2019

Semua sama saja ketika seseorang dalam kematian


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kalau ikut ngurusi menyelenggarakan Jenazah seperti saat ini, ada seorang tetangga wafat, kok selalu kebayang dosa dan kejahatan saya di masa lalu, semoga Allah Azza wa Jalla mengampuni dosa dan kejahatan saya sebelumnya kematian menjemput, Aamiin.
Benar kata Ustadz, sebaik-baik nasehat adalah kematian, waalahua'lam.
Kalau sudah direbahkan disitu dan kemudian dimandikan itulah akhir kisah seseorang, saat itu juga ketika sama-sama mati sebenarnya sama saja kedudukan seseorang, mereka sehebat apapun ketika masih hidup juga tidak membawa apapun kecuali jasad yang sudah terbujur kaku.
Sama saja antara orang yang berlimpah harta dan orang yang sangat miskin.
Sama saja antara seseorang orang punya mobil mewah dengan yang punya sepeda onthel.
Sama saja antara seseorang bergelar profesor dengan lulusan SD persamaan.
Sama saja antara seseorang yang punya sepatu mahal dari butik dengan pemilik sandal jepit.
Sama saja antara pemilik sampan kecil dengan pemilik kapal pesiar yang mewah.
Sama saja antara seorang jendral dan seorang kopral.
Dan seterusnya.
Yang membedakan diantara mereka cuma amal ibadahnya saja selama di dunia, waalahua'lam.
Ibnu Sammak Muhammad bin Shubaih rahimahullah berkata,
هب الدنيا في يديك ، ومثلها ضم إليك ، وهب المشرق والمغرب يجيء إليك ، فإذا جاءك الموت ، فماذا في يديك
“Anggaplah dunia ada di genggaman tanganmu dan ditambahkan yang semisalnya. Anggaplah (perbendaharaan) timur dan barat datang kepadamu, akan tetapi jika kematian datang, apa gunanya yang ada di genggamanmu?” (Siyarul A’lam An-Nubala 8/330)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﺑْﻦُ ﺁﺩَﻡَ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ – ﻗَﺎﻝَ – ﻭَﻫَﻞْ ﻟَﻚَ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺁﺩَﻡَ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻚَ ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻠْﺖَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺴْﺖَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﺖَ ﻓَﺄَﻣْﻀَﻴْﺖَ
“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja? ” (HR. Muslim no. 2958)
Riwayat yang lain,
ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﺛَﻼَﺙٌ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻰ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺲَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻰ ﺃَﻭْ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻓَﺎﻗْﺘَﻨَﻰ ﻭَﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻬُﻮَ ﺫَﺍﻫِﺐٌ ﻭَﺗَﺎﺭِﻛُﻪُ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ
“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan. ” (HR. Muslim no. 2959)
Sumber Referensi,"Menggemgam Dunia ketika mati hanya membawa Kafan", karya Ustadz Raehanul Bahraen, di web Muslim.or

Hindari perdebatan


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang ustadz menasehati, " ketika berhadapan dengan orang yang ingin diskusi dengan kita perihal agama maka lihat, apakah dia mencari kebenaran atau hanya sekedar mencari pembenaran atas kesalahannya, kalau dia memang serius mencari kebenaran lanjutkan diskusi dengan dia, dan sebaliknya ketika nampak oleh kita dia hanya mencari pembenaran atas amalannya yang salah maka segera tinggalkan, karena kita dilarang berdebat, apalagi jika sampai menyulut emosi, karena jika kita lanjutkan berdebat dengan dia kemungkinan akan mendatangkan dosa bagi kita, bahkan dapat menimbulkan permusuhan diantara kita dengannya, waalahua'lam."
Nabi Sulaiman ‘alaihis sallam berkata kepada anaknya,
يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ
“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.”
(Syu’abul Iman: 8076 Al-Baihaqi)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.”
(Shahih at-Targib wat Tarhib, jilid 1, no. 138)
Sumber Referensi "Tinggalkan debat yang tidak ada manfaatnya", karya Ustadz DR. Raehanul Bahraen di web Muslim.or

Kalau nonton bola bisa bangun tapi giliran shalat subuh malah molor


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang jama'ah bertanya kepada seorang ustadz, "Ustadz bagaimana caranya supaya saya bisa bangun pagi saat masuk subuh, karena sering saya kesiangan ketika akan shalat subuh?", Karena si ustadz nampak si penanya menggunakan kaos sebuah team sepak bola dari Eropa maka ustadz menjawab, " Usahakan melihat shalat subuh sepenting nonton bola pada dini hari, dimana antum bersemangat untuk bangun pagi hanya melihat pertandingan bola yang disiarkan secara live, bahkan antum bisa bangun pas sebelum pertandingan, harusnya seperti itu antum ketika ingin melakukan shalat fardhu subuh."
Mendengar jawaban itu si penanya mengangguk-angguk tanda memahami.
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan kehidupan dunia ini tiada lain hanyalah main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mau memahaminya? [Al-An’âm/6:32]
Jadi makin paham pentingnya sikap Zuhud dalam mendasari amal ibadah kita, hanya dengan Zuhud amal ibadah jadi mudah, yakni mengutamakan urusan akhirat daripada urusan dunia, insyaallah.
Foto baliho dakwah Toko Cahaya Sunnah area Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru.

Ini Bid'ah hasanah yaa?

Kemarin ada kejadian lucu, tetangga meninggal dunia, seperti biasanya ada tenda dan mengadakan tahlil kematian, ketika tahlilan dimulai saya pulang meninggalkan puluhan jamaah acara ini, pas sampai rumah dari speaker ada perkataan MC yang didengar istri saya dan kasih tau. lalu saya dengar sebagian, " tahlil kematian ini bukan bid'ah dholallah yaa, tapi ini adalah bid'ah hasanah", subhanaAllah, sampai segitunya memprovokasi saya, padahal saya diam saja selama ini, tidak ada pernah berkata apa2 soal amalan ini, dalam hati mau dikatakan bukan bid'ah dholallah atau dikatakan bid'ah hasanah ujungnya ya tetap bid'ah juga, dan tidak ada orang yang berani mengatakan itu amalan sunnah, karena bukan amalan sunnah, subhanaAllah.

Adil dalam poligami tidak segampang perkiraan


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa hari yang lalu bertemu seorang teman yang baru menikah dengan istri kedua beberapa bulan yang lalu, dia cerita kalau untuk bersikap adil sangat sulit dan tidak semudah bayangannya sebelumnya, dia cerita suatu hari adalah jatah waktu untuk istri pertama, secara syariat memang demikian berganti satu hari untuk satu istri, pada waktu itu dia kerja luar biasa sibuknya sampai pulang malam, pas nyampe rumah istri pertama karena kelelahan dia langsung tidur, besoknya jatah istri kedua, kok kebetulan tidak banyak kerjaan jadi dia bisa pulang cepat ke rumah istri kedua, dan ngajak jalan-jalan istri kedua ke Mal sampai malam, besoknya pas jatah istri pertama kok kebetulan banyak pekerjaan dan pulang petang, akhirnya meletus marah istri pertama, dia dimarahi habis-habisan, kata istri pertama, "pas giliran ku sibuk sampai pulang malam dan enggak sempat ngajak jalan-jalan, lah pas jatah dia(istri kedua) kok bisa jalan-jalan sampai malam pula?", Teman ini cuma diam, bingung mau ngomong apa.
Ternyata adil dalam poligami itu tidak mudah yaa.
Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya,
{فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا}
“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (QS an-Nisaa’:3

Tuesday, September 3, 2019

Puisi pendek untuk istriku



Ya dinda
Aku berpesan kepadamu agar menjaga marwahmu
tutupi auratmu yang menjadi hakku
Dengan menutupinya engkau menjaga kekasihmu juga dari dosa dan hisab akan menjagamu

Ya dinda
Ketahuilah kehidupan dunia hanya sekejap, jangan engkau serakah meraihnya sehingga melakukan kezaliman sehingga menjadi dosamu dan dosaku.

Ketahuilah dinda akhirat adalah jauh lebih utama, aku ingin duduk bersamamu disana, di surga.
Jadikan anak-anak kita sebagi penolong kita juga kelak, didiklah mereka tentang Allah dan RasulNya,

Ya dinda
aku mengandalkanmu untuk bersama meraih surga.

Pekanbaru 4 September 2019

By Siswo Kusyudhanto

Jaman dimana Hantu lebih ditakuti dari Allah Azza wa Jalla




Oleh Siswo Kusyudhanto
Akhir-akhir ini sedang viral kisah sekelompok mahasiswa yang sedang KKN dan mendapat sejumlah musibah setelah melakukan tindakan asusila disebuah desa di Jawa Timur, kisah ini ramai menjadi bahan yang dibicarakan diberbagai media online dan televisi nasional.
Akibatnya banyak orang merasa takut ketika akan berbuat asusila melihat kisah seram ini, atau mereka takut kalau berbuat asusila disembarang tempat, jangan-jangan ada hantu penunggu tempat itu yang marah dan akan mengazab mereka dikemudian hari.
Masalahnya kenapa kisah ini menjadikan banyak orang kemudian membuat hantu lebih ditakuti? Sebuah fenomena kerusakan Aqidah yang nyata, Padahal satu-satunya yang berhak ditakuti manusia terutama seorang yang mengaku Muslim adalah cuma Allah Azza wa Jalla.
Seharusnya ketika akan bertindak sesuatu yang diingat oleh kita pertama kali adalah apakah Allah Azza wa Jalla akan marah dan menurunkan azab bagi kita akan perbuatan yang akan kita lakukan, bukan hantu.
Waallahua'lam.
Allah berfirman :
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah”.[An Nahl : 99, 100].
Ibnul Qayyim menjelaskan, ketika Iblis mengetahui bahwa dia tidak memiliki jalan (untuk menguasai) orang-orang yang ikhlas, maka dia mengecualikan mereka dari sumpahnya yang bersyarat untuk menyesatkan dan membinasakan (manusia). Disebutkan dalam Al Qur`an, Iblis mengatakan.
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“Demi kekuasaanMu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlas di antara mereka”. [Shad : 82, 83]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلاَّ مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ
“Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu (Iblis) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat” [Al Hijr : 42]
Sumber Referensi"Jihad Melawan Setan", karya Ustadz Abu Muslim Al Atsyari di Al-Manhaj.or

Sunday, September 1, 2019

TIDAK ADA RASISME DALAM ISLAM




Oleh Siswo Kusyudhanto
Kalau membahas soal rasisme jadi ingat beberapa tahun yang lalu ketika sedang panas-panasnya kasus Ahok, dan Ibu Kota diserbu ribuan pendemo yang menuntut keadilan kepada penguasa atas pelecehan sang gubernur, dan bukan itu saja, di sosial media ada jutaan posting hujatan dan bahkan beberapa postingan memuat kata-kata kotor menghina etnis china, subhanaAllah.
Pada saat itu ada seorang akhwat langganan buku saya asal Jakarta yang sedang proses menjadi Muslimah dari agama sebelumnya Katolik dan kebetulan etnis china bertanya kepada saya apakah dibenarkan dalam Islam menghujat etnis tertentu? semisal menghujat etnis china, maka saya jawab tidak benar sama sekali, karena Islam itu Rahmatan lil alamin, Islam untuk alam semesta, untuk semua bangsa, Islam bukan milik etnis tertentu semisal milik suku Jawa, suku Sunda, suku Madura dan seterusnya, semua etnis dan suku di dunia ini boleh beragama Islam.
Lalu saya ceritakan kisah Malcolm X, seorang aktivis kulit hitam Islam asal Amerika Serikat, ketika masih remaja sampai dewasa beliau hidup dalam banyak kegiatan pergerakan Islam Amerika Serikat seperti Islam Nation, dan disana dia diberi pemahaman bahwa orang kulit putih sangat anti Islam, musuh Islam dan wajib diperangi dengan segala cara.
Namun pemahaman yang dianut oleh Malcolm X sejak remaja ini berubah sejak dia pergi Haji ke tanah suci, karena disana dia jumpai hampir semua suku bangsa dan semua warna kulit terlibat dalam satu ibadah yang disebut haji, mau warna kulitnya hitam legam, sawo matang sampai kulitnya putih seperti gading semua beramal ibadah sesuai syariat Islam. 
Disana Malcolm X menemui kenyataan bahwa pemahamannya selama ini keliru tentang Islam, dengan bukti itu dia jadi mengetahui Islam adalah milik semua bangsa, dan tidak ada rasisme dalam Islam, kedudukan mereka sama dalam agama ini.
Setelah mendengar cerita saya alhamdulillah teman ini hatinya menjadi tenang dan mengabaikan perkataan rasis dari postingan di sosial media juga masyarakat sekitarnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca terutama penulis, aamiin, betapa mulianya agama ini dalam menimbang kedudukan manusia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Abu Dzar,
ﺍﻧْﻈُﺮْ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣِﻦْ ﺃَﺣْﻤَﺮَ ﻭَﻻَ ﺃَﺳْﻮَﺩَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻥْ ﺗَﻔْﻀُﻠَﻪُ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ
“Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.”
(HR. Ahmad, 5: 158. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari sanad lain)
Allah menciptakan kita berbeda-beda agar kita saling mengenal satu sama lainnya. Yang membedakan di sisi Allah hanyalah ketakwaannya. Perhatikan ayat berikut:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻧَّﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺫَﻛَﺮٍ ﻭَﺃُﻧْﺜَﻰ ﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻛُﻢْ ﺷُﻌُﻮﺑًﺎ ﻭَﻗَﺒَﺎﺋِﻞَ ﻟِﺘَﻌَﺎﺭَﻓُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (Al-Hujurat: 13)
Sumber Referensi "Tidak ada Rasisme dalam Islam", karya Dr. Raehanul Bahraen di muslim.or

Aku perlu Hidayah Mu


Duhai qolbu
Yang didalamnya tersisa sedikit iman dan banyak noda serta dosa
Yang sedang lelah menghadapi dunia
Seperti sampan kecil sedang menghadapi ribuan gelombang
Datang bergulung gelombang fitnah
Dihempaskan liarnya gelombang syahwat
Diterjang derasnya syubhat
Duhai qolbu
Seperti daun kering ditengah badai angin dan debu
Tak tau arah kemana menuju
Terbawa kencangnya angin yang tidak pernah berlalu
Aku percaya diri dengan sedikit iman meminta hidayah Mu
Aku adalah hambaMu yang lemah
Ya Rabb berikan hidayah Mu
Aku tidak tau arah kemana menuju
Aku hamba yang lemah sementara Engkau Maha Kuat dan menguatkan.
Aku butuh hidayah Mu
Pekanbaru 1 September 2019
By Siswo Kusyudhanto