Friday, November 30, 2018

NASEHAT SYAIKH IBNU TAIMIYAH TERHADAP GANGGUAN ORANG LAIN


Syaikh Ibnu Taimiyah Rahimahullah memberikan beberapa nasehat untuk bersabar ketika menghadapi gangguan orang lain, diantaranya beliau mengatakan :
Dengan mengikrarkan bahwa Allah-lah yang menciptakan perbuatan para hamba-Nya; baik geraknya, diamnya, bahkan keinginannya. Maka, apapun yang dikehendaki Allah pasti terjadi, sebaliknya yang tidak Dia kehendaki takkan terjadi. Sehingga tidak ada satupun partikel di alam ini bisa bergerak, baik di alam yang atas maupun di alam yang bawah, kecuali atas izin dan kehendak-Nya. Jadi semua hamba itu hanyalah alat. Maka, lihatlah kepada Dzat yang menjadikan manusia itu mengganggumu, jangan kau lihat kelakuan (buruk) mereka terhadapmu; niscaya kamu akan menjadi tenang, tidak galau, tidak pula sedih” (Jami’ul Masa’il, 1/168).
Intinya, ketika Anda disakiti orang lain, maka ingatlah bahwa tindakan dia itu adalah bagian dari ciptaan Allah, ia tidak akan terjadi melainkan setelah diizinkan dan dikehendaki oleh Allah ta’ala.
Jika itu atas kehendak Allah, mengapa Anda galau dan sedih?! Bukankah Dia Maha Baik dan Maha mengasihi hamba-Nya. Sungguh, Dia tidaklah menginginkan dari musibah itu, melainkan kebaikan untukmu.
yang bisa membantu seseorang untuk bersabar menghadapi gangguan manusia adalah: dengan mengakui dosa-dosanya, bahwa Allah menjadikan mereka melakukan hal buruk kepadanya adalah karena dosa yang ada padanya, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Musibah apapun yang menimpa kalian, maka itu disebabkan oleh tangan-tangan kalian sendiri, padahal Dia telah banyak memaafkan“. (Asy-Syuro: 30).
Maka, apabila seorang hamba menyadari bahwa semua musibah yang dialaminya adalah disebabkan dosa-dosanya, tentu dia akan menyibukkan dirinya dengan taubat dan istighfar dari dosa-dosanya, karena itulah yang menjadi penyebab datangnya gangguan mereka terhadapanya.
Dengan begitu, dia akan terhindar dari tindakan mencela mereka, atau menyalahkan mereka, atau menjelek-jelekkan mereka. Bila engkau melihat seseorang menjelek-jelekkan manusia saat mereka menyakitinya, dan dia tidak introspeksi diri dengan menyalahkan dirinya dan beristighfar, maka ketahuilah bahwa musibahnya memang benar-benar nyata. Dan apabila hal itu menjadikannya bertaubat, beristighfar, dan mengatakan “ini memang karena dosa-dosaku”, maka musibah itu menjadi kenikmatan yang ada pada dirinya.
Sahabat Ali bin Abi Thalib –rodhiallohu’anhu– telah mengatakan pesan mutiara: “Jangan sampai seorang hamba berharap melainkan kepada Rabb-nya, dan jangan sampai seorang hamba khawatir kecuali terhadap dosanya“.
Diriwayatkan pula dari beliau dan yang lainnya: “Tidaklah musibah turun, melainkan karena sebab dosa. Dan tidaklah ia diangkat, melainkan dengan taubat“” (Jami’ul Masa’il, 1/169).
Intinya, jika Anda diganggu atau disakiti orang lain, maka ingatlah bahwa penyebabnya adalah dosa-dosa yang Anda lakukan. Oleh karenanya, tidak perlu Anda membalasnya, tapi sibukkan diri dengan banyak istighfar dan taubat, sehingga musibah itu diangkat oleh Allah ta’ala. Dengan langkah ini pula, kita bisa menjadikan musibah itu mendatangkan nikmat kebaikan.
Sumber Referensi, "Belajar Sabar bersama Syaikh Ibnu Taimiyah", karya Ustadz Dr. Musyaffa Addariny LC.MA. di muslim.or.id

BANYAK PERCERAIAN GARA-GARA SALAH PAKAI LIPSTIK


Angka perceraian di Indonesia sangat memprihatinkan seiring waktu, lihat saja makin lama secara statistik makin tinggi saja perceraian di negri ini, hal ini mungkin diakibatkan oleh budaya masyarakat kita yang semula agamis kepada gaya masyarakat urban, waallahua'lam.
Dalam sebuah kajian seorang ustadz menjelaskan kenapa perceraian tinggi di negri ini, hal ini mungkin disebabkan banyak wanita bekerja di luar rumah, mereka keluar rumah untuk mencari nafkah demi keluarga, mereka ada yang jadi kasir supermarket, sales, sekretaris dan seterusnya, dan ketika keluar rumah mereka berusaha berpenampilan menarik, mereka selalu bersolek dan kebanyakan memakai lipstik, padahal jika mereka dirumah mereka hampir tidak pernah bersolek dan menggunakan lipstik demi pasangannya..
Akibat penggunaan lipstik dan juga bersolek dilakukan wanita banyak diluar rumah ini, maka para wanita jauh lebih menarik diluar rumahnya daripada dirumah mereka sendiri, dengan demikian mudah menarik perhatian lellaki yang bukan mahram baginya, dan ujungnya terjadi banyak perselingkuhan didalam masyarakat, karena para lelaki sangat tertarik dengan wanita lain di luar rumahnya sendiri.
Maka kertika terjadi sebuah kejadian dimana pasangan kita selingkuh, yang pertama lihat pada diri sendiri, intropeksi diri, apakah kita terlihat menarik dihadapan pasangan kita?, jangan2 karena kita penampilannya sangat buruk adalah pemicu pasangan melakukan perselingkuhan. Dan ini bukan saja terjadi pada wanita, mungkin juga para lelaki yang tidak menjaga penampilan didepan pasangannya.
Waa'alahua'lam.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” [Ar-Ruum : 21]
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ النِّسَاءِ مَنْ تَسُرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ، وَتُطِيْعُكَ إِذَا أَمَرْتَ، وَتَحْفَظُ غَيْبَتَكَ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِكَ
“Sebaik-baik isteri adalah yang menyenangkan jika engkau melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi.
{Hadits shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, dari ‘Abdullah bin Salam. Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 3299).}
Sumber Referensi, "Isteri Harus Berhias Dan Mempercantik Diri Untuk Suami. Seorang Istri Tidak Boleh Menyakiti Suami", karya Ustadz Yazid Abdul Qodir Jawas di alamanhaj.or.id

UMAT MUSLIM TERCERAI BERAI KARENA BID'AH HASANAH



Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam Kitab Al Ithisham, Imam Syathibi menyebutkan bid'ah mencerai beraikan Umat Islam kedalam kelompok-kelompok kecil, dan yang paling berbahaya adalah dapat menjerumuskan sebagian umat Islam kedalam neraka.
Dalam sebuah sebuah kajian seorang ustadz menyebutkan bahwa yang menyatukan Umat Islam adalah Tauhid dan Sunnah, sementara yang memecah belah Umat Islam adalah Maksiat, Syirik dan Bid'ah.
Ini sungguhlah benar, jika pada amalan2 yang sesuai syariat Islam yakni dalam perkara yang ada dalil Sahhih dari Al-Qur'an dan Sunnah maka pada saat itulah Umat Islam bersatu, dan sebaliknya mereka terpecah belah ketika pada amalan2 yang tidak perintah dari Al-Qur'an dan Sunnah/hadist.
Umat Islam bersatu ketika mereka berada dalam amalan yang sama dan disepakati bersama seperti Shalat Fardhu, Zakat, Haji, Hari Raya Iedul Fitri, Hari Raya Adha dan seterusnya.
Sementara mereka perpecahan belah ketika pada amalan2 yang tidak ada syariatnya ada yang melakukan dan ada yang tidak melakukan seperti Tahlil kematian, Maulid Nabi, Shalawat Nariyah dan banyak lagi lainnya.
Perpecahan umat ini diawali ketika ada sebagian kelompok memahami adanya Bid'ah Hasanah, istilah ini ada termuat dalam Manakib Imam Syafi'i yang berasal dari pernyataan Harmalah bin Yahya yang mendengar Imam Syafi'i berkata adanya Bid'ah Hasanah, dan fatalnya dipahami keliru oleh para pengikutnya, akhirnya mereka membuat amalan-amalan hasil inovasi mereka dengan dasar Hasanah.
Padahal kalau menilik sejarah perjalanan hidup Imam Syafi'i belum ada satupun riwayat beliau membuat amalan yang masuk kategori Bid'ah Hasanah dan kemudian mengajak pengikutnya mengamalkannya.
Dalam sebuah kesempatan seorang ustadz menyebutkan, sejatinya pemahaman bid'ah Hasanah sangat sulit diterapkan, pertama karena agama Islam disampaikan oleh Allah Ta'ala melalui Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam sudah dinyatakan sudah sempurna dan tidak perlu lagi inovasi, lihat Al Maidah 3.
Juga siapa yang berhak menentukan ini Bid'ah Hasanah atau Bid'ah Dholallah?, Tentu tidak ada satupun orang atau ulama dimuka bumi ini yang mampu memilahnya, kalau misal itu diserahkan kepada seorang ulama maka dia akan menentukan masuk amalan Bid'ah Hasanah dan Bid'ah Dholallah berdasarkan keterbatasan keilmuannya dan budaya dimana dia tinggal, padahal setiap orang punya keilmuan terbatas dan setiap suku serta bangsa di belahan bumi ini punya kebiasaan atau istiadat yang berbeda.
Bisa jadi ada ulama menyatakan sebuah amalan adalah masuk Bid'ah Hasanah, namun ulama lainnya menyatakan amalan itu masuk Bid'ah Dholallallah atau sebaliknya. Akibatnya banyak bermunculan amalan2 baru di tengah Umat Muslim seperti sekarang ini, Umat Islam terpecah belah menjadi banyak kelompok disebabkan amalan2 bid'ah Hasanahnya yang saling berbeda satu sama lain.
Maka sebaiknya-baiknya amalan dalam agama adalah yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam dan Tampa mengurangi serta Tampa menambah kan sama sekali, karena agama Islam sudah sempurna.
Waalahua'lam.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatilah Allâh dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allâh beserta orang-orang sabar.” [Al-Anfâl/8:46]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allâh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allâh kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allâh mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allâh menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allâh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” [Ali ‘Imrân/3:103]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menafsirkan ayat ini:
Firman Allâh, “Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allâh, dan janganlah kamu bercerai berai,” Ada yang berpendapat bahwa “kepada tali Allâh” berarti kepada janji Allâh, sebagaimana firman Allâh pada ayat setelahnya:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allâh dan tali (perjanjian) dengan manusia [Ali ‘Imrân/3:112]
Sumber Referensi, "Bersatulah dan Jangan berpecah belah", karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di Almnahaj.or.id

Tuesday, November 27, 2018

ORANG YANG JAUH DARI AGAMA ADALAH ORANG YANG PALING SENGSARA


Oleh Siswo Kusyudhanto.
Agama adalah aturan yang diturunkan Allah Ta'ala untuk manusia agar hidup mereka teratur sesuai fitrahnya, agar dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya manusia berbahagia baik di dunia dan juga akhirat. 
Bahkan ketika ditimpa musibah dan kesulitan agama memberikan caranya, dan ini menjadi pembeda dalam bersikap seseorng dalam menghadapi nya.
Dalam sebuah Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah menyebutkan, " Orang yang jauh dari agama pasti hidupnya sangat sengsara, orang yang jauh dari agama pasti dia banyak mengeluh dalam hidupnya. Jika dia diberi musibah dia akan banyak mengeluh, dan ketika diberikan banyak Rizki dia Bakhil(pelit/tidak bersyukur)."
Waallahua'lam.
Allah Ta’ala dalam firman-Nya,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs At Taghaabun: 11)
Ibnu Katsir mengatakan, “Makna ayat ini: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah tersebut, maka Allah akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/137)
Sumber Referensi,"Orang Mukmin Tidak Pernah Stres", karya Ustadz Abdullah Taslim di Muslim.or.id

CANTIK tapi HARAM


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kadang kalau menyusuri jalan dan berjumpa banyak wanita cantik Tampa hijab, mungkin mereka tidak ada beban sedikitpun akan hal ini, mereka mempercantik diri hanya sekedar mendapatkan sedikit pujian bahwa dirinya cantik.
Atau sama halnya yang banyak beredar di sosial media banyak foto wanita cantik bertebaran, seakan berharap banyaknya like dan juga pujian.
Namun Tampa sadar apa yang mereka lakukan adalah ujian berat bagi para lelaki yang melihat kecantikan mereka.
Karena seperti dituturkan ulama, mata adalah jendela hati, apapu yang dilihat mata akan masuk kedalam hati seseorang, jadi apa yang dilihat oleh mata dapat memperbaiki hati atau justru malah merusak hati seseorang. Jika mata melihat sebuah kemaksiatan maka kemungkinan besar akan dapat merusak hati seseorang, dan yang terburuk memicu kemaksiat berikutnya.
Dan yang paling buruk juga adalah jika wajah cantik mereka menimbulkan syahwat bagi para lelaki, maka hal tersebut dapat menjadi dosa bagi si wanita dan lelaki yang melihatnya.
Maka cantik yang benar adalah ketika kecantikan itu dinikmati oleh orang yang halal bagi si wanita.
Waalahua'lam.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur [24] : 30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
هذا أمر من الله تعالى لعباده المؤمنين أن يغضوا من أبصارهم عما حرم عليهم، فلا ينظروا إلا إلى ما أباح لهم النظر إليه ، وأن يغضوا أبصارهم عن المحارم
“Ini adalah perintah dari Allah Ta’ala kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk menjaga (menahan) pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan atas mereka. Maka janganlah memandang kecuali memandang kepada hal-hal yang diperbolehkan untuk dipandang. Dan tahanlah pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/41)
Referensi " Menundukkan Pandangan Mata", oleh Ustadz Muhammad Saefudin Hakim di muslim.or.id

JANGAN KUATIR, DUNIA AKAN MENGIKUTI AKHIRAT


" Orang menanam Padi maka rumput akan ikut tumbuh bersama padi.
Tapi apakah Padi akan ikut tumbuh ketika kita menanam Rumput?, tentu padi tidak akan tumbuh ketika kita menanam rumput.
Demikian sifat dunia dan akhirat
Jika kita kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti
Sebaliknya jika kita mengejar dunia maka akhirat tidak akan mengikutinya."
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“
(HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani.)
Dikutip dari Ustadz Ali Ahmad bin Umar
Referensi muslim,or,id
By Siswo Kusyudhanto

CANTIK BELUM TENTU BIKIN BAHAGIA


Oleh Siswo kusyudhanto
Ada teman masih muda, dia mengungkapkan bahwa ingin menikah dengan seorang wanita yang cantik parasnya, lalu saya bilang bahwa cantiknya seorang wanita bukan jaminan kebahagiaan kita dalam mengarungi rumah tangga, lihat saja di tv banyak artis yang ganteng dan cantik rumah tangga mereka justru malah berantakan, yang benar adalah mencari wanita yang bikin kita nyaman, yakni yang bagus agamanya insyaAllah kita akan bahagia.
Lalu saya bercerita tentang pengalaman saya dulu bekerja disebuah perusahaan asing dalam bidang elektronik, sebagai kepala bagian promosi sering disibukkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan mempromosikan produk perusahaan saya.
Salah satu kesibukan saya adalah mengadakan pameran seperti di Mal dan semacamnya.
Dalam kegiatan pameran produk sering kami menggunakan tenaga Sales Promotional Girls lepas, dan kebanyakan mereka direkrut dari agen model atau event organizer rekanan kami, tentu yang kami rekrut yang berpenampilan menarik, tinggi badannya diatas rata-rata dan parasnya tentu cantik, karena kami bayar mahal untuk kecantikan mereka dengan harapan mereka dapat menarik konsumen untuk membeli produk kami.
Sebelum pameran diselenggarakan biasanya kami berikan pembekalan product knowledge/pengetahuan tentang produk kepada mereka, dan biasanya saya yang memberikan materi ini, dihadapan belasan orang model yang semuanya cantik parasnya itu saya memberikan materi sebagaimana juga kepada orang lain.
Banyak teman dari divisi lain minta tolong share nomer hp para model itu namun saya tolak, bukan apa-apa, karena meskipun sebenarnya mereka kelihatan sangat cantik namun soal akhlak dan adab kebanyakan jauh berbanding terbalik dengan penampilan mereka yang cantik itu. Kalau teman ada yang ingin mendekati para model itu kemudian saya kasih nomer hpnya ibarat saya sedang menjerumuskan teman saya, maka selalu hidarkan memberikan nomer hp mereka kepada teman.
Kadang disela istirahat pembekalan materi pengetahuan produk saya perhatikan mereka kebanyakan membicarakan gossip, membicarakan barang mahal, trend artis dan flim, bahkan ada diantara mereka juga berbicara jorok dan juga merokok, subhanallah.
Cantik memang oke, tapi bagaimana dengan adab dan akhlak?, Mengharapkan mereka dijadikan istri sama halnya mencari masalah dan kesengsaraan/tidak nyaman.
Benarlah dalam sebuah hadist bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam perintahkan pada para lelaki jika mencari istri untuk menjadikan agama sebagai pertimbangan utama, agar beruntung.
Waalahua'lam.
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda :
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (keislamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Sumber Referensi,"Memilih Pasangan Idaman", karya Ustadz Yulian Purnama di muslim.or.id

Sunday, November 25, 2018

INGAT KEMATIAN SELALU MENGINTAIMU


Oleh Siswo Kusyudhanto
Disampaikan seorang teman di Amerika Serikat beberapa hari yang lalu, ada salah satu temannya meninggal dunia diakibatkan bencana kebakaran yang meluas di negri itu, dia wafat diakibatkan menghirup karbon dioksida yang terlalu banyak dari asap kebakaran, innaillaihi wa Inna ilaihi Raji'un, semoga arwah beliau diterima disisi Allah Ta'ala, aamiin.
Makin sadar bahwa kematian demikian dekat kepada seseorang, bahkan di negara super power seperti Amerika Serikat yang dimana soal keamanan dan sistem penanggulangan bencana seperti bencana kebakaran mungkin adalah yang terbaik di dunia, namun faktanya banyak juga korban berjatuhan diakibatkan bencana kebakaran.
Makin yakin kekuasaan Allah Ta'ala terhadap kematian, tidak ada satupun yang dapat menghalangi datangnya kematian jika Allah Ta'ala sudah berkehendak.
Semoga ini menjadi pengingat kita untuk selalu menjadi kematian sebagai nasehat yang terbaik, hanya dengan mengingat kematian menjadikan kita selalu bersiap untuk menyambut nya, tentunya berusaha Istiqomah diatas amal ibadah, karena hanya itu bekal kita dalam menyambutnya, bukan harta ataupun kedudukan yang kita miliki.
Waalahua'lam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [An Nisa’:78].
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. [Al Jumu’ah:8].
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya. [Qaaf:19].
Sumber Referensi," Selalu Mengingat kematian", karya Ustadz Muslim Al Asy'ari di almanhaj.or.id

Saturday, November 24, 2018

DAKWAH DI FACEBOOK ???


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seseorang bertanya kepada Ustadz Abu Zubair Hawaary mengenai hukum internet dan juga penggunaan sosial media, kata beliau hal demikian masuk sarana, dan hukum seperti ini mengacu kepada digunakan untuk apa, beliau mengutip pernyataan Imam Syafi'i mengenai hukum pisau, suatu saat pisau dapat menjadi alat atau sarana yang berbahaya dan mendatangkan mudharat ketika digunakan untuk kejahatan seperti digunakan untuk merampok atau membunuh orang lain.
Dan sebaliknya pisau juga dapat mendatangkan mashlahat ketika digunakan untuk membantu dalam hal kebaikan, seperti memotong bahan ketika memasak makanan dan juga untuk memotong hewan ternak.
Demikian juga internet dan media sosial, dapat menjadi pisau bermata dua, runcing kebawah dan juga runcing keatas, menyimpan mashlahat sekaligus dapat mendatangkan mudharat, internet dan media sosial dapat menjadi sarana yang mendatangkan mashlahat karena digunakan untuk menebarkan kebaikan seperti menyebarkan link kajin ilmu agama, digunakan untuk menyampaikan jadwal kajian, atau juga menebarkan Nasehat yang berguna bagi orang lain. Namun internet dan sosial media dapat juga mendatangkan mudharat jika digunakan untuk menebarkan ajakan berbuat maksiat, menebarkan berita bohong/hoax, atau mengajak kepada perbuatan bid'ah dan kesyirikan.
Soal internet dan sosial media mendatangkan mashlahat atau mudharat semua tergantung dari tindakan kita dalam menggunakan nya, jika kita bijak tentu akan menggunakannya hanya dalam hal yang mendatangkan mashlahat dan menjauhi yang mendatangkan mudharat bagi diri sendiri juga orang lain.
Dalam sebuah kajian lain seorang ustadz ditanya, " apakah dakwah di medsos termasuk bid'ah?", Beliau menjawab, " media sosial atau internet masuk sarana, hukumnya sama dengan sarana lainnya seperti hp, motor, pesawat dan lainnya, bukan masuk perkara agama, sementara bid'ah yang terlarang adalah dalam hal perkara agama.
Kemudian media sosial dan semacamnya sebenarnya mirip dengan apa yang pernah diamalkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam dengan Surat Dakwah beliau.
Beliau menulis surat dakwah berisi ajakan orang-orang kafir untuk memeluk agama Islam dan disebarkan keseluruhan pelosok jazirah Arab bahkan hingga ke Romawi/Eropa.
Sifatnya hampir sama, jika Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam menulis diatas kertas atau media lainnya, kita juga menuliskan diatas media sosial dalam bentuk postingan. Dan juga surat Dakwah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam dikirim demikian juga dengan tulisan kita di media sosial juga dikirim.
Perbedaan nya mungkin hanya dari sisi teknis, jika dulu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam menulis diatas kertas atau media lainnya, kita menulis diatas hp, laptop, tab dan semacamnya. Juga jika dulu beliau mengirim surat dengan penunggang kuda namun kita cukup dengan jaringan internet.
Dan justru mungkin kita lebih baik dari beliau dalam soal menebarkan surat dakwah ini, jika dulu dijaman Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam karena terbatasnya sarana dan prasarana surat dakwah beliau hanya menjangkau Jazirah Arab dan Eropa, namun dijaman ini kita dapat mengirimkan sebuah posting dakwah jauh lebih luas lagi, berkat fasilitas jaringan internet apa yang kita kirim dapat menjangkau belahan bumi manapun.
Waalahua'lam.
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda,
أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
“Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” (HR. Muslim, no. 2363)
Selanjutnya Abu Sufyan menceritakan tentang isi surat yang
dikirim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Raja Heraclius :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ: سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ ” وَ {يَا أَهْلَ الكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لاَ نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ}
Bismillahir rahmanir rahiim…
Dari Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya
Kepada Heraclius, raja Romawi
Salaamun ‘ala manit-taba’al huda, amma ba’du
(keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk, selanjutnya)
Saya mengajak Anda dengan seruan Islam. Masuklah Islam, niscaya Anda akan selamat. Allah akan memberikan pahala kepada-Mu dua kali. Jika Anda berpaling (tidak menerima) maka Anda menanggung semua dosa kaum Arisiyin. Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS. Ali Imran: 64).
(Hadis ini diriwayatkan Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan yang lainnya.)
Sumber Referensi Rumoysho.co dan Muslim.or.id

TULISAN KECILMU BISA JADI ITU HIDAYAH BAGI ORANG LAIN


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada teman bercerita proses hijrahnya kepada Kajian Sunnah, cerita perjalanan menemukan kajian Sunnah sungguh diluar dugaan kita yang membuat kemudian dia meninggalkan pekerjaan yang sudah belasan tahun dia geluti disebabkan jenis pekerjaannya sangat dekat dengan perkara haram.
Teman itu bekerja di sebuah stasiun Televisi Nasional dan menduduki jabatan yang cukup lumayan, dan sering menayangkan berbagai kemaksiatan seperti gossip artis, konser musik yang dimana biduanita ya mempertontonkan aurat dan seterusnya.
Sebenarnya berat dia meninggalkan pekerjaan itu namun demi menyelamatkan agamanya dia tinggalkan itu semua, masyaAllah pengorbanan besar baginya.
Dia berkisah suatu hari membaca sebuah posting dari salah satu temannya tentang mendapatkan harta dari yang haram seperti stasiun televisi yang menayangkan kemaksiatan.
Gara-gara membaca posting dengan kalimat pendek tersebut, hanya beberapa baris kalimat itu namun sangat mengena kepada keadaan dirinya, membuat dia seperti diperingatkan dengan keras atas pekerjaannya. Dan posting itulah menjadi garis start baginya mulai mengenal agama Islam dengan benar, posting itu adalah titik awal dirinya hijrah kepada Kajian Sunnah.
MasyaAllah.
Jadi teringat perkataan Ustadz Abdullah Zein MA, beliau menyebutkan, kata beliau share yang bermanfaat di sosial media, siapa tau dari yang kita share meskipun mungkin sangat sederhana namun ketika dibaca oleh orang lain menjadi peringatan yang mengena baginya dan itu kemudian menjadi hidayah baginya, menjadi penyemangat bagi si pembaca memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi.
Dan yang terutama dengan posting yang bermanfaat adalah diharapkan menjadi pahala yang mengalir terus menerus bagi kita karena telah mengajak dia kepada kebaikan.
Waalahua'lam.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 2674; Abu Dawud, no. 4611; At-Tirmidzi, no. 2674; Ibnu Mâjah, no. 206; Ahmad, II/397; Ad-Dârimi, I/130-131; Abu Ya’la, no. 6489) (649) tahqiq Husain Salim Asad; Ibnu Hibbân, no. 112-at-Ta’lîqâtul Hisân; Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, no. 109
Sumber Referensi," Wajib mengajak manusia kepada kebaikan dan haram mengajak manusia kepada kesesatan", karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas, di almanhaj.or.id
Foto : posting ini yang membuat teman hijrah kepada Kajian Sunnah, semoga menjadi pahala bagi yang memposting, aamiin.

Wednesday, November 21, 2018

KENAPA JUSTRU KITA TIDAK PEDULI DENGAN KEKOTORAN AQIDAH YANG KITA MILIKI ???


Oleh Siswo kusyudhanto
Jika pada suatu saat anda merasa kehausan dan ingin meneguk segelas air, kemudian anda beranjak ke dapur dan mengambil sebuah gelas dimeja, namun setelah anda amati gelas itu ternyata dalam keadaan kotor, tentu anda akan berusaha membersihkan dulu gelas itu sebelum anda gunakan untuk menampung air yang akan anda minum, itu anda lakukan karena anda takut jika gelas yang kotor itu membawa sejumlah penyakit yang membahayakan diri anda, entah mungkin takut sakit perut dan semacamnya.
Jika dalam perkara kebersihan gelas kita begitu hati-hati harusnya dalam perkara kebersihan aqidah tauhid kita harusnya jauh lebih berhati-hati lagi, karena jika gelas yang kotor beresiko bagi kita untuk sakit didunia, sementara kekotoran aqidah kita dalam mencelakakan kita baik didunia dan akherat, dan paling buruk kekal diazab di neraka, subhanallah.
Maka wajib bagi kita selalu menjaga kebersihan Aqidah Tauhid kita dari hal-hal yang mengotorinya seperti perbuatan kemaksiatan, kebid'ahan dan paling berbahaya yakni adalah kesyirikan, karena dengan terus berhati-hati menjaga kebersihan aqidah kita akan membuat kita selamat.
Akidah yang benar merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya amalan. Hal ini sebagaimana ditetapkan oleh Allah Ta’ala di dalam firman-Nya:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. Al Kahfi: 110)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Sungguh, apabila kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)
Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan tidak akan diterima apabila tercampuri dengan kesyirikan. Oleh sebab itulah para Rasul sangat memperhatikan perbaikan akidah sebagai prioritas pertama dakwah mereka. Inilah dakwah pertama yang diserukan oleh para Rasul kepada kaum mereka; menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.
Referensi dr web muslim.or.id.co

ALHAMDULILLAH MAULID NABI TIDAK ADA DISINI



Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Firanda Adirja menyampaikan alasan kenapa sekitar makam Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam selalu siaga para tentara kerajaan Arab Saudi, kata beliau kalau makam nabi tidak dijaga tentara pasti banyak orang datang mengamalkan amalan kesyirikan seperti memohon berkah kepada kuburan nabi, mereka para tentara akan mengingatkan peziarah agar tidak mengamalkan amalan kesyirikan disekitar tempat itu.
Benar penjelasan beliau, apalagi jika masuk Bulan Robiul Awwal, dimana para pelaku kebid'ahan seperti amalan maulid nabi merayakannya, jika tidak dijaga tentara yang menghalangi pasti mereka berduyun-duyun dari berbagai penjuru dunia ke makam Nabi dan melakukan ritual yang tidak pernah diajarkan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.
Sungguh benar janji Allah Ta'ala, Kota Madinah demikian juga Kota Makkah dijamin dan dijaga oleh Allah Ta'ala langsung agar kemurnian agama Islam selalu terjaga. Wa'ahua'lam.
Tidak terbayang betapa buruknya jika kedua kota ini ditangan pelaku kebid'ahan maulid nabi, pasti mereka bikin tenda2 di Makkah dan Madinah, membawa sound speaker super besar untuk melakukan shalawat nariyah, mendatangkan biduan hadrah, melakukan lomba shalawat, joget shalawat dan seterusnya. Dan itu semua dilakukan mungkin selama sebulan penuh, subhanallah.
Alhamdulillah itu semua tidak terjadi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hari penaklukan kota Mekkah :
إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فَهُوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya kota ini (Makkah), Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat “. [HR Bukhari, no. 3189 ;Muslim, 9/128, no. 3289]
Dan Rasulullah juga bersabda tentang keutamaan kota Madinah :
إِنَّمَا الْمَدِيْنَةُ كَالْكِيْرِ تُنْفِي خَبَثَهَا وَيَنْصَحُُ طَيِّبَهَا
“Sesungguhnya Madinah ibarat pandai besi. Ia akan membersihkan semua kotoran yang ada dan akan memurnikan kebaikan-kebaikannya.”
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Bukhari {4/77-78. 8/206), ImamMuslim (9/155-156), Imam Tirmidzi (4/89-90) dan Imam Ahmad (6/184, 187, 188) melalui Abdullah bin Yazid A!-Khatami dari Zaid bin Tsabit tAt-Tirmidzi berkomentar: "Hadits ini hasan shahih."
Sumber: :Keutamaan Makkah dan Madinah, di web almanhaj.or.id

DAHSYATNYA FITNAH WANITA




Oleh Siswo Kusyudhanto
Diceritakan seorang teman, dulu pernah ada seorang akhwat minta dicarikan Ikhwan untuk menjadi pasangan hidupnya, oleh teman ini disanggupi, dia akan berjanji menjodohkan si akhwat dengan temannya yang sedang mencari istri juga.
Rupanya si akhwat ini agak jahil, begitu mendengar dari kesanggupan teman untuk mencarikan Ikhwan langsung dikirim foto wajah dirinya kepada teman saya itu, padahal sebenarnya mungkin hanya cukup informasinya latar belakang pribadi saja, ketika foto ini sampai kepada teman ternyata si akhwat ini sangat cantik wajahnya, akibatnya teman saya terfitnah syahwat, malah dia kagum kepada kecantikan wajah si akhwat, tapi tak lama dia sadar ini keliru, begitu sadar langsung dihapus foto itu dan menasehati si akhwat agar tidak mengirim foto yang kelihatan wajahnya karena yang demikian menjadi cobaan baginya, akibatnya sampai berhari-hari teman ini berusaha melupakan wajah si akhwat, dan itu menurut dia ini adalah sebuah perjuangan berat baginya.
Benar kata seorang ustadz dalam sebuah kajian, kata beliau, mungkin kita sudah terbebas dari perkara besar seperti dari perkara bid'ah dan perkara syirik, namun bisa jadi kita malah terfitnah syahwat karena wanita, karena sifat setan adalah selalu mencari jalan untuk menjebak kita agar masuk dalam perkara dosa, dan salah satu fitnah terbesar bagi seorang lelaki adalah fitnah wanita.
Waalahua'lam.
Pelajaran penting bagi para akhwat agar tidak menyebarkan foto dirinya dihadapan publik seperti sosial media, karena itu merupakan ujian berat bagi para lelaki yang bukan mahram yang melihatnya, dan yang buruk mungkin menjadi dosa bagi si akhwat dan juga lelaki bukan mahram yang melihat foto tersebut akibat timbulnya fitnah syahwat, waalahua'lam.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.
[Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 6.612), Muslim (no. 2.657 (20)), Ahmad (II/276) dan Abu Dawud (no. 2.152).]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allâh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. [an-Nûr/24:30].
Sumber Referensi :-waspadalah-terhadap-fitnah-dunia-dan-fitnah-wanita, karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di almanhaj.or id

KEBAIKAN KECIL BISA JADI DIANGGAP BESAR OLEH ORANG LAIN, BERBUATLAH KEBAIKAN SEKECIL APAPUN



Oleh Siswo Kusyudhanto
Kemarin saya mengunjungi rumah seorang teman yang sudah beberapa waktu tidak jumpa, disela-sela perbincangan dengan teman dia bercerita tentang kebaikan saya kepadanya yakni dulu saya pernah memberinya bola lampu mungkin nilainya sangat kecil bagi siapa saja, lampu itu seharga 20 ribuan, namun di mata dia sangat berarti, bola lampu pemberian saya itu dia pasang di kamar mandi, jadi setiap kali masuk kamar mandi dan memandang lampu itu dia teringat akan saya. Ketika menceritakan hal ini hampir pecah tangisan saya karena bahagia, karena kecil bagi saya demikian berartinya bagi dia, masyaAllah.
Jadi teringat kisah Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah ketika beliau di Kota Cirebon, beliau mengendarai becak, dan sesampai tujuan beliau lebihkan uang ongkosnya, harusnya ongkos naik becak cuma 10 ribu, namun beliu lebihkan menjadi 20 ribu, melihat hal ini si tukang becak sangat gembira dan berterima kasih kepada ustadz, sampai tangan ustadz diciumi oleh si tukang becak.
Kata Ustadz Armen, "begitu gembiranya si tukang becak menerima uang pemberian saya, namun sebenarnya saya lebih bergembira dari dia karena sudah memberikan sesuatu yang sangat berarti baginya".
Pelajaran penting, berbuat baiklah sekecil apapun, mungkin kebaikan kecil yang kita lakukan sangat besar bagi orang lain yang menerima nya, dan mungkin akan dikenangnya sepanjang waktu, walahua'lam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. [an-Nahl/16:128].

Monday, November 19, 2018

Dalilnya konslet hasilnya pemahamannya konslet juga.


Misal ada bilang,"Allah ada dimana-mana", kalau ditanya,"kok berdoanya menghadap keatas seakan Allah ada diatas Arsy?", Dia bingung jawab.
Misal ada orang bilang ada bid'ah Hasanah sesuai pendapat Imam Syafi'i, kalau ditanya "Amalan bid'ah apa yang pernah dikerjakan oleh Imam Syafi'i?", Dia bingung jawab, karena gak ketemu kisah Imam Syafi'i berbuat bid'ah Hasanah.
Atau ada yang bilang, "isbal boleh asal tidak sombong", kalau ditanya, "bagaimana caranya kita tau sombong atau tidak?, Karena penilai kita adalah Allah Ta'ala", dia bingung jawabnya.
Benar adanya paham yang hak pasti sesuai dengan fitrah manusia, dan tidak bikin bingung, sementara paham yang bathil membuat bingung orang yang mengikutinya, waalahua'lam.
Allah Ta'ala berfirman :
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang/memusuhi Rasul sesudah nyata baginya al-hidayah (kebenaran) dan dia mengikuti selain jalannya orang-orang mu’min, niscaya akan Kami palingkan (sesatkan) dia ke mana dia berpaling (tersesat) dan akan Kami masukkan dia ke dalam jahannam dan (jahannam) itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. [An-Nisa’/4 : 115]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah di muqaddimah kitabnya “Naqdlul Mantiq” telah menafsirkan ayat
سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ “jalannya orang-orang mu’min” (bahwa) mereka adalah para sahabat. Maksudnya bahwa Allah telah menegaskan barangsiapa yang memusuhi atau menentang rasul dan mengikuti selain jalannya para sahabat sesudah nyata baginya kebenaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah dan didakwahkan dan diamalkan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya, maka Allah akan menyesatkannya kemana dia tersesat (yakni dia terombang-ambing dalam kesesatan).
Ayat yang mulia ini merupakan sebesar-besar ayat dan dalil yang paling tegas dan terang tentang kewajiban yang besar bagi kita untuk mengikuti سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ “jalannya orang-orang mu’min” yaitu para sahabat. Yakni cara beragamanya para sahabat atau manhaj mereka berdasarkan nash Al-Kitab dan As-Sunnah diantaranya ayat di atas.
Referensi :"Beragama mengikuti para Sahabat" karya Ustadz Abdul Hakim Abdat di muslim.or.id

AGAMA DIBANGUN DIATAS ILMU


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dulu sering heran dengan semangat para ustadz membuka kelas bacaan Al-Qur'an diberbagai tempat, saya sedikit heran untuk apa?, Kenapa tidak berdakwah saja kepada masyarakat tentang Aqidah dan syariat, maklum proses belajar kelas bacaan Al-Qur'an yang lebih populer disebut Tahsin itu butuh waktu lama, bahkan seseorang sampai tingkat lancar dan tepat bacaan tajwid perlu waktu bertahun-tahun hingga benar. Bahkan konon seperti seorang ustadz yang ilmu tajwid nya bersanad untuk betulin basmalah saja perlu waktu belasan tahun hingga benar, bagaimana dengan yang awam seperti kita?.
Belakangan baru paham, selain membuka kajian Aqidah dan kajian fikih, ternyata kajian Tahsin sangatlah penting dalam mendorong tersebarnya Dakwah Sunnah.
Disebutkan seorang teman disebuah daerah bahwa hampir setengah masjid dan musholla yang ada di daerah itu imam shalat fardhu adalah para anggota kelas bacaan Tahsin yang berbasis Kajian Sunnah, mereka sering ditunjuk masyarakat sekitar untuk menjadi imam shalat fardhu karena bacaannya lancar dan tepat tajwidnya. Dengan demikian juga masyarakat sekitar masjid dan musholla menilai bahwa orang-orang yang mengikuti kajian Sunnah makin baik agamanya, dan ini daya tarik kuat bagi masyarakat luas untuk mengetahui Kajian Sunnah dan mulai mau belajar tentang dakwah ini.
Pada akhirnya dari sinilah Dakwah Sunnah terdistribusi kan, kemudian pengaruh paham Ahlu Sunnah Manhaj Salaf diperkenalkan kepada masyarakat luas.
Baru sadar bahwa membuka kelas bacaan Al-Qur'an adalah langkah cerdas dalam berdakwah. Berilmu dahulu, insyaallah banyak kebaikan akan datang.
Walahua'lam.
Abud Darda’ radhiyallaahu ‘anhu berkata :
يا حبذا نوم الأكياس وإفطارهم كيف يعيبون سهر الحمقى وصيامهم ومثقال ذرة من بر صاحب تقوى ويقين أعظم وأفضل وأرجح من أمثال الجبال من عبادة المغترين
“Duhai seandainya (kita dapatkan) tidur dan makan minumnya orang berilmu. Bagaimana bisa orang terperdaya dengan terjaganya (dalam sholat) dan puasanya orang yang bodoh. Sungguh kebaikan sebesar biji dzarrah dari orang yang bertaqwa dan yakin (berilmu) lebih agung, lebih utama, dan lebih berat timbangannya dibandingkan amalan sebesar gunung dari orang yang tertipu (orang bodoh)” (Hilyatul Awliyaa’ juz 1 halaman 211).
Sumber Referensi,"Berilmu dulu sebelum amal", Ustadz Fuad Baraba di muslim.or.id
Foto kelas Tahsin Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru

FAKTOR EKONOMI DIBALIK FITNAH WAHABI


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang ustadz pernah ditanya seorang jamaah, "Ustadz apa latar belakang muncul fitnah wahabi?", kemudian ustadz menjawab, "munculnya fitnah wahabi dilatar belakangi faktor ekonomi dan mungkin juga politik", namun ustadz tidak menjelaskan secara detail, belakangan ketika ada seorang teman agen asuransi mengeluh sulitnya menjual premi asuransi di Pekanbaru belakangan ini, sangat berbeda dengan keadaan beberapa tahun yang lalu, saya baru paham jawaban ini.
Yang dikeluhkan teman itu mungkin benar, dulu, beberapa tahun yang lalu, di Kota Pekanbaru jamaah kajian Sunnah belum begitu banyak, meskipun kajian Sunnah sudah ada namun saat itu sangat sedikit jamaahnya, dengan demikian tentu saat itu sangat sedikit penduduk Pekanbaru yang mengetahui keharaman asuransi konvensional.
Dengan merebaknya kajian Sunnah di Pekanbaru, dan tersampainya ilmu syar'i ke banyak orang membuka wawasan khalayak dalam ilmu agama, termasuk dalam ilmu Muamalah, transaksi antara halal dan riba makin jelas terlihat. Dengan demikian berangsur-asung orang yang punya ilmu Muamalah syariah mulai meninggalkan perkara2 riba. Akibatnya produk2 riba makin sulit dipasarkan ditengah masyarakat, waallahua'lam.
Dalam lingkup Nasional mungkin dampak Dakwah Sunnah sangat terlihat sebagai ancaman bagi beberapa pihak yang terusik kepentingannya.
Misal soal rokok saja, seperti dilansir oleh tempo pada Agustus 2016, penghasilan dalam satu tahun dari tiga perusahaan rokok terbesar nasional mencapai 273 trilyun rupiah, bayangkan kalau dari penduduk Muslim di Indonesia yang jumlahnya sekitar 206 juta, setengahnya berpaham Ahlu Sunnah Manhaj Salaf, dan sekitar setengahnya tidak merokok, maka perusahaan besar itu akan tutup, para petani tembakau akan gulung tikar, cukai rokok/pajak akan turun drastis, dan seterusnya.
Atau juga misal dakwah ini berkembang dan semua Umat Muslim adalah jamaah kajian Sunnah maka industri riba akan gulung tikar, karena akad kredit yang mayoritas adalah riba di Indonesia sangat besar, menurut laporan Bank Indoneisa volume kredit di negri ini sekitar 451 trilyun rupiah pertahun, jika banyak umat Muslim meninggalkan hal yang berkaitan dengan riba yakinlah bank-bank akan tutup, leasing akan tutup dan seterusnya.
Juga soal musik, jika Muslim di Indonesia aktif duduk di kajian Sunnah lalu tiba-tiba mereka sepakat mengharamkan musik dalam kehidupan sehari-hari, dan mereka berusaha menjauhi apapun yang berkaitan dengan musik maka industri yang berkaitan dengan musik, mulai orgen tunggal di kampung2 akan sepi orderan karena tidak ada acara dalam masyarakat menggunakan musik, tiket-tiket konser musik gak laku, tempat karaoke dan diskotik akan gulung tikar, dan seterusnya. Padahal industri musik di Indoneisa menyangkut uang yang sangat besar.
Juga misal mayoritas Muslim di negri ini tiba-tiba sepakat menjauhi perkara2 bid'ah, maka tentu tidak ada lagi undangan kepada kyai dan habib untuk memimpin peringatan Maulid Nabi, tidak lagi kyai diundang untuk memimpin tahlil kematian, dan seterusnya, akibatnya tentu tidak ada amplop bagi mereka yang diundang.
Juga jika sebagian Muslim di Indonesia tiba-tiba menjauhi ngalap berkah dan semacamnya, karena sejak mereka ngaji Sunnah tau perkara seperti itu dekat dengan perkara syirik yang dilarang Allah dan RasulNya, tentu industri yang berkaitan wisata ngalap berkah akan terganggu, seperti penyedia jasa Bus Wisata, tukang jualan kembang dan alat ziarah, dan seterusnya.
Dan masih banyak lagi aspek lain soal ekonomi dan politik yang akan terusik dengan makin berkembangnya Dakwah Sunnah di negri ini.
Makanya aneh kalau sebagian orang selalu menyuarakan kesesatan Wahabi dengan alasan aqidah, karena kalau tinjauannya Aqidah tentu orang Syi'ah atau Nasrani jauh lebih sesat lagi, orang Syi'ah mencaci maki orang yang disucikan oleh mayoritas Ahlu Sunnah seperti mereka mencaci serta melaknat Aisyah Radhliyaa Anhaa yang merupakan ibu dari kaum Mukminin, bahkan oleh orang Syi'ah dianggap sebagai pelacur, subhanaallah. Demikian juga Nasrani mengatakan Allah punya anak padahal Islam jelas menyatakan Allah Ta’ala adalah Esa/Tunggal, bahkan Nasrani berani menargetkan dalam usaha memurtadkan umat Muslim dinegri ini, yakni pada th. 2035 penduduk Indonesia 50% adalah Nasrani. Anehnya sangat sedikit orang dari kalangan Umat Muslim yang menyuarakan kesesatan Syi'ah dan Nasrani, kenapa selalu wahabi yang selalu jadi sasaran?, tentu ada motif lain selain dari sudut Aqidah, coba kita berfikir sejenak tentang hal tersebut, keep smart.
Waallahua'lam.

Sunday, November 18, 2018

TERUS YANG TIDAK SESAT SEPERTI APA?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada seorang teman yang awam mengatakan, "adikku yang perempuan sejak sering dengar kajian Ustadz yang kebanyakan lulusan Universitas Islam Madinah itu dia sekarang jadi sesat", astaghfirulloh!, lalu saya tanya, " memang sesatnya dimana yaa?", Lalu dia jelaskan, " sejak sering dengar kajian mereka dia jadi pakai hijab lebar dan bercadar kayak ustadzah aja, lalu dia tidak mau lagi ikut acara desa seperti sedekah bumi, maulid nabi, Larung sesaji dan seterusnya katanya itu amalan bid'ah dan syirik. Juga sejak dengar kajian itu dia gak mau meneruskan kredit motornya alasannya itu riba."
Lalu saya bilang,"bukannya itu bagus?", Di malah marah, "itu bukan bagus, tapi sesat!!!".
Subhanallah.
Jika seseorang berusaha mengikuti syariat Allah Ta'ala dan RasulNya, seperti menjauhi maksiat, riba, bid'ah dan syirik dianggap sesat, terus yang tidak sesat seperti apa?.
Ini mungkin gambaran keadaan agama kebanyakan dikalangan Umat jaman ini, sesat dan tidak sesat bukan diukur dari dalil Sahhih, tapi tolak ukurnya selera masing-masing, baik dan buruknya sesuatu diukur dari kepentingan pribadi bukan apa kata Allah Ta'ala dan RasulNya.
Jadi ingat perkataan Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah, kata beliau jaman ini mungkin seperti yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam, yakni jaman dimana kebodohan merajalela dikalangan umat Muslim, dimana baik dan buruk hanya mengikuti syahwat, padahal dalam beragama yang benar adalah didasarkan kepada ilmu yang bersumber dari Al-Qur'an dan As Sunnah, sehingga dalam beramal mengikuti ketentuan dari Allah Ta'ala dan juga RasulNya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Sebagian di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, khamr ditenggak, dan perzinaan merebak.”
(HR. Bukhari dalam Kitab al-’Ilm[80] dan Muslim dalam Kitab al-’Ilm [2671])
Di dalam riwayat Ahmad dan Thabrani dari jalan Abu Umamah radhiyallahu’anhudisebutkan bahwa ketika Hajjatul Wada’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ambillah ilmu sebelum sebelum ia dicabut atau diangkat.” Maka ada seorang Badui yang bertanya, “Bagaimana ia diangkat?”. Maka beliau menjawab, “Ketahuilah, hilangnya ilmu adalah dengan perginya (meninggalnya) orang-orang yang mengembannya.” (lihat Fath al-Bari [1/237-238])
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata
, “… Kebutuhan kepada ilmu di atas kebutuhan kepada makanan, bahkan di atas kebutuhan kepada nafas. Keadaan paling buruk yang dialami orang yang tidak bisa bernafas adalah kehilangan kehidupan jasadnya. Adapun lenyapnya ilmu menyebabkan hilangnya kehidupan hati dan ruh. Oleh sebab itu setiap hamba tidak bisa terlepas darinya sekejap mata sekalipun. Apabila seseorang kehilangan ilmu akan mengakibatkan dirinya jauh lebih jelek daripada keledai. Bahkan, jauh lebih buruk daripada binatang di sisi Allah, sehingga tidak ada makhluk apapun yang lebih rendah daripada dirinya ketika itu.” (lihat al-’Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu, hal. 96)
Sumber Referensi: "Kemuliaan Ilmu dan Ulama", karya Ari Wahyudi di muslim.or.id