Friday, October 2, 2020

Pentingnya mengucapkan "InsyaAllah"

 


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dikisahkan seorang ustadz dalam sebuah kajian, beliau menjelaskan pentingnya mengatakan "InsyaAllah(jika Allah menghendaki)" ketika belum terjadi sebagai amalan kita beriman terhadap takdir.
Suatu hari beliau diundang kesebuah kajian khusus Muslimah, dengan mengendarai mobilnya beliau menuju tempat kajian yang sudah ditetapkan, ketika sedang mengendarai mobil di jalanan ustadz ditelpon panitia, mereka menanyakan kapan sampai ditempat kajian karena jamaah sudah ramai berkumpul menunggu materi yang akan disampaikan, " ustadz ini jamaah sudah ramai menunggu kedatangan ustadz, kapan kira-kira sampai di sini?", dan ustadz yang sedang dijalan kira2 tinggal dua blok lagi atau sekitar 500 meter dengan sangat yakin mengatakan tampa mengucapkan insyaAllah, " kira-kira 2 menit lagi saya sampai dilokasi kajian", dan panitia yang mendengar jawaban ustadz senang karena sebentar lagi kajian akan segera dimulai. Tapi beberapa detik kemudian tiba-tiba dari arah depan seorang pengendara motor yang ngebut terjatuh dan saking kerasnya motornya masuk ke kolong mobil ustadz. Akibatnya tentu ustadz menghentikan mobilnya, turun melihat apa yang sebenarnya terjadi, kemudian membantu si pengendara motor mengantar ke klinik kesehatan terdekat. Akibat kejadian ini ustadz sampai di kajian molor 40 menit dari perkiraan yang dua menit sebelumnya.
Ustadz baru sadar bahwa ada yang salah ketika dia menjanjikan sampai lokasi kajian dua menit, ternyata menit berikutnya setelah ucapannya itu rupanya Allah berkehendak lain, dia sampai lokasi jauh dari waktu yang diperkiraan, disini pelajaran pentingnya percaya takdir Allah Ta'ala, menit demi menit, atau bahkan detik demi detik hanyalah kekuasaan Allah Ta'ala, waallahua'alam.
Nabi Sulaiman pernah bersumpah, bahwa dalam satu malam beliau akan menggilir (untuk berhubungan badan) dengan sekian puluh istrinya (sebagian riwayat menyatakan 100 atau 99, sebagian lagi 90, sebagian lagi menyatakan 70, sebagian lagi menyatakan 60), dan hasilnya diharapkan semua istri itu akan melahirkan anak-anak tangguh menjadi pasukan yang akan berjihad di jalan Allah. Satu Malaikat mengingatkan agar beliau mengucapkan InsyaAllah. Namun, qoddarallah Nabi Sulaiman tidak mengucapkannya. Hingga akhirnya ketika Nabi Sulaiman melakukan hal itu ternyata yang hamil hanya satu istri dan itupun melahirkan setengah manusia. Hal ini disebutkan dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim.
قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَام لَأَطُوفَنَّ اللَّيْلَةَ بِمِائَةِ امْرَأَةٍ تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ غُلَامًا يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ لَهُ الْمَلَكُ قُلْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فَلَمْ يَقُلْ وَنَسِيَ فَأَطَافَ بِهِنَّ وَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إِلَّا امْرَأَةٌ نِصْفَ إِنْسَانٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمْ يَحْنَثْ وَكَانَ أَرْجَى لِحَاجَتِهِ
Sulaiman bin Dawud alaihimassalaam berkata: Sungguh aku akan berkeliling (menggilir) 100 istriku malam ini, sehingga tiap wanita akan melahirkan anak yang akan berjihad di jalan Allah. Kemudian satu Malaikat mengucapkan kepada beliau: Ucapkan Insya Allah. Tapi Nabi Sulaiman tidak mengucapkan dan lupa. Kemudian beliau berkeliling pada istri-istrinya, hasil selanjutnya tidak ada yang melahirkan anak kecuali satu orang wanita yang melahirkan setengah manusia. Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam bersabda: Kalau Nabi Sulaiman mengucapkan Insya Allah, niscaya beliau tidak melanggar sumpahnya, dan lebih diharapkan hajatnya terpenuhi (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, lafadz hadits sesuai riwayat al-Bukhari).
Dalam hadits ini terkandung beberapa faidah penting bahwa ucapan InsyaAllah jika disebutkan dalam sumpah, kemudian ternyata tidak tercapai, maka orang itu tidak dianggap melanggar sumpah. Faidah berikutnya, ucapan InsyaAllah adalah memudahkan agar hajat terpenuhi.
Karena itu Allah berikan bimbingan adab kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam agar janganlah beliau mengucapkan: Aku akan melakukan ini besok. Dengan memastikan. Kecuali jika beliau mengucapkan InsyaAllah.
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (23) إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا (24)
Dan janganlah sekali-kali engkau mengucapkan : Sesungguhnya aku akan melakukan hal itu besok. Kecuali (dengan mengucapkan) InsyaAllah. Dan ingatlah Tuhanmu ketika engkau lupa. Dan Ucapkanlah: Semoga Tuhanku memberikan petunjuk pada jalan terdekat menuju hidayah (Q.S al-Kahfi ayat 23-24).
Sumber Referensi quransunnah.wordpress