Tuesday, April 11, 2017

Hidayah hanya milik orang yang ikhlas kepada Allah dan RasulNya.


Kalau diskusi dengan seseorang setelah disampaikan dalil sahhih dari Alquran dan Hadist, meskipun sudah dijelaskan panjang lebar, disampaikan puluhan ayat dan hadist beserta penjelasan para ulama besar tentang perkara yang berkaitan dengan yang didiskusikan, namun seperti tidak paham atau pura-pura tidak paham, dan masih kukuh pada pendapat ulamanya saja hal ini bikin sedih. Jadi ingat kata Ustadz Maududi Abdullah, kata beliau, "bagi siapa saja para pencari hidayah maka wajib baginya meninggalkan sikap fanatik kepada kelompoknya, wajib meninggalkan fanatik kepada ulamanya dan meninggalkan sikap fanatik kepada ajaran nenek moyangnya. Kenapa harus demikian?, karena seseorang yang yang masih fanatik kepada kelompok, ulama dan kebiasaan nenek moyang akan sulit menerima nasehat, dia akan cenderung menolak nasehat meskipun disertai dalil sahhih sekalipun. Maka hidayah hanya untuk orang yang mendahulukan pendapat Allah Azza Wajalla dan RasulNya dari pendapat dirinya, waallahua'lam."
Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat:1)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma dalam riwayat ‘Ali bin Abu Thalhah berkata, “Janganlah kalian mengatakan sesuatu yang menyelisihi Al Kitab dan As Sunnah”
Dalam riwayat ‘Athiyyah Al ‘Ufi, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “ Allah melarang kalian berbicara mendahului kalam Allah”
Imam Mujahid rahimahullah berkata, “Janganlah kalian berfatwa tentang suatu perkara mendahului Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai Allah memutuskan perkara tersebut melalui lisan beliau”
Imam Al Hasan rahimahullah berkata, “Mereka adalah sekelompok kaum yang menyembelih pada saat hari raya kurban sebelum Nabi melakukan shlat Idul Adha. Kemudian Nabi memerintahkan mereka untuk mengulang menyembelih hewan kurban.”
Imam Adh Dhahak rahimahullah berkata, “ Janganlah memutuskan sesutau selain Allah dan rasul-Nya dalam urusan syariat agama kalian”
Ibnu Zaid rahimahullah berkata, “ Jangnalah memutuskan sesuatu selain Allah dan rasul-Nya”
Imam Sufyan rahimahullah berkata, “ Janganlah memutuskan sesuatu kecuali Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam”
Seluruh penjelasan ulama di atas benar. Perbedaan yang ada hanyalah perbedaan redaksi, namun maknanya tidak saling kontradiksi. Semuanya memiliki makna yang sama, dan makna ayat mencakup seluruh penjelasan di atas.
Referensi dr artikel "Larangan mendahului Allah dan RasulNya", karya Dr Adika Minaoki di muslim.or.id.co

No comments:

Post a Comment