Monday, April 17, 2017

Dalam ibadah tidak cukup yakin benar.


Dalam sebuah kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah mengatakan, "dalam ibadah agar tidak sia-sia dan ada harapan diterima oleh Allah Azza Wajalla tidak cukup dengan modal apa yang dilakukan yakin adalah baik dan benar, namun dalam amal ibadah yang kemungkinan diterima oleh Allah Azza Wajalla adalah mengikuti syariat yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alihi wasallam, karena hanya beliau yang tau bagimana beramal ibadah yang benar. Misal ada anak muda yang tenaganya kuat dan merasa shalat subuh 2 rakaat itu sangat ringan, kemudian dia merasa shalat subuh 3 rakaat lebih baik karena lebih banyak rakaatnya, dan kemudian dia melakukan shalat subuh 3 rakaat, tentu amalannya tidak akan diterima karena contohnya adalah 2 rakaat bukan 3 rakaat. Demikian juga dalam hal yang lain jika berkaitan dengan amal ibadah sepatutnya kita mencontoh yang sudah diciontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alihi wassallam agar amal ibadah kita tidak sia2, agama ini sudah disampaikan beliau dengan sangat sempurna."
Perhatikan firman Allah Ta’ala ini:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Maidah: 3)
Allah Ta’ala berfirman:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Allah itu takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa azab yang pedih” (QS. An Nuur: 63)
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang datang dari Rasulullah, maka ambilah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya” (QS. Al Hasyr: 7)
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan berasal dari urusan (agama) kami, maka amalan itu tertolak” (Muttafaq ‘alaihi)
Sumber referensi, "tidakkah anda takut berbuat bid'ah?", karya Yulian Purnama di web muslim.or.id

No comments:

Post a Comment