Thursday, September 29, 2016

Jangan dzalimi anak-anak kita

MasyaAllah kalau baca kitab2 karya Syaikh Ibnul Qoyyim Al Jauziyah kadang bikin kagum, seperti ini misal, ucapan beliau sudah ada sebelum hp android hadir, sebelum ps3 hadir, sebelum led smart hadir, sebelum motor sport ada, sebelum sosial media merajalela dst., jangan bilang kasih sayang diartikan sama dengan mendzalimi anak2 kita.

Agama tidak dibangun dengan akal, tapi diatas dalil sahhih.


Melihat beberapa video di youtube seorang kyai yang berdakwah dengan musik gamelan, dan terkenal dengan istilah2 anehnya serta selalu berargumen berlandaskan akalnya, serta juga terasa miskin dalil, jadi prihatin melihatnya. Itu mantan idola saya dulu, sewaktu masih mengagungkan akal semata, ternyata keindahan akal itu sebuah kebohongan yang nyata, tipu mushlihat setan, karena agama yang haq bukan di bangun diatas akal, tapi diatas dalil sahhih. Semoga dia dan saya mendapat hidayah dari Allah, agar mengetahui jalan mana yang haq, Aamiin.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya:
“Katakanlah : ‘sesungguhnya aku memberi peringataan kepada kalian dengan wahyu". (QS. Al Anbiya : 45).
"Dan tiadalah yang diucapkannya (Nabi) itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)".(QS. An Najm :3-4)
"Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat." (QS. Saba' : 50)
Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu berkata:
“Seandainya agama ini dengan akal maka tentu bagian bawah khuf lebih utama untuk diusap daripada bagian atasnya. Dan sungguh aku melihat Rasulullah mengusap bagian atas khuf-nya.”
[Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud di dalam Sunan-nya no. 162. Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i rahimahullah berkata di dalam kitab Al-Jami’us Shahih Mimma Laisa fish Shahihaini (1/61) Bab Ma Ja’a Fi Dzammi Ra’yi (Bab Tercelanya Mengutamakan Akal Pikiran): “Riwayat ini shahih.” Para perawinya adalah perawi kitab Shahih kecuali Abdu Khair, namun dia ditsiqahkan oleh Ibnu Ma’in sebagaimana dinukilkan di dalam kitab Tahdzibut Tahdzib, juga di riwayatkan oleh Abu Dawud dishahihkan As-Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud no:162].
Hujjah yang paling baik tentang bolehnya mengusap di atas khuf ialah riwayat Imam Muslim, dari Al-A'Masy dari Ibrahim dari Hammam berkata, "Jarir kencing kemudian berwudhu' dan mengusap di atas kedua khufnya. Lalu ia ditanya, 'Kamu melakukan ini?' Jawabnya, 'Ya,' (karena) saya pernah melihat Rasulullah saw. kencing lalu berwudhu' dengan mengusap di atas kedua khufnya."?
Al-A'masy bertutur bahwa Ibrahim menegaskan, "Adalah para ulama terkagum oleh hadits ini, karena Jarir masuk Islam setelah turunnya surah al-Maaidah." (Shahih: Mukhtashar Muslim no:136, Muslim I:227 no:272 dan Tirmidzi I:63 no:93).

Islam liberal adalah musuh yang nyata bagi Islam.


Membaca fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh rombongan warung liberal bikin sering istighfar, maklum fatwanya bertolak belakang dengan nash Alquran dan hadist sahhih, semisal mereka mengatakan hubungan sex sejenis itu tidak menyalahi syariat karena keinginan sex itu given Allah, pemberian Allah, astaghfirulloh!. Atau hukum berhijab itu hanya berlaku di jazirah Arab saja, dan Islam bukan arabpisasi, maka gak perlu mengikutinya, astaghfirulloh!, atau juga hukum potong tangan bagi pencuri hanya berlaku dijaman nabi dan para sahabat, dan itu tidak berlaku dijaman ini, astaghfirulloh!.
Jadi ingat perkataan Ustadz Firanda Adirja MA ketika mengisi tabligh akbar di UGM beberapa bulan yang lalu, "mereka kaum liberal adalah musuh nyata bagi umat muslim, karena fatwa mereka berlawanan dengan syariat Allah dan RasulNya. Mereka mengatakan Islam adalah kebebasan, padahal Islam jelas artinya bukan bebas semaunya, namun ada aturan-aturan yang menjadi petunjuk bagi umat manusia agar menjadi lebih baik, agama Islam didesain sedemikian rupa demi kebaikan umat manusia. Misal mereka kaum liberal mengatakan hubungan sex sejenis itu sah saja, itu pemberian Allah, ini jelas berlawanan dengan dalil sahhih baik dari ayat Alquran dan hadist sahhih. Allah mendatangkan azab yang keras kepada kaum Luth karena melakukan hubungan homosexual diantara mereka, demikian juga dalam hadist nabi, beliau perintahkan membunuh kedua lelaki yang melampiaskan syahwatnya diantara mereka, binatang saja tidak mau berhubungan sex dengan sejenis, masa manusia mau?, jika mau melakukan itu artinya dirinya lebih rendah dari binatang. Juga misal mereka mengatakan nikah beda agama tidak ada pelanggaran syariat, karena cinta dapat datang pada siapa saja dan kepada siapa saja, dan banyak lagi fatwa nyeleneh dari kaum liberal. Paham ini jika diterapkan dimasyarakat kita maka yang terjadi adalah kerusakan tatanan sosial, maka akan muncul pengikut faham gay dimana-mana, aksi pedofilia akan bermunculan, kekerasan sex pada anak akan merajalela. Dimana-mana wanita mengumbar auratnya karena mereka tidak mau berhijab, mereka menganggap hijab itu budaya arab, maka pelecehan sex akan terjadi dimana-mana, dan banyak kerusakan sosial yang bakal terjadi di masyarakat karena paham mereka.
Jika mereka fair dan mengagungkan kebebasan berfikir harusnya mereka mengkritisi negara2 barat yang tingkat kriminilitasnya merajalela, pembunuhan, pencurian, pemerkosaan terjadi setiap detik dan menit disana. Kenapa mereka kritis ke negara2 Islam seperti Arab Saudi yang sudah menjalankan syariat Islam dengan baik, dan keadaannya sudah baik-baik saja.
Jauhi paham liberal, sejatinya mereka musuh yang nyata bagi agama Islam".

Pengertian anak yatim dan kedudukannya dalam islam

Siapakah yang dimaksud dengan anak yatim? Apakah perbedaan antara anak yatim dan anak piatu? Lalu bagaimana dengan anak yatim-piatu? Secara bahasa “yatim” berasal dari bahasa arab. Dari fi’il madli “yatama” mudlori’ “yaitamu” dab mashdar ” yatmu” yang berarti : sedih. Atau bermakana : sendiri. Adapun menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadits yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seorang disebut yatim, Ibnu Abbas menjawab: وكتبت تسألنى عن اليتيم متى ينقطع عنه اسم اليتم ، وإنه لا ينقطع عنه اسم اليتم حتى يبلغ ويؤنس منه رشد ( رواه مسلم ) Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu, sesungguhnya predikat itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam bahasa Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh Ibunya, dan anak yatim-piatu : anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya. Didalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang wajar yang masih memiliki kedua orang tua. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa. Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah ini. Secara psykologis, orang dewasa sekalipun apabila ditinggal ayah atau ibu kandungnya pastilah merasa tergoncang jiwanya, dia akan sedih karena kehilangan salah se-orang yang sangat dekat dalam hidupnya. Orang yang selama ini menyayanginya, memperhatikannya, menghibur dan menasehatinya. Itu orang yang dewasa, coba kita bayangkan kalau itu menimpa anak-anak yang masih kecil, anak yang belum baligh, belum banyak mengerti tentang hidup dan kehidupan, bahkan belum mengerti baik dan buruk suatu perbuatan, tapi ditinggal pergi oleh Bapak atau Ibunya untuk selama-lamanya. Betapa agungnya ajaran Islam, ajaran yang universal ini menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat tinggi, Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka. Banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat Al-Ma’un misalnya, Allah swt berfirman: (( أرأيت الذي يكذب بالدين ، فذلك الذي يدع اليتيم ، ولا يحض على طعام المسكين )) . “Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin “ {QS. Al-ma’un : 1-3} Orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada fakir miskin, dicap sebagai pendusta Agama yang ancamannya berupa api neraka Dalam ayat lain, Allah juga berfirman : (( فأما اليتيم فلا تقهر ، وأما السا ئـل فلا تنهر )) “Maka terhadap anak yatim maka janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap pengemis janganlah menghardik”.{QS. Ad-Dhuha : 9 – 10 ) Sedangkan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang keutamaan mengurus anak yatim diantaranya sabda beliau : أنا وكافل اليتيم فى الجنة هكذا وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئا (رواه البخاري ، كتاب الطلاق ، باب اللعان ) Aku dan pengasuh anak yatim berada di Surga seperti ini, Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah-nya dan beliau sedikit merengganggangkan kedua jarinya Dan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : عن ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم قال ” من قبض يتيما من بين المسلمين إلى طعامه وشرابه أدخله الله الجنة إلا أن يعمل ذنبا لا يغفر له ( سنن الترمذي ) Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim diantara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni. Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. hadits yang berbunyi : عن أبي هريرة أن رجلا شكا إلى النبي صلى الله عليه وسلم قسوة قلبه فقال إمسح رأس اليتيم وأطعم المسكين (رواه أحمد ) Dari Abu Hurairoh, bahwa seorang laki-laki mengadu kepada Nabi saw akan hatinya yang keras, lalu Nabi berkata: usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin Dan hadits dari Abu Umamah yang berbunyi : عن أبى أمامة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من مسح رأس يتيم أو يتيمة لم يمسحه إلا لله كان له بكل شعرة مرت عليها يده حسنات ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم عنده كنت أنا وهو فى الجنة كهاتين وقرن بين أصبعيه (رواه أحمد ) Dari Abu Umamah dari Nabi saw berkata: barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia disurga seperti ini, beliau mensejajarkan dua jari-nya. Demikianlah, ajaran Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada anak yatim dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik dan memuliakan mereka. . Kemudian memberi balasan pahala yang besar bagi yang benar-benar menjalankannya, disamping mengancam orang-orang yang apatis akan nasib meraka apalagi semena-mena terhadap harta mereka. Ajaran yang mempunyai nilai sosial tinggi ini, hanya ada didalam Islam. Bukan hanya slogan dan isapan jempol belaka, tapi dipraktekkan oleh para Sahabat Nabi dan kaum muslimin sampai saat ini. Bahkan pada jaman Nabi saw dan para Sahabatnya, anak-anak yatim diperlakukan sangat istimewa, kepentingan mereka diutamakan dari pada kepentingan pribadi atau keluarga sendiri. Gambaran tentang hal ini, diantaranya dapat kita lihat dari hadits berikut ini : عن ابن عباس قال لما أنزل الله عز وجل ( ولا تقربوا مال اليتيم إلا بالتى هي أحسن ) و (إن الذين يأكلون أموال اليتامى ظلما) الأية انطلق من كان عنده يتيم فعزل طعامه من طعامه وشرابه من شرابه فجعل يفضل من طعامه فيحبس له حتى يأكله أو يفسد فاشتد ذلك عليهم فذكروا ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم فأنزل الله عز وجل (ويسألونك عن اليتامى قل إصلا ح لهم خير وإن تخالطوهم فإخوانكم) فخلطوا طعامهم بطعامه وشرابهم بشرابه Dari Ibnu Abbas, ia berkata : ketika Allah Azza wa jalla menurunkan ayat “janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang hak” dan “sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan dzolim” ayat ini berangkat dari keadaan orang-orang yang mengasuh anak yatim, dimana mereka memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu, minuman mereka dan minuman anak itu, mereka mengutamakan makanan anak itu dari pada diri mereka, makanan anak itu diasingkan disuatu tempat sampai dimakannya atau menjadi basi, hal itu sangat berat bagi mereka kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah saw. Lalu Allah menurunkan ayat “dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim. katakanlah berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik, dan jika kalian bercampur dengan mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu” kemudian orang-orang itu menyatukan makanan mereka dengan anak yatim.

dikutip dr yayasan Al Muzzaki

GROUP WA MANHAJ SALAF INDONESIA


Group2 Kajian WA, Belajar Islam Via WhatsApp untuk Muslimin dan Muslimah 1. Group WA BIAS, pemateri Ustadz Firanda, Ustadz Abdullah Roy, Ustadz Fauzan, +6282226215000 2. Group WA Majelis Hadits, bersama Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, dafar ke no.+6282225243444 3. Group WA Kajian Kitab Tazkiatun Nufus, brsama Ustadz Tauhidin Abu Rusli Sahal, +6285865327524 4. Group WA Khusnul Khotimah (MTDHK), brsm Ustadz Abdullah Hadromi, +6283848104654 5. Group WA Radio Suara Al Iman Surabaya, 087770000846 6. Group WA Al-Sofwa, +6281333633382 7. Group WA Pojok Yg Haus Ilmu, brsm Ustadz Abdurrahman Ayub Abu Aminah, +6281310144169 8. Group WA Indinesia Bertauhid, brsm Ustadz Rahaenul Bahraen, +628986016060 8⃣ Bismillaah. Assalaamu'alaykum Ikhwaani fiddin rahimakumullaah... Bergabunglah bersama Group WA: "Materi Dakwah WhatsApp" Pembina: Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafizhahullah Persyaratan Group "Materi Dakwah WhatsApp": 1. Memiliki Group WA untuk menyebarkan kembali. 2. Demi kenyamanan bersama, tidak boleh posting atau komen di Group "Materi Dakwah WhatsApp" selain Admin. 3. Apabila ada saran atau pertanyaan silakan kirim ke Admin via Japri. Untuk bergabung ketik: Nama Diri, Nama Group WA yang dimiliki, Alamat, L/P. Kirim via WA ke: 085256842111. Semoga Allah ta'ala memudahkan kita untuk menuntut ilmu yang bermanfaat melalui Group ini, dan dapat kita amalkan serta dakwahkan dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga memperberat timbangan kebaikan kita di hari kiamat. Allaahumma aamiin. ✅✅ Kumpulan Group WA Bermanfaat Buat Akhwat, Buruan Daftar... 1. "Silsilah Durus Linnisa" (Pembimbing: Ustadz Fauzan al-Kutawy) -Ketik: #nama#kota -Kirim ke: 089688865305 2. "Syiar Tauhid" -Ketik: daftar#nama#asal -Kirim ke 2 nomor ini: 089655088805 dan 081315544102 3. "Madrosah Sunnah" (Pembimbing: Ustadz Bambang Abu Ubaidillah) -Ketik: nama(spasi)asal -Kirim ke: 08195530002 4. "Studi Ilmu Aqidah" (Pembimbing: Ustadz Sofyan Chalid) -Ketik: SIAQ#nama#kota -Kirim ke 2 nomor ini: 082333872239 dan 081935699313 5. "Ayo Berbagi Faedah" -Ketik: Daftar#nama#alamat#no WA -Kirim ke: 08156712651 6. "Mahasiswi Ahlussunnah" (Pembimbing: Ustadz Bambang Abu Ubaidillah) -Ketik: nama#asal#jurusan#universitas#semester -Kirim ke: 082393134148 7. "Ahlussunnah Mengajar" -Ketik: nama#asal#sekolah tempat mengajar#mata pelajaran yang diajarkan -Kirim ke: 089693722513 8. "CatatanPinggirUkhuwah" -Ketik: nama#asal -Kirim ke: 089693722513

MasyaAllah, Syaikh Ibnul Qoyyim Al Jauziyah

MasyaAllah kalau baca kitab2 karya Syaikh Ibnul Qoyyim Al Jauziyah kadang bikin kagum, seperti ini misal, ucapan beliau sudah ada sebelum hp android hadir, sebelum ps3 hadir, sebelum led smart hadir, sebelum motor sport ada, sebelum sosial media merajalela dst., jangan bilang kasih sayang diartikan sama dengan mendzalimi anak2 kita.

Wednesday, September 28, 2016

Ilmu ibarat jembatan, dan amal adalah langkah kaki kita .


Ibarat kita berada didunia adalah sebuah pulau, dan akherat adalah pulau diseberang lautan.
Maka ilmu adalah jembatan panjang yang mengarah ke pulau seberang itu.
Jika seseorang memiliki ilmu maka artinya dia punya jembatan panjang itu, namun jika dia diam dan tidak beramal ibarat sudah diatas jembatan namun kakinya tidak melangkah sedkitpun, maka mustahil dia akan mencapai tujuannya yakni pulau diseberang.
Dan bagi yang tidak memiliki ilmu dia tidak memiliki jembatan, dan dia sangat ingin menyeberang di pulau tujuan, maka dia memaksakan diri berenang dan akhirnya tenggelam oleh arus kuat lautan.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة

“ Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga” (H.R Muslim)
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.
Berilmu dan beramal adalah kunci tercapainya surga, waallahua'lam.

Tuesday, September 27, 2016

Kesurga bersama-sama

"Kita mendidik anak dan istri dalam agama. Meminta mereka menaati syariat Allah dan RasulNya, dan menjauhi larangan Allah dan RasulNya, bukan karena kita ingin dianggap keluarga yang taat beragama, namun karena kita mencintai mereka dan ingin bersama mereka berada disurga."
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.
(Ketika menyampaikan ini beliau menangis, terlihat keinginan beliau yang begitu dalam berada disurga bersama keluarganya, demikian harusnya dengan kita, mendidik mereka dalam agama agar dapat masuk ke surga bersama-sama).

Yakinlah Allah pemberi rezeki satu-satuNya.


Beberapa teman ketika mengenal dakwah sunnah kemudian mengetahui bahwa pekerjaan yang sedang dia jalani ternyata bertentangan dengan syariat, seperti berhubungan erat dengan riba atau dengan perkara yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya, mereka dihinggapi rasa bimbang, apakah jika dia meninggalkan pekerjaan haramnya itu ada kemungkinan mendapat penghasilan yang sama jika menekuni pekerjaan lain?. Sebagian sulit hijrah dari hal seperti itu, sebagian lagi yakin mampu hijrah dengan sepenuh hati, letaknya didalam sikap tawakal pada dirinya, banyak teman yang meninggalkan pekerjaan haramnya kemudian menemukan keadaan dimana pekerjaan yang ditekuninya halal secara syariat, meskipun lebih kecil, ada yang tiba2 jadi penjual sayur keliling, ada yang berjualan es cendol keliling, ada yang jadi penjual bakso bakar keliling dst., namun meskipun hasilnya lebih sedikit dari gaji bulanan yang dia terima sebelumnya, ada hal yang lebih besar yang dia terima karena hijrahnya itu yakni kelapangan hati, ketenangan bathin yang dulu dia tidak dapatkan, dan yang pasti amal ibadahnya mudah dikerjakannya.
Kata Ustadz Maududi Abdullah, seorang pedagang dia lebih tawakal dari seorang pegawai, karena hasil yang dia terimanya tidak pasti, sementara seorang pegawai sedikit tawakalnya karena rezekinya pasti dia terima di tanggal tertentu, seorang pedagang sangat tergantung kepada rezeki yang dicurahkan Allah dalam perdagangannya, dan seorang petani lebih tawakal dari pedagang karena hasil yang diterimanya tergantung dari musim panas dan musim hujan, tergantung ketentuan dari Allah, maka petani cenderung lebih dekat kepada Allah karena dia sering berdoa mohon dilimpahkan rezeki dari hasil panennya, Waallahua'lam.
Dalil bahwa hanya Allah lah satu-satunya yang mampu memberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya adalah firman Allah Ta’ala,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَٰلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Allah-lah yang menciptakan kalian, kemudian memberi kalian rezeki, kemudian mematikan kalian, kemudian menghidupkan kalian (kembali). Adakah di antara yang kalian sekutukan dengan Allah itu, yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan” (Ar-Rum: 40).
Yakinlah teman, Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi rezeki, sementara kita sangat miskin.
Semoga jadi pengingat kita agar lebih tawakal atas pemberian Allah, Aamiin.

Tirulah Makhluk yang terbaik


Ketika turun ayat yang mewajibkan berhijab maka para wanita anshor segera berhijab, tampa menunggu-nunggu lagi, bahkan dalam sebuah hadist disebut mereka berjalan seperti gagak-gagak, demikian juga ketika turun syariat larangan khmer maka dengan segera para sahabat membuang simpanan khmer simpanan mereka, sehingga jalan-jalan di Kota Madinah dibanjiri oleh minuman berbagai jenis khmer. Demikian sikap para sahabat, generasi terbaik Islam, amalan mereka dibangun diatas ilmu, mereka adalah makhluk terbaik dimuka bumi. Lihat diri kita ketika mendapatkan ilmu mungkin diamalkan dalam setahun, dan tahun berikutnya menginjak ke materi dalil berikutnya untuk diamalkan.
Maka tirulah apa yang diamalakan para sahabat, amalan mereka diatas ilmu.
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.

Sunday, September 25, 2016

Ketika kita diundang seseorang menghadiri tahlil kematian, sementara itu amalan bid'ah, apa yang harus dilakukan?


Seseorang jamaah bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah, " ya ustadz apa yang harus saya lakukan ketika ada undangan tahlil kematian tetangga atau kerabat, sementara saya tau itu amalan bid'ah? ", beliau menjawab, " jangan datang ketika acara tahlil kematian berlangsung, namun ganti diwaktu lain, datang sebelum atau sesudah acara diselenggarakan, dan bawa makanan untuk menyantuni keluarga yang ditinggalkan, karena sunnahnya demikian. Kalau perlu bawa banyak makanan yang cukup, bayari semua kebutuhan makanan keluarga itu. Jangan anda bersikap anti amalan bid'ah namun hanya datang untuk makan, membaca yasin dan dzikirnya gak mau namun makanannya mau, ini namanya offside. Amalkan sesuai sunnahnya, itu lebih baik".
Tatkala datang kabar tentang meninggalnya Ja'far radhiallahu 'anhu maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata :
اِصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرَ طَعَامًا فَإِنَّهُ قَدْ أَتَاهُمْ مَا يُشْغِلُهُمْ
"Buatlah makanan untuk keluarga Ja'far, karena sesungguhnya telah datang kepada mereka perkara yang menyibukan mereka" (HR Abu Dawud no 3132
Al-Imam Asy-Syafi'I rahimahullah berkata :
وَأُحِبُّ لِجِيرَانِ الْمَيِّتِ أو ذِي قَرَابَتِهِ أَنْ يَعْمَلُوا لِأَهْلِ الْمَيِّتِ في يَوْمِ يَمُوتُ وَلَيْلَتِهِ طَعَامًا يُشْبِعُهُمْ فإن ذلك سُنَّةٌ وَذِكْرٌ كَرِيمٌ وهو من فِعْلِ أَهْلِ الْخَيْرِ قَبْلَنَا وَبَعْدَنَا لِأَنَّهُ لَمَّا جاء نَعْيُ جَعْفَرٍ قال رسول اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم اجْعَلُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فإنه قد جَاءَهُمْ أَمْرٌ يَشْغَلُهُمْ
"Dan aku menyukai jika para tetangga mayat atau para kerabatnya untuk membuat makanan bagi keluarga mayat yang mengenyangkan mereka pada siang dan malam hari kematian sang mayat. Karena hal ini adalah sunnah dan bentuk kebaikan, dan ini merupakan perbuatan orang-orang baik sebelum kami dan sesudah kami, karena tatkala datang kabar tentang kematian Ja'far maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'afar, karena telah datang kepada mereka perkara yang menyibukkan mereka" (Kitab Al-Umm 1/278

RADIO SUNNAH MANHAJ SALAF INDONESIA YANG DAPAT DIIKUTI SECARA STREAMING( DIKUTIP DARI RIANDAR.BLOGSPOT)



Bagi yang dimudahkan untuk hadir langsung di majlis ilmu, jangan gantikan dengan mendengarkan radio atau berinternetan ria. Bagi yang belum dimudahkan, semisal di kampung nya belum menyebar dakwah Salafiyyah, untuk sementara manfaatkanlah sarana-sarana yang ada sebaik mungkin.

1) Radio RODJA AM 756 KHz Jabodetabek, Karawang, Cilegon, dan sekitarnya. http://radiorodja.com/
2) Radio RODJA Bandung AM 1476 KHZ Bandung dan sekitarnya. http://radiorodjabandung.com/
3) Radio RODJA Lampung FM 91.1 MHz Lampung Timur dan sekitarnya. http://rrodja911fm.blogspot.com/
4)Radio MUSLIM FM 107.8 MHz Sleman, Yogyakarta, dan sekitar kampus UGM. http://radiomuslim.com/
5) Radio Kajian Online medan Medan dan sekitarnya. http://kajianonlinemedan.com/
6) Radio PASAMAN FM 101.9 MHz Kab. Pasaman Barat – Sumatera Barat
7) Radio RAYSTATION FM 95.1 MHz Padang– Sumatera Barat, http://raystationfm.wordpress.com/
Radio HIDAYAH FM 103.4 MHz Pekanbaru. http://hidayahFM.com/
9) Radio HANG FM 106 MHz Batam dan sekitarnya. http://Hang106.or.id/
10) Radio SHOHABAT FM 107.7 MHz Bandung dan sekitarnya. http://radioshohabat.com/
11) Radio AN-NAJIYAH FM 107.9 MHz Bandung Timur dan sekitarnya. http://annajiyah.or.id/
12) Radio AS-SUNNAH FM 92.3 MHz Cirebon dan sekitarnya. http://radioassunnah.com/
13) Radio Dakwah Salafiyah (RDS) FM 107.7MHz Banjarsari-Ciamis
14) Radio MUTIARA SUNNAH FM 90.1 MHz Magelang-Jawa Grosir Kitab Timur Tengah. http://radiomutiarasunnah.wordpress.com/
15) Radio BAHANA AS-SUNNAH (BASS FM) FM 93.2 MHz Salatiga, Semarang, Pati, Kudus, Rembang, Kendal, Magelang, Temanggung, Yogya, Sragen, Purwodadi. http://bahanaassunnah.com/
16) Radio SUARA QURÁN FM 94.4 MHz Solo, Sukoharjo. http://suaraquran.com/
17) Radio NURUSSUNNAH FM 107.7 MHz Semarang. http//nurussunnah.com
18) Radio AN-NIDA FM 107.9 MHz Rembang – Jawa Tengah. http://nidaaussunnahlasem.wordpress.com/
20) Radio MUSLIM Jakarta AM 837 KHz Jakarta dan sekitarnya. http://radiomuslim.net/
21) Radio SYIAR SUNNAH AM 981 Khz & AM 1440 Khz Bantul-Yogyakarta. http://syiarsunnah.com/
22) Radio SUARA AL-IMAN AM 774 Khz Surabaya

24) Radio AL HIKMAH FM 98.8 MHz Banyuwangi. http://radioalhikmah.blogspot.com/
25) Radio IDZAATUL KHOIR FM 92.6 MHz Ponorogo, Pacitan utara, sebagian Trenggalek, Wonogiri, Madiun dan Magetan. http://idzaatulkhoirfm.blogspot.com/
26) Radio IHYA AS SUNNAH FM 107.2 MHz Pamekasan, Sampang, Sumenep (Madura)
27) Radio SUARA QURÁN FM 106.7 MHz Pulau Lombok – NTB. http://assunnahfm.com/
28) Radio MUADZ FM 94.3 MHz Kendari – Sulawesi Tenggara
29) Radio AN NASHIHAH FM ??? Makasar – Sulawesi Selatan. http://an-nashihah.com/
30) Radio AL BAYAN FM 96.5 MHz TanjungPinang – Riau. http://albayan.sytes.net:8024/
31) Radio SA’ADAH AM 918 Khz Martapura – Kalimantan Selatan. http://radiosaadah.blogspot.com/
32) Radio Suara Qolbu (SQFM) FM 103.5 MHz Jayapura – Papua. http://sqfmradio.com/
33) Radio AN NUR FM 100,5 MHz Malang, Batu
34) Radio TUAH FM 107,7 MHz Palalawan Riau
35) Radio AFIAH FM 107,8 MHz Majalengka
36) Radio Al-Huda FM 107 MHz Kota Mobagu
37. Radio Al-Manshuroh FM 101.4 MHz Purbalingga
Brobot Rt. 2 / Rw. 4, Bojongsari, Purbalingga, Indonesia 53362
38. Radio Al-Manshuroh FM 107.9 MHz Cilacap
http://wwwikhwancilacap.web.id/
39. Radio Al-Madinah FM 102.7 MHz Sukoharjo
http://www.almadinah.or.id/
40. An Nash Radio
(Live streaming: www.AnNashRadio.com)
41, RADIO DAR EL-SALAM – Kota Bekasi, Prov. Jawa Barat
(Live streaming: www.Radio.DaarElSalam.org)
42. RADIO USTADZ ZAINAL ABIDIN LC.
IHBS TRILINGUAL STREAMING RADIO 746 Khz
http://www.zainalabidin.org/
Streaming IHBS Radio “Al-Jannah Radio”
43. RADIO MEDIS [FM 107.8 MHz] – Kab. Karawang, Prov. Jawa Barat
(MedisFM.wordpress.com)
(Live streaming: www.MedisFM.wordpress.com/live-streaming)
44. RADIO AFIYAH [FM 107.8] – Kab. Majalengka, Prov. Jawa Barat
45. RADIO SIS [FM 107.8] – Cirebon Timur, Prov. Jawa Barat
46. RADIO ADH-DHIYA 107.7 FM – Kota Cirebon, Prov. Jawa Barat
Alamat Website http://radio.dhiyaussunnah.or.id/
47. RADIO SAHABAT [107.9] – Kab. Tegal, Prov. Jawa Tengah
http://riyadlush-sholihin.or.id/
48. Radio Dakwah Sunnah FM 107.8 MHz Bantul Yogyakarta
Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz
49. Radio Majaz FM 91.9 MHz Bantul Yogyakarta
50. Radio AN-NASHIHAH – Kota Makassar, Prov. Sulawesi Selatan
http://www.an-nashihah.net/
51. RADIO NGAJI ONLINE
Alamat Website http://www.ngaji-online.com/
Alamat Streaming http://ngaji-online.sytes.net:8006/
52. RADIO TELAGA HATI Radio Online / Streaming
Alamat Website http://abuzubair.net/
Alamat Streaming http://abuzubair.sytes.net:8020/


Silahkan di bagikan dengan syarat mencantumkan sumber. Barakallahufiikum.

Friday, September 23, 2016

MUHAMMADIYAH : WAHABI BUKAN DAKWAH TEROR


Salah satu Ketua PP Muhammadiyah mengatakan, sebagian orang tak paham tentang ajaran Muhammad bin Abdul Wahab. Tak ada hubungan antara Wahabi dan teror
Hidayatullah.com (Tuesday, 04 August 2009) -- Ajaran yang dikembangkan Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah ajaran memurnikan tauhid. Jadi tak ada hubungannya dengan tindakan teror. Pernyataan ini disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Dr Yunahar Ilyas, Lc di Jakarta, Selasa (4/8).
Pernyataan ini disampaikan pak Yun, begitu ia biasa dipanggil, seiring dengan berbagai stigma Wahabi yang diberikan oleh beberapa gelintir orang.
Sebagaimana diketahui, sejak kasus bom Kuningan, beberapa orang yang sesungguhnya tak mengerti Islam, tiba-tiba dibesarkan TV dengan mengeluarkan stigma Wahabi sebagai biang teror.
Yunahar mengatakan, ajaran pokok Muhammad bin Abdul Wahab adalah pemurnian ajaran Islam dari segala bentuk syirik dan khufarat yang berkembang pesat pada waktu itu. Dari segi fiqih Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pengikut Imam Hambali, tetapi tidak fanatik.
Artinya, dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ingin mengembalikan segala sesuatu praktik ibadah ke Al-Quran dan Sunnah. Ini yang disebut dengan kembali pada paham salafusholeh. Sedangkan dari tauhid, dia merupakan pengikut Ahlussunnah wal Jamaah, katanya menjelaskan.
Nah, menurut Dr. Yunahar, sebagian orang tak paham dengan ini. Apalagi dengan tuduhan-tuduhan negatif, bahkan dikaitkan dengan terorisme.
Selanjutnya, ia juga menilai, dari segi ajaran apa yang disampaikan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab tidak ada celanya. Apalagi dihubung-hubungkan dengan aksi terorisme. Dalam memerangi kemusyrikan, Muhammad bin Abdul Wahab bekerja sama dengan Muhammad bin Saud dari Kerajaan Saudi Arabia.
Karena itu, menurutnya, pengaitan terorisme dengan ajaran Muhammad bin Abdul Wahab adalah tidak betul. Kemungkinan terjadi salah paham atau ada maksud tertentu untuk mendiskreditkan Islam.
“Sasaran utamanya Islam, bukan hanya kelompok yang disebut Wahabi. Kalau umat Islam tidak kompak, tinggal menunggu momentum saja untuk memberangus kelompok Islam lainnya,” tuturnya.
Di samping itu juga, katanya, istilah Wahabisme sendiri tidak benar. Istilah ini berasal dari pihak luar Islam yang tidak senang dengan ajaran yang dikembangkannya. Dia sendiri dan pengikutnya menyebut sebagai al-muwahhidun, orang yang bertauhid, ucapnya.
Sementara itu secara terpisah, Ketua Umum DDII KH Syuhada Bahri mengungkapkan, ada keinginan dari kelompok tertentu yang tidak ingin melihat Islam berkembang maju. Caranya, dengan mengkaitkan aksi teror dengan ajaran wahabi.
“Ajaran Wahabi itu mengajak untuk kembali kepada ajaran yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah,” katanya.
Dia menjelaskan, kalau ajaran Wahabi ini dilaksanakan dan diketahui oleh umat Islam secara sadar, akan menjadi kekuatan yang dahsyat yang bisa membawa umat kepada kemajuan. Umat Islam tidak akan terpuruk jika berpegang kepada Al-Quran dan Sunnah.
Dia menjelaskan, di Indonesia dahulu yang dianggap Wahabi itu organisasi Muhammadiyah, Persis, dan al-Irsyad. Dia mempertanyakan apakah organisasi-organisasi Islam ini mau disebut teroris. Padahal organisasi Islam tersebut telah lama memberikan kontribusi yang nyata untuk negeri ini, pungkasnya.
==================
Nhah, apakah pembaca sekalian akan menyebut pak Prof. Dr. Yunahar Ilyas sebagai WAHHABI...??? Bukankah beliau membela WAHHABI....???
yaitu Wahhabi yang dialamatkan ke Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang mengajak manusia untuk bertauhid kepada Allah. Kembali kepada Al Quran dan As Sunnah Ash Shohihah sesuai pemahaman Salaful Ummah (Salafush Sholih).
Lihatlah bagaimana FILM "SANG PENCERAH" yang notabene merupakan film yang menceritakan tentang pendiri MUHAMMADIYAH yaitu KH ACHMAD DACHLAN, dikatakan sebagai "DAKWAH HALUS AJARAN WAHABI".... Subhanallah...... Begini santernya isu tentang Wahabi bagi mereka yang ingin menjunjung tinggi dakwah Tauhid yang bebas dari Syirik, Tahayul dan Khurafat. dan mengajak Manusia untuk kembali kepada Al Quran dan As Sunnah sesuai pemahaman Salaful Ummah......
Diposkan oleh Rizqianto Hermawan

Bid'ah adalah mencari jalan sendiri ke surga

" Ketika anda berbuat bid'ah, tahukah anda siapa yang telah anda diselisihi?, yang anda selisihi yakni syariat Rasulullah, yang anda selisihi bukan syariat ustadz fulan atau syaikh fulan. Maka takutlah akan perbuatan menyelisihi syariat Allah dan RasulNya". Para pelaku bid'ah membuat amalan-amalan bid'ah yang menyelisihi Rasulullah, seakan membuat jalan sendiri ke surga, padahal yang mengetahui jalan ke surga hanya Nabi Muhammad shallahu alaihi wassallam."
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.

Ketika akal didepan dalil


Apa yang terjadi ketika akal dikedepankan dari pada dalil baik dari Alquran atau hadist?, yang terjadi adalah kesesatan. Misal ketika seseorang mendengar seorang ulama menyampaikan hadist bahwa membaca Surat Al ikhlas setara dengan membaca sepertiga Alquran, dan dia mendahulukan akalnya, dia menilai jika baca tiga kali Surat Al Ikhlas maka sudah khatam seluruh ayat dalam Alquran, kemudian dia membuat syubhat bagi dirinya dan orang lain dengan mengatakan, "mengkhatamkan Alquran itu mudah, yakni membaca Surat Al Ikhlas tiga kali maka sudah khatam Alquran", ini jelas bathil, karena pada kenyataannya, nabi dan para sahabat membaca seluruh ayat dalam Alquran.
Kedudukan akal yakni dibelakang dalil sahhih, tidak jauh, tapi sangat dekat dibelakangnya, ketika dalil itu sudah diterima olehnya, dan kedudukan akal digunakan untuk memahami dan cara mengamalkan dalam kehidupan.
Waallahua'lam.
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.

Kenapa orang NU tidak mau menggunakan Tafsir Ibnu Katsir?, padahal beliau jelas madhzabnya Syafiiyah dan kitab tafsir yang paling banyak digunakan rujukan di dunia?.


ALASAN MEREKA MENGGUNAKAN TAFSIR JALALAIN
Tafsir Jalalain merupakan tafsir yang menggunakan bentuk bi al-ra’y. Karena dalam menafsirkan ayat demi ayat menggunakan hasil pemikiran atau ijtihad para mufasir (meskipun tidak menafikan riwayat). Sebagai contoh ketika al-Jalalain menafsirkan penggalan ayat berikut ini:
(ولا تتبدلواالخبيث) الحرام (بالطيب) الحلال أى تأخذوه بدله كما تفعلون من أخذ الجيد من مال اليتيم وجعل الردئ من مالكم مكانه.
Di sini kelihatan dengan jelas bahwa ketika menafsirkan penggalan ayat tersebut al-Suyuthi murni menggunakan pemikirannya tanpa menyebut riwayat. Jika kita bandingkan dengan tafsir Ibnu katsir berikut ini, akan lebih jelas perbedaannya.
(ولا تتبدلواالخبيث بالطيب) قال سفيان الثورى عن أبى صالح :لا تعجل بالرزق الحرام قبل أن يأتيك الرزق الحلال الذى قدر لك وقال سعيد بن جبير:لا تتبدلواالحرام من أموال الناس بالحلال من أموالكم,يقول :لاتبدلوا أموالكم الحلال وتأكلوا أموالهم الحرامز.وقال سعيد بن المسيب والزهرى:ولا تعط مهزولا ولا تأخذ
سمينا. وقال إبراهيم والنخعى والضحاك:لا تعط زيفا وتأخذ جيدا.وقال السدى: كان أحدهم يأخذ الشاة السمينة من غنم اليتيم, ويجعل مكانها الشاة المهزولة ويقول: شاة بشاة, ويأخذ الدرهم الجيد ويطرح مكانه الزيف ويقول درهم بدرهم
Di sini Ibnu Katsir menggunakan bentuk bi al-ma’tsur. Beliau ketika menafsirkan penggalan ayat tersebut langsung merujuk riwayat dari al-Tsauri, Sa’id bin Jubair, Sa’id bin al-Musayyab dan lain-lain. Sehingga seakan-akan beliau tidak punya pendapat sendiri tentang hal tersebut.
Hal inilah yang membedakan antara bentuk bi al-ma’tsur dengan bentuk bi al-ra’y. Tafsir yang menggunakan bentuk bi al-ma’tsur sangat tergantung dengan riwayat. Tafsir ini akan tetap ada selama riwayat masih ada. Berbeda dengan tafsir bi al-ra’y yang akan selalu berkembang dengan perkembangan zaman.
Adapun mengenai metode yang digunakan tafsir Jalalain menggunakan metode Ijmali (global). Sebagaimana diungkapkan oleh al-Suyuthi bahwa beliau menafsirkan sesuai dengan metode yang dipakai oleh al-Mahalli yakni berangkat dari qoul yang kuat, I’rab lafadz yang dibutuhkan saja, perhatian terhadap Qiraat yang berbeda dengan ungkapan yang simpel dan padat serta meninggalkan ungkapan-ungkapan bertele-tele dan tidak perlu.
Mufasir yang menggunakan metode ini biasanya menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an secara ringkas dengan bahasa populer dan mudah dimengerti. Ia akan menafsirkan al-Qur’an secara sistematis dari awal hingga akhir. Di samping itu, penyajiannya diupayakan tidak terlalu jauh dari gaya (uslub) bahasa al-Qur’an, sehingga penbengar dan pembacanya seakan-akan masih tetap mendengar al-Qur’an, padahal yang didengarnya adalah tafsirnya.
Berbeda dengan metode yang digunakan oleh Ibnu Katsir sebagaimana terlihat dalam contoh. Dari contoh tersebut Ibnu Katsir menggunakan metode Tahlili (analitis). Perbedaannya terletak pada terget yang ingin dicapai. Jika yang diinginkan adalah hanya untuk mengetahui makna kosa kata, tidak memerlukan uraian yang luas, maka cukup menggunakan metode Ijmali seperti Tafsir Jalalain. Tetapi jika target yang ingin dicapai adalah suatu penafsiran yang luas tetapi tidak menuntaskan pemahaman yang terkandung dalam ayat secara komprehensif, maka metode yang cocok adalah metode Tahlili (analitis), sebagaimana tafsirnya Ibnu Katsir.
Corak penafsiran ialah suatu warna, arah, atau kecenderungan pemikiran atau ide tertentu yang mendominasi sebuah karya tafsir. Jadi kata kuncinya adalah terletak pada dominan atau tidaknya sebuah pemikiran ide tersebut. Bila sebuah kitab tafsir mengandung banyak corak (minimal tiga corak) dan kesemuanya tidak ada yang dominan karena porsinya sama, maka inilah yang disebut corak umum.
Adapun tafsir Jalalain karena uraiannya sangat singkat dan padat dan tidak tampak gagasan ide-ide atau konsep-konsep yang menonjol dari mufasirnya, maka jelas sekali sulit untuk memberikan label pemikiran tertentu terhadap coraknya.
Karena itu pemakaian corak umum baginya terasa sudah tepat kerena memang begitulah yang dijumpai dalam tafsiran yang diberikan dalam kitab tersebut. Itu artinya bahwa dalam tafsirnya tidak didominasi oleh pemikiran-pemikiran tertentu melainkan menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan kandungan maknanya.
KENAPA TAFSIR IBNU KATSIR YANG TERBAIK?
Tafsir Ibnu Katsir :
· Beliau adalah Abul Fida’ Isma’il Bin Katsir Ad Dimasyqi, wafat pada tahun 774 hijriyyah.
· Tafsirnya dinamakan “Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzim”
· Imam As Suyuthi Rahimahullah berkata tentang kitab tafsir ini, "Ttidak ada orang yang hidup di zamannya mengarang sepadan dengan Tafsirnya." (Tadzkiratul Huffadz, hal. 534)
· Tafsirnya tergolong tafsir bil ma’tsur, maksudnya adalah mentafsirkan ayat-ayat al Qur’an dengan ayat yang lain atau dengan hadits Nabi, dan tingkat kemasyhuran tafsirnya menurut Ulama mutakhir adalah setelah kemasyhuran Tafsir At Thabari.
· Redaksinya sangat mudah dipahami dengan tata bahasa yang baik, tidak terlalu panjang dan membosankan atau terlalu pendek dan menyulitkan pemahaman.
· Metode dalam penulisan tafsirnya: Beliau menafsirkan ayat dengan ayat, dan menyebutkan ayat yang berkaitan dan sesuai dengan ayat yang sedang ditafsirkan, kemudian menghadirkan hadits-hadits yang bersinggungan dengan tema ayat, sebagaimana beliau juga meletakkan sanad-sanad hadits tersebut khususnya apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Beliau termasuk salah seorang yang hafal Musnad (Ahmad). Sering kali beliau juga berbicara tentang kesahihan dan kelemahan hadits, dan ini merupakan salah satu diantara keistimewaan yang luar biasa dalam tafsirnya. Kemudian beliau juga menyebutkan ucapan para salafus Shalih dari kalangan sahabat maupun Tabi’in, dan menyelaraskan antar pendapat. Di samping itu beliau juga menghindari khilaf yang menyimpang. Muhammad bin Ja’far Al Kattani mengungkapkan kekagumannya pada pentafsiran beliau, "Sungguh tafsir beliau sarat dengan Hadits-hadits dan Atsar disertai sanadnya masing-masing dengan disebutkan tingkat kesahihan dan kelemahan para perawinya." (Ar-Risalah Al-Mustathrifah, hal. 195).
· Beliau juga memberi perhatian pada aspek Syar’i dari riwayat-riwayat Israiliyyah, yang sebagiannya diletakkan pada ayat-ayat tertentu saat menafsirkan.

dikutip dr taklim dpc NU dan quransunnah.blog

Tuesday, September 20, 2016

AKIBAT MELAKUKAN MAKSIAT PADA PELAKUNYA.


Di dalam Kitab Al-Jawabul Kafi, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah merinci dampak-dampak buruk dari perbuatan dosa dan maksiat terhadap kehidupan seorang hamba baik di dunia maupun di akhirat. Diantaranya;
Terhalang untuk mendapatkan keberkahan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dinyalakan Allah di dalam hati seorang hamba, dan maksiat mematikan cahaya tersebut.
Kegelisahan yang dirasakan pelaku maksiat di dalam hatinya, dan hilangnya ketenangan dari dalam hati.
Allah akan mempersulit setiap urusan dalam hidupnya.
Menimbulkan sifat lemah baik pada agama dan badannya, sehingga pelaku maksiat terasa berat dan malas untuk melakukan ketaatan.
Maksiat menghilangkan keberkahan umur dan melenyapkan kebaikannya.
Perbuatan maksiat akan mengundang perbuatan maksiat lainnya, sebagaimana ketaatan akan mengundang ketaatan yang lain.
Maksiat akan menghalangi seseorang dari taubat kepada Allah dan pelaku maksiat akan menjadi ‘tawanan’ bagi syaitan yang menguasainya
Maksiat yang dilakukan berulang-ulang akan menanamkan rasa cinta terhadap maksiat itu sendiri di dalam hati, sehingga pelaku maksiat akan merasa bangga dengan maksiat yang dia lakukan
Maksat akan menghinakan dan menjatuhkan kedudukan seorang hamba di hadapan Tuhannya.
Akibat buruk dari maksiat akan menimpa semua makhluk; manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan
Maksiat akan melahirkan kehinaan
Maksiat bisa merusak akal fikiran dan menghilangkan kecerdasannya
Maksiat akan menutup mata hati, menyebabkan kerasnya hati, dan pelakunya dianggap sebagai orang yang lalai.
Maksiat mendatangkan laknat Allah dan Rasul-Nya
Maksiat akan menghalangi doa malaikat dan Rasulullah
Maksiat menyebabkan kerusakan, keguncangan, gempa dan musibah
Maksiat bisa mematikan semangat, menghilangkan rasa malu, membutakan mata hati
Maksiat dan dosa bisa melenyapkan nikmat dan mendatangkan bencana
Maksiat dan dosa akan meninggalkan tatatan masyarakat yang rusak akhlak dan agamanya.*/Imron mahmud
dikutip dr hidayatullah.co

Hindari penyakit firauniyah dan koruniyah.


Allah adalah pencipta segala sesuatu dialam semesta ini, tidak sedetikpun juga Allah lalai mengurusi alam semesta, mulai matahari, bulan dan planet2 isi langit, hingga hujan, angin, dan seterusnya semua tergantung kepada Allah.
Termasuk juga yang terjadi kepada manusia, soal rizki, jodoh dan kematian semua tergantung kepada Allah. Maka jika seorang manusia ketika mendapatkan sesuatu kemudian merasa bahwa yang didapatkannya hanya berasal dari usaha dirinya sesungguhnya dia membesarkan dirinya dan mengecilkan peran Allah dalam perjalanan hidupnya, dia selalu menyebut segala sesuatu dengan "saya", mengatakan hartanya yang dimilikinya karena semata-mata usaha " saya", jabatan dan kekuasaan yang disandangnya karena usaha "saya", semua serba " saya", maka sesungguhnya dia telah mengidap penyakit kesombongan yang sama dengan Firaun dan Korun. Seperti kita ketahui Firaun dan Korun dilaknat oleh Allah karena mengatakan serba usaha "saya", dan mengecilkan peran Allah, maka hindari bersikap demikian itu.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allâh niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allâh, niscaya Allâh akan mencukupkan (keperluan)nya…” [ath-Thalâq/65:2-3]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat di atas kepada Abu Dzar Radhiyallahu anhu dan bersabda kepadanya, “Seandainya seluruh manusia mengambil ayat ini, maka ayat ini cukup bagi mereka.”[
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.