Friday, May 25, 2018

BERFATWA KARENA AMPLOP


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dapat cerita dari seorang teman tentang seorang ustadz yang diundang untuk mengisi acara pertemuan karyawan sebuah bank nasional yang jelas mempraktekkan riba, di akhir tausiahnya si ustadz membuka sesi tanya jawab, ada salah satu pertanyaan menarik dari salah satu karyawan bank, "pak ustadz ada sebagian orang mengatakan bahwa bekerja dibank hasilnya haram karena tempat dia bekerja mempraktekkan perbuatan riba yang terlarang dalam Islam, bagaimana mengenai hal ini?", mungkin karena dia diundang oleh pihak bank dan mendapatkan amplop berisi uang, padahal dia tau riba jelas haram, namun karena dia berharap diundang kembali oleh pihak bank dan mendapat amplop berikutnya, dia pun berkata, "asalnya riba haram, namun jika darurat, dalam artian belum dapat pekerjaan lain boleh saja tetap bekerja di bank untuk sementara waktu." Si karyawan penanyapun mendengar jawaban ustadz terlihat senang, dan diakhir acara pihak bank menyatakan akan mengundang kembali si ustadz dilain waktu.
Jadi ingat kajian Ustadz Khalid Basalamah, dalam sesi tanya jawab ada jamaah yang bertanya soal ini, dan beliau menjawab, riba jelas haram hukumnya, bahkan riba diperangi oleh Allah dan RasulNya, bayangkan dosa paling ringan dari riba setara dosa berzina dengan ibu kandungnya sendiri, maka kalau ada seseorang berfatwa membolehkan seseorang bekerja sementara waktu di bank ribawi sampai mendapatkan pekerjaan lainnya, maka dosa selama orang itu bekerja di bank akan ditanggung oleh orang yang berfatwa membolehkannya.
Gak kebayang kalau orang itu ketika mendengar ternyata boleh bekerja di bank selama belum ada pekerjaan lain, lalu ternyata orang itu bekerja di bank itu sampai bertahun-tahun dan kemudian ajal menjemputnya, berapa banyak dosa yang ditanggung oleh orang yang membolehkannya?.
Allah berfirman,
وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَناً قَلِيلاً وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
“Janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa..” (QS. al-Baqarah: 41)
Allah juga berfirman,
فَلاَ تَخْشَوُاْ النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلاً
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. (QS. al-Maidah: 44)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 2674; Abu Dawud, no. 4611; At-Tirmidzi, no. 2674; Ibnu Mâjah, no. 206; Ahmad, II/397; Ad-Dârimi, I/130-131; Abu Ya’la, no. 6489) (649) tahqiq Husain Salim Asad; Ibnu Hibbân, no. 112-at-Ta’lîqâtul Hisân; Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, no. 109.
Referensi dr almanhaj.or.id

Fitnah Syubhat jauh lebih berbahaya dari Fitnah Syahwat.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Seorang ustadz menjelaskan bagaimana syubhat jauh lebih berbahaya dari syahwat, pada dasarnya agama ini diturunkan oleh Allah Ta’ala dan disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sudah sangat jelas mana yang hak dan yang bathil, mana yang Tauhid dan mana yang Syirik, mana Sunnah dan mana Bid'ah, mana Ketaatan dan mana Maksiat, mana Halal dan Haram dan seterusnya. Namun kerena kebodohan dan penyimpangan seiring wafatnya para ulama yang mampu berhujjah dengan benar semua perkara itu menjadi remang-remang, sehingga tidak jelas lagi mana Tauhid dan mana Syirik, mana Sunnah dan mana Bid'ah, mana Maksiat dan mana ketaatan dan seterusnya. Jika bahaya syahwat orang tau jelas bahwa itu bathil, tidak demikian dengan syubhat, karena terkena syubhat orang tidak mengetahui mana yang benar dan salah, akhirnya baginya itu merasa menjalankan Tauhid padahal mungkin sedang diatas kesyirikan, atau merasa diatas amalan Sunnah padahal yang dilakukan adalah amalan bid'ah, merasa diatas sesuatu yang halal, padahal secara syariat dia sedang mengerjakan sesuatu yang haram dan seterusnya.
Al Imam Ibnu Qayim Al Jauziyyah rahimahullah berkata dalam bukunya Ighatsatul Lahafan:
“Fitnah itu dua macam: fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Fitnah syubhat lebih besar bahayanya dari yang kedua. Maka fitnah syubhat ini terjadi disebabkan lemahnya bashirah dan sedikitnya ilmu.”
Allah Ta’ala berfirman
“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka.” [An-Najm : 23]
Semoga selamat dari fitnah2 syubhat yang tersebar diatas muka bumi ini, dengan selalu belajar ilmu syar’i, dan berusaha mengamalkannya, aamiin.
Sumber: "Fitnah Syubhat dan sebab-sebabnya", karya Oleh Ustadz Fariq Bin Gasim Anuz di almanhaj.or. Id

KETIKA BERHASIL MEMAHAMI BAHWA DUNIA HANYA SARANA.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Tadi sore dikabari oleh teman yang berbuka di Masjis Mahad Abu Darda Panam, Pekanbaru, kata dia mungkin yang ikut buka bersama gratis yang diadakan disana sekitar 2000 orang, badan langsung bergetar, bayangkan kalau 1 porsi adalah 20 ribu saja, termasuk ta'jil dan makan nasinya, dengan peserta 2000 orang artinya dalam sehari butuh 40 juta rupiah untuk membiayainya, misal selama Bulan Ramadhan peserta buka bersama gratis itu terus berjumlah 2000 orang, artinya sebulan perlu dana 1,2 milyar untuk ta'jil dan makan saja! , dan hebatnya itu disumbang oleh satu orang saja, yakni orang yang sama juga membangun dan merawat Masjid Mahad Abu Darda, MasyaAllah. Tiba-tiba jadi sangat iri, betapa senangnya andai punya kemampuan seperti itu, betapa besar pahalanya?.
Teringat kajian seorang ustadz, beliau mengatakan, ketika seseorang memahami bahwa dunia adalah sarana untuk mencapai surga, maka dia bekerja keras mengumpulkan dunia, kemudian digunakan secukupnya, dan sisanya diberikan kepada orang lain, hal ini dilakukan karena dianggap dunia adalah sarana baginya mencapai surga, sebaliknya seseorang yang menganggap dunia adalah tujuan dia akan bekerja keras mengumpulkan dunia, dan ketika terkumpul dia simpan yang untuk memuaskan syahwatnya, dan akan merasa berat untuk diberikan kepada orang lain, karena dia merasa nikmat yang dia peroleh hanyalah hasil kerja kerasnya, sementara peran Allah Ta’ala dilupakannya.
Waalahua'lam.
Allah Ta’ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”

PETUNJUK JALAN KE SURGA PAKAI DALIL, BUKAN DALIH


Oleh Siswo Kusyudhanto
Banyak orang ketika dinasehati atas amalannya yang menyelisihi syariat selalu saja mereka berdalih, ini khan baik atau ini khan bermanfaat, padahal sudah dijelaskan dibanyak ayat dan hadist bahwa jalan surga hanya ketika mengikuti cara beramal ibadah diperintahkan Allah Ta’ala dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam beserta para sahabatnya, dan diluar itu tentu bukan jalan ke surga, dan juga bukan jalan kepada kemshlahatan umat Muslim di dunia.
Dalam sebuah kajian Ustadz Subhan Bawazier menyebutkan bahwa kalau kita beli mobil saja kita minta buku manual/manual booknya kepada si penjual mobil agar mengetahui bagaimana merawat mobil itu, minimal tau bagaimana mengisi bahan bakar pada mobil yang kita beli, kalau tidak tau cara ngisi bahan bakar aja pasti kita repot, jika urusan mobil sebuah urusan dunia yang sifatnya sepele saja kita perlu buku petunjuknya apalagi soal surga?, padahal kenikmatan surga jauh lebih berharga dari hanya sebuah mobil.
Allah berfiman
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Dia-lah yang mengutus Rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama, meskipun orang-orang musyrik benci. [Ash Shaf:9]
Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمُُ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al Hujurat:1].
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun (ia) seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, ia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah, dan giggitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat. (H.R Abu Dawud, no. 4607; Tirmidzi, 2676; ad-Darimi; Ahmad; dan lainnya dari al-‘Irbadh bin Sariyah).
Referensi dr almanhaj.or.id dan Muslim. Or. Id

Wednesday, May 23, 2018

SABAR UNLIMITED, INSYAALLAH.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kalau baca kisah-kisah para ulama salaf kita akan dibuat terkagum-kagum, bagaimana ketaatan mereka, keimanan mereka bahkan semangat mereka dalam belajar ilmu agama dan mengamalkannya. 
Salah satu adalah banyaknya kisah hebat soal kesabaran, para ulama besar sangat bersabar dalam kehidupan sehari-hari karena tingkatan mereka memahami sabar sudah tingkatan amalan, bukan sebatas teori semata, mereka menganggap sabar adalah merupakan ibadah, dengan demikian bagi mereka tentu tidak ada batasan untuk bersabar.
Seperti dituturkan oleh Ustadz Abdullah Zein MA., beliau menyebutkan, "kaidahnya ibadah adalah tidak ada batasnya, dan salah satu bentuk ibadah yang disyariatkan dalam agama kita adalah bersabar, maka sebuah kekeliruan ketika ada seseorang mengatakan sabar ada batasnya, karena sebenarnya sabar itu tidak ada batasnya, karena sabar adalah ibadah. Dan salah satu ciri penghuni surga diantaranya adalah orang yang bersabar, maka bersabarlah dan itu salah satu jalan menuju tempat di surga "
Allah Ta’ala dalam Firman-Nya.
وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. [An-Nahl : 96]
نَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. [Az-Zumar : 10]

Monday, May 21, 2018

JANGAN BERBUAT ZALIM KEPADA USTADZMU

.
Oleh Siswo Kusyudhanto
Heran lihat kelakuan sebagian orang yang jika ustadznya dikritik tiba-tiba tensinya naik, marah-marah bahkan berkata kasar kepada si pengkritik, intinya mereka tidak mau ustadz pujaannya di kritik, padahal kadang kritik yang disampaikan ditujukan untuk menasehati dan menjauhkan orang yang mendengar fatwanya yang sebagian keliru dijauhkan dari kekeliruan juga. Namun para pengikut si ustadz menilai itu adalah hinaan bagi si ustadz,itu, dan mereka tidak menerima hal itu, karena mereka menganggap si ustadz bebas dari semua kesalahan. Ini sebenarnya adalah salah satu bentuk kezaliman para pengikut kepada si ustadz, kenapa demikian?, karena secara syariat manusia diluar level nabi dan rasul pasti pernah melakukan kesalahan karena manusia selain nabi dan rasul tidak mendapat bimbingan langsung dari Allah Ta'ala. Hanya nabi dan rasul saja yang terbebas dari kesalahan sekecilpun, karena tingkah laku mereka selalu diawasi oleh Allah Ta'ala, dan jika nabi dan rasul akan melakukan sebuah kesalahan maka teguran itu langsung datang dari langit, bukan datang dari teman nya, bukan dari tetangganya, bahkan bukan dari istri dan anaknya sekalipun. Kalau terjadi seorang ustadz salah dalam berpendapat urusan agama siapa yang menegur dan menasehatinya kalau tidak teman-temannya, kalau tidak tetangganya, kalau tidak keluarganya dan orang-orang yang mengetahui perkara itu?.
Maka meninggikan derajat seorang ustadz, hanya manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan selevel nabi dan rasul jelas adalah perbuatan zalim, akibatnya dapat membuat sebuah kekeliruan dan kesalahan dilakukan secara berjamaah, dan ujungnya dapat mengantar masuk neraka berjamaah, waallahua'alam.
Allah ta’alla berfirman,
بَلْ قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ
“Mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.” (QS. Az Zukhruf: 22).
Allah ta’alla juga berfirman,
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At-Taubah: 31).
Ayat ini turun terkait dengan orang-orang Yahudi yang mempertuhankan para ulama dan rahib mereka dalam hal ketaatan dan ketundukan. Hal ini dikarenakan mereka mematuhi ajaran-ajaran ulama dan rahib tersebut dengan membabi buta, walaupun para ulama dan rahib tersebut memerintahkan kemaksiatan dengan mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram [lihat hadits riwayat. At-Tirmidzi no. 3096 dari sahabat ‘Ady bin Hatim].
Sumber Referensi " Jangan Hanya Taklid Buta", karya Muhammad Nur Ichwan Muslim di web muslim.or.id

Kemesraan hilang, rumahpun terasa sempit.



Oleh Siswo Kusyudhanto 

"Masalah rumah tangga, perselisihan dan pertengkaran biasanya diawali dari hilangnya kemesraan diantara suami istri. Si suami atau istri merasakan rumahnya yang dulu seperti kebun yang indah, dimana dia sangat sejuk, nyaman duduk dan tinggal didalamnya, sehingga ingin selalu berlama-lama didalam rumah itu, namun sekarang dia merasakan rumahnya seperti halnya neraka jahanam, rumah itu terasa sangat sempit baginya, dia merasa gelisah dan kalut ketika duduk didalam rumah itu, sehingga dia tidak ingin berlama-lama didalamnya, dan sebaliknya ketika duduk bersama teman-temannya diluar sana berjam-jam sangat nyaman baginya, maka iapun lebih bahagia diluar rumahnya.
Maka untuk membuat selalu nyaman di rumah tempat kita tinggal, pelihara kemesraan diantara suami istri, sehingga rumah terasa sangat lapang, nyaman, dan kita ingin berlama-lama tinggal didalamnya. "

Dikutip dr Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah.

Jangan ambil jalan pintas


Oleh Siswo Kusyudhanto
Saya pernah diancam dibunuh oleh seorang lelaki via telepon, alasannya kata dia sejak sering membaca posting saya yang memuat materi kajian para ustadz pemateri kajian Sunnah dan juga link2 kajian para ustadz dari saya adik perempuannya sekarang berubah total, yang semula hijab cuma kepala dan suka pakai celana jeans sekarang mulai berhijab syar'i, sekujur tubuhnya ditutup kain dan bercadar, semula dia tidak pernah mempermasalahkan amalan2 bid'ah dikeluarganya tiba-tiba dia absen dari acara bid'ah di rumah dan lingkungannya, semula dia tidak mempersalahkan riba tiba-tiba tidak meneruskan angsuran motornya dengan alasan ini perkara riba dan seterusnya. Ketika saya bertanya via telepon kepada si lelaki ini, "bukankah itu bagus mas? Adik sampeyan meninggalkan semua larangan Allah dan RasulNya?", dari seberang sana terdengar jawaban keras, "ini bukan bagus, itu sesat!!!", subhanaallah.
Sejak itu baru sadar bahwa ternyata kita hidup ditengah masyarakat yang mengaku Muslim, namun dalam kehidupannya sehari-hari jauh dari syariat Allah dan RasulNya, jauh dari ukuran kebenaran dari risalah seperti tauhid, sunnah, serta ketaatan, itu semua tertutup oleh maksiat, bid'ah dan syirik.
Dilain waktu bertemu dengan teman yang sering men"thogutkan" pemerintah dan masyarakat diluar pemahaman kelompoknya, dari beberapa kali ngobrol dengannya saya jadi paham pemikiran radikal seperti dia sebenarnya lahir dari rasa frustasi melihat dirinya hidup di dalam masyarakat yang jauh dari risalah Allah Ta’ala dan RasulNya, namun mungkin kelirunya arah untuk memperbaiki tidak dengan cara yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yakni dengan cara menegakkan Tauhid dan amal sholeh mulai dari dirinya dan masyarakat disekitarnya, yakni dengan terus mengamalkan dan mendakwahkan paham yang benar, mungkin jika mengikuti cara yang disunnahkan tentu melalui perjalanan panjang, berliku dan berat. Dan oleh karenanya sebagian umat Muslim mencari jalan yang menurutnya ringan yakni dengan cara teror dan menebarkan kebencian. Jadi ingat pendapat Ustadz Syafiq Reza Basalamah ketika ditanya tentang pemahaman khawarij, beliau mengatakan, "mereka meninggalkan jalan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, dan mereka mencari jalan pintas untuk menegakkan agama Islam, dan tentu yang demikian adalah hal yang mustahil dapat menegakkan agama ini."
Allah berfirman.
وَمَن يَتَوَلَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
Dan barangsiapa mengambil Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. [Al Maidah:56].

Sunday, May 20, 2018

Mimpi basah???


Kemarin sempat nonton tv acara ruqyah syariiyah, dalam sebuah kesempatan reporter memawancarai salah satu pasien ruqyah.
Reporter tv : apa gejala kalau diikuti jin yang mas rasakan ?
Pasien : salah satu gejalanya saya sering mengalami "mimpi basah". 
Reporter tv : mm begitu yaa(berfikir mimpi basah yang itu), bisa diceritakan sedikit mas?.
Pasien : saya sering mimpi berenang di laut lepas dan digulung ombak laut yang besar, dan disana saya bertemu seorang kakek tua yang memberikan ilmunya.
Reporter tv :???!
(menurut peruqyah salah satu gejala seseorang diikuti oleh jin adalah mimpi yang sama berulang kali).

BAGI TEMAN-TEMAN YANG INGIN SEDEKAH UNTUK BERBUKA



Memberi makanan bagi orang yang berbuka puasa sangat dimuliakan dalam agama Islam, oleh karenanya harusnya kita berebut memberikan makanan berbuka mengingat besarnya pahala yang dapat diraihnya.
Inilah janji pahala yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
(HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, dari Zaid bin Kholid Al Juhani. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
---------
Berikut nomer rekening yang menjadi tempat untuk santunan berbuka puasa,
 1. BNI Syari'ah 0649381078 a.n :
M. Syarifuddin(Ustadz Syarif, pimpinan Pondok Ihya As Sunnah Singkut, juga pengajar utama kelas bacaan Al-Quran di Lapas Sarolangun Jambi.)
Setelah transfer harap konfirmasi ke nomer ini 085369135482.
Baarakallaahu fiik.
2. BRI 5508-01-006934-53-5, an Firdaus, (Ustadz Firdaus Baasyir adalah pimpinan Pondok Al Markiz, Lipat Kain, Kampar, Riau, yang merupakan pondok pesantren yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan yatim piatu.) konfirmasi ke nomer 082386590057, Syukron.

SUMBER SEGALA FITNAH DISEBABKAN KARENA MENEMPATKAN LOGIKA DAN SYAHWAT DIATAS SYARIAT.


Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sumber dari semua fitnah [kerusakan] adalah karena mendahulukan pemikiran di atas syari’at dan mengedepankan hawa nafsu di atas akal sehat. Sebab yang pertama merupakan sumber munculnya fitnah syubhat, sedangkan sebab yang kedua merupakan sumber munculnya fitnah syahwat. Fitnah syubhat bisa ditepis dengan keyakinan, sedangkan fitnah syahwat dapat ditepis dengan kesabaran. Oleh karena itulah Allah Yang Maha Suci menjadikan kepemimpinan dalam agama tergantung pada kedua perkara ini. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami menjadikan di antara mereka para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. as-Sajdah: 24). Hal ini menunjukkan bahwasanya dengan sabar dan keyakinan akan bisa dicapai kepemimpinan dalam hal agama. Allah juga memadukan keduanya di dalam firman-Nya (yang artinya), “Mereka saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.” (QS. al-‘Ashr: 3). Saling menasehati dalam kebenaran merupakan sebab untuk mengatasi fitnah syubhat, sedangkan saling menasehati untuk menetapi kesabaran adalah sebab untuk mengekang fitnah syahwat…” (lihat Ighatsat al-Lahfan hal. 669)

SALAH SATU PENYEBAB KITA ISTIQOMAH ADALAH PUNYA TEMAN YANG MENDUKUNG.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Tadi shalat terawih sebelah saya ada dua orang yang shalat berjamaah, satunya dengan lainnya sangat kontras dari penampilan, satunya gamis dan berjenggot, satunya pakai jeans dan kemeja lengan pendek, setelah shalat isya' yang pakai celana jeans bertanya kepada yang berbaju gamis, "setelah ini apa yaa?", yang ditanya menjawab, "Shalat sunnah dua rakaat", lalu lelaki bercelana jeans berdiri dan mengerjakan shalat dua rakaat, masyaAllah, jadi terharu, baru paham ternyata lelaki yang berbaju gamis berteman dengan lelaki yang pakai jeans, dan mungkin baru pertama kali ini lelaki berbaju gamis mengajak temannya yang mungkin masih awam ke Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru, sehingga setiap kali memberi tau apa yang harus dilakukan temannya itu, sangat menyenangkan punya teman yang mengajak kepada ketaatan.
Jadi ingat beberapa tahun lampau Ustadz Abu Zubair Hawaary pernah membahas tips agar istiqomah dalam amal ibadah, beliau mengatakan, "carilah teman yang selalu mengajak kita kepada ketaatan beramal ibadah, dan jauhilah teman yang jika bergaul dengannya mendorong kita kepada perbuatan maksiat, insyaallah dengan demikian membantu kita untuk selalu Istiqomah dalam beramal ibadah."
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman (HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378.) ( juga dalam ash-Shahîhah no. 927)
Sumber referensi almanhaj.or.id

Jangan ikut nyebarin ini, karena jelas hoax!!!


Oleh Siswo Kusyudhanto
Sering kali kita melihat post tentang anjuran menuliskan Insyaa Allah konon katanya dari DR. ZAKIR NAIK, padahal hal tersebut sudah dibantah sejak lama oleh beliau sendiri, sejak tahun 2012, namun sampai hari ini selalu ada posting sejenis ini, subhanaallah, jahil.
"Zakir Naik never said anything on how to spell InshaAllah...Please don't spread wrong information without any Official confirmation.
— Zakir Naik Fans (@zakirnaikfans) November 19, 2012"
Jauh hari saya yakin bahwa ini jelas hoax, karena mustahil DR. Zakir Naik tidak tau bahwa Insyaa Allah asalnya adalah menggunakan huruf hijaiyah "syin", bukan "shod" (jika inshaa Allah).

sumber referensi radarIslam.co

KITA BUTUH TAUBAT KARENA PERBUATAN DIMASA LALU KITA TIDAK DAPAT DI"EDIT".


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kata seorang ustadz, kenapa kita selalu butuh bertaubat?, begini penjelasannya jika kita menggunakan sosial media seperti Facebook, Twitter, WhatsApp dan semacamnya, jika kita salah menulis atau salah kirim kita dapat menghapus dan mengeditnya sehingga menjadi benar sesuai keinginan kita, namun tidak demikian dengan perbuatan kita di masa lalu, apa yang kita perbuat berupa kemaksiatan dan pengkhinatan terhadap Allah Ta’ala dan RasulNya sudah terjadi, dan menjadi catatan dosa juga menambah makin banyak jumlah dosa yang sudah kita lakukan sebelumnya, kita tidak dapat menarik kembali perbuatan itu kemudian memperbaikinya kembali. Disinilah kita sangat memerlukan taubat, karena hanya dengan taubat kita punya harapan besar kepada Allah Ta’ala untuk mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat, dan dengan taubat kita kemudian dapat menikmati manisnya beramal ibadah sebagai wujud ketaatan kepada Allah Ta’ala, waalahua'lam.
Allah ta’ala berfirman,
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً
“Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 27)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ حَكِيمٌ
“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)
Allah ta’ala berfirman,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu.” (QS. Al A’raaf: 156)

KENAPA SALING NASEHAT DAN MENASEHATI KITA PERLUKAN?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah menyebutkan, "kenapa kita perlu saling nasehat menasehati dengan orang sekitar kita?, karena jika kita berusaha berbuat baik, dan kemudian kita telah berbuat baik, tentu tidak mungkin kita sendirian yang baik, kita perlu mengajak orang sekitar kita untuk bersama-sama menegakkan yang baik. Kebaikan tidak dapat ditegakkan oleh satu orang saja, harus ditegakkan bersama banyak orang, oleh karenanya Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran, artinya dengan demikian kita dapat berlaku sabar dalam kesulitan".
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 1-3)

BERPUASALAH SEPERTI ULAT JANGAN SEPERTI ULAR !


Oleh Siswo Kusyudhanto
Seorang ustadz dalam sebuah kajian menyebutkan, "Ada perbedaan nyata antara puasanya orang yang bersungguh-sungguh dan tidak bersungguh-sungguh, jika orang serius dalam puasanya ada perubahan nyata ke arah yang lebih baik setelah puasa usai, meningkat kualitas amal ibadahnya, sementara bagi orang yang tidak serius puasa yang dikerjakan tidak memberikan perubahan apa-apa pada dirinya, sebelum dan setelah melakukan puasa tabiat atau perilakunya sama saja, puasa tidak membuatnya berperilaku makin baik lagi, berpuasa hanya mendapatkan haus dan lapar saja.
Lihat seekor ular, ketika memakan mangsanya dia akan berpuasa selama berhari-hari didalam sarangnya, namun setelah melakukan amalan puasa beberapa hari itu tabiat si ular sama saja dengan sebelum melakukan puasa, dia masih melata dengan cara yang sama, persis sama berperilaku seperti sebelumnya.
Bandingkan dengan seekor ulat, dia adalah salah satu hewan melata yang menjijikkan, namun pada waktu tertentu si ulat akan melakukan amalan puasa dalam kepompongnya, setelah sekian lama berpuasa dia berubah menjadi sesuatu yang indah yakni kupu-kupu, semula si ulat berjalan di tanah, namun setelah berpuasa dia dapat terbang, jika semula si ulat memakan daun-daunan setelah melakukan puasa dia memakan yang jauh lebih nikmat yakni sari bunga atau madu.
Maka jangan berpuasa seperti ular, berpuasalah seperti ulat, jangan sia-siakan puasa kita dengan hanya mendapatkan haus dan lapar, tapi jadikan puasa kita menjadi sarana untuk kemudian berubah jadi pribadi yang jauh lebih indah dari sebelumnya, aamiin. "
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
Referensi dr Rumoysho.co

Friday, May 18, 2018

Polri Cinta Sunnah





MasyaAllah Kajian Sunnah merambah kepolisian, tepatnya di Polres Kuantan Singgigi Riau, suasana meriah Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Ustadz Firdaus Baasyir, pimpinan Pondok Al Markiz, Lipat Kain, Riau, pondok bagi anak yatim dan fakir miskin. 
Semoga dengan kegiatan ini makin banyak anggota kepolisian mengenal Dakwah Sunnah, aamiin.

TERUS POSTING APA?


Kalau bahas soal maksiat seperti zina maka mulai orang yang pacaran sampai yang zina besar merasa dipojokkan.
Kalau posting bahas riba maka rentenir, pegawai bank, pegawai leasing, dan seterusnya merasa dighibahi.
Kalau posting mengenai larangan berbuat bid'ah maka orang-orang yang suka maulid nabi, tahlil kematian, dan jenis amalan bid'ah lainnya merasa dikafirkan. 
Kalau posting mengenai larangan berbuat syirik pasti pemakai jimat, yang hobby ngalap berkah ke kuburan, percaya dukun dan seterusnya akan merasa dikafirkan.
Dan banyak lagi hal jika membicarakan larangan dalam agama pasti ada yang merasa disalahkan.
Jika membahas apapun dalam agama merasa disalahkan, dighibahi, difitnah, bahkan merasa dikafirkan, dan kemudian karena itu kita menghindar membicarakannya, terus tinggal apa yang ada dalam agama ini ? "

DICURIGAI SEBAGAI TERORIS KARENA JENGGOTAN, CELANA CINGKRANG DAN BERCADAR.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kemarin teman saya di sebuah daerah berniat mengurus surat keterangan kehilangan di sebuah kantor polisi, namun keinginannya untuk mendapatkan surat dari Polisi tidak berjalan mulus, sampai dikantor polisi diantara antrian banyak orang dia paling diawasi oleh polisi dan banyak orang disana, ujungnya dia didatangi oleh dua anggota polisi dan diperiksa, ditanyai dan digeledah saku dan barang bawaannya, karena dicurigai membawa senjata atau bom, subhanaallah, demikian yang terjadi ketika fitnah tersebar luas, orang yang berpenampilan agak aneh menjadi sasaran kecurigaan.
Atau ketika ada wanita bercadar dilingkungan yang mayoritas wanitanya tidak bercadar, pasti kecurigaan kepada wanita yang bercadar jauh lebih intens, gerak geriknya pasti selalu diawasi banyak mata.
Dan mungkin banyak kejadian yang serupa di beberapa daerah lainnya di Indonesia.
Padahal menilik para pelaku teror di Indonesia kebanyakan malah tidak jenggotan, tidak bercelana cingkrang dan bagi wanitanya juga kebanyakan tidak bercadar.
Seperti dituturkan tetangga pelaku teror di Surabaya dalam acara Indonesia Lawyer Club beberapa hari yang lalu, dia menuturkan, "pak Dita itu tidak jenggotan, sering memakai celana jeans(padahal celana jeans dilarang secara syariat karena membentuk tubuh pemakainya) , jidatnya gak hitam, dan jarang berpakaian gamis, demikian juga dengan istrinya, hijabnya warna-warni dan juga tidak bercadar. "
Pelaku penyerangan Mapolda Riau juga dari foto-foto yang beredar menunjukkan penampilan mereka lebih mirip preman, pakai jeans dan rambutnya gondrong, mana ada orang ngaji Sunnah rambutnya kayak rocker gitu?.
Lalu kenapa justru yang bajunya gamis, berjenggot dan bercadar dituduh punya potensi berbuat teror?.
Penyebabnya mungkin streotip bahwa pelaku teror adalah berpakaian gamis, berjenggot, jidat hitam, cingkrang celananya dan berhijab hitam serta bercadar adalah pelaku teror diawali dari sebuah olok-olok kecil dilakukan orang awam dan bahkan dilakukan oleh orang yang dikenal ditengah masyarakat, seperti jenggot bikin goblok, atau jenggot seperti tusuk sate, atau cadar itu seperti ninja, cadar gak perlu, gak perlu berhijab yang penting hatinya dan olok-olok semacamnya, dan anehnya yang mengolok-olok demikian kebanyakan justru dari kalangan umat Islam sendiri. Akhirnya ungkapan yang demikian akhirnya tertanam dalam banyak benak orang dan memahami bahwa teroris selalu berpenampilan demikian, padahal sedikit sekali seperti itu, dan buruknya ketika terjadi peristiwa teror sungguhan maka sasarannya adalah orang-orang yang diolok-olok itu, yang jenggotan, celana cingkrang, berhijab syar'i dan bercadar.
Dalam sebuah kajian Ustadz Abdullah Zein MA ditanya oleh salah seorang jama'ah, "ustadz kenapa Islam dibuat bermacam-macam golongan, kenapa Allah Ta’ala tidak membuat satu golongan saja?", lalu ustadz menjawab, "Mungkin Allah Ta’ala membuat demikian dengan tujuan untuk ujian bagi hambanya, mana-mana saja yang berpegang teguh kepada risalah dari Al-Qur’an dan As Sunnah, allahua'lam."
Allâh Azza wa Jalla befirman :
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى ﴿١٢٣﴾ٰ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ ﴿١٢٤﴾ قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا ﴿١٢٥﴾ قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ
Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Berkatalah ia, “Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat ?” Allâh berfirman, “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”. [Thaha/20:123-126]

SALAH BERFATWA DAPAT BIKIN ORANG MATI, BAHKAN KEMUDIAN DIAZAB.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Akhir-akhir ini banyak post video dari Ustadz DR.Ali Musri Semjan Putra MA., tentang pembahasan beliau meluruskan pendapat seorang ustadz yang salah menilai fatwa Syaikh Al Albani dan Syaikh Ustaimin perihal bom bunuh diri. Mungkin bagi seorang awam melihat posting tersebut adalah bentuk ketidak sukaan Ustadz Ali Semjan Putra kepada si ustadz viral itu, namun jika punya sedikit ilmu saja akan mampu menilai bahwa usaha Ustadz Ali Semjan Putra adalah nasehat bagi sang ustadz, dan karena sudah dishare secara luas maka dapat menjadi ilmu bagi orang yang awam bahwa tidak ada ulama yang membolehkan bom bunuh diri, karena bunuh diri dalam Islam dengan alasan apapun jelas terlarang, karena disana terkandung makna sengaja membuat dirinya mati yang jelas sangat diharamkan Islam.
Bahaya terbesarnya jika tidak diluruskan maka banyak Umat Muslim akan mati karena tindakan itu, akhirnya umat ini akan musnah.
Juga dalam video Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat beberapa tahun menjelaskan bahwa bom bunuh diri tidak dikenal dalam Islam, sampai pada era 70an di konflik Palestina dan kemudian dikenal luas Jazirah Arab, bom bunuh diri mulai dikenal ketika para agen zionis yang menyamar sebagai orang Muslim, masuk kedalam kelompok-kelompok Muslim diseluruh dunia, kemudian mereka ajarkan umat Muslim membuat bom bunuh diri, akhirnya banyak terjadi anak muda Muslim melakukan bom bunuh diri, bahkan juga dari kalangan wanita Muslim melakukan bom bunuh diri karenanya, sesungguhnya ini perbuatan penghancuran, perusakan, juga pemusnahan Umat Muslim tampa mereka pelakunya sadari.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allâh adalah Maha Penyayang kepadamu. [An-Nisa’/4:29]
Diantara penjelasan Ulama ahli tafsir tentang firman Allâh Azza wa Jalla yang artinya, ‘Dan janganlah kamu membunuh dirimu’, sebagai berikut:
Imam Abu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata, “Janganlah sebagian kamu membunuh sebagian lainnya, padahal kalian adalah pemeluk satu agama, satu dakwah dan satu keyakinan. Allâh Azza wa Jalla menjadikan seluruh pemeluk Islam, sebagian mereka sebagai bagian dari sebagian yang lain. Allâh menjadikan orang yang membunuh orang lain sesama Islam, sama kedudukannya dengan membunuh dirinya sendiri, karena orang yang membunuh dan orang yang dibunuh adalah satu tangan dalam menghadapi orang yang menyelisihi agama mereka berdua.” [Tafsir ath-Thabari, 8/229]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “firman Allâh Azza wa Jalla (yang artinya), ‘Dan janganlah kamu membunuh dirimu’, yaitu dengan melanggar perkara-perkara yang diharamkan oleh Allâh Azza wa Jalla dan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan kepada-Nya, serta dengan memakan harta di antara kamu dengan cara batil”. [Tafsir al-Qur’ânul ‘Azhîm, 2/269]
Imam Al-Baghawi rahimahullah berkata, “Firman Allâh Azza wa Jalla (yang artinya), ‘Dan janganlah kamu membunuh dirimu’, Abu ‘Ubaidah Radhiyallahu anhu berkata, ‘Kamu jangan membinasakan dirimu’, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla ‘Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan’ (Al-Baqarah/2:195). Ada juga yang mengatakan, ‘Janganlah kamu membunuh dirimu dengan memakan harta secara batil’. Ada juga yang mengatakan, ‘Allâh Azza wa Jalla menghendaki agar janganlah seorang Muslim membunuh dirinya sendiri’. [Tafsir al-Baghawi, 1/602]
dijelaskan dengan rinci bagaimana pelaku tindakan bunuh diri disiksa kelak :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ z، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda, “Barangsiapa menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung, kemudian membunuh dirinya, maka dia di dalam neraka Jahannam menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung, dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya. Dan barangsiapa meminum racun kemudian membunuh dirinya, maka racunnya akan berada di tangannya, dia akan meminumnya di dalam neraka Jahannam dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya.Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan besi, maka besinya akan berada di tangannya, dia akan menikam perutnya di dalam neraka Jahannam, dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya”. [HR. Al-Bukhâri, no. 5778; Muslim, no. 109; lafazh bagi Al-Bukhâri]
Sumber referensi "Bunuh diri mencelakai diri sendiri", Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari di almanhaj.or id

Monday, May 14, 2018

GAGAL PAHAMNYA PARA PELAKU BOM BUNUH DIRI MEMAHAMI KISAH INI?.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Para pelaku bom bunuh diri sering menggunakan hujjah kisah heroik Al Barra' bin Malik(saudara dari Anas bin Malik, pembantu setia Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam) dalam menaklukkan benteng musuh untuk membenarkan tindakan mereka. Bahkan ada ustadz ahli hadist yang lagi naik daun juga pernah menyatakan bom bunuh diri dibenarkan juga mengambil dari kisah ini yang termuat dalam Kitab Siyar A’lamin Nubala’atau ringkasnya kitab Al-Siyar, adalah sebuah kitab ensiklopedi tentang sejarah dan biografi dari tokoh-tokoh yang berperan di dalam sejarah Islam yang ditulis oleh Imam Adz-Dzahabi.
Berikut sepenggal kisahnya :
"Lalu Al-Barra’ bersama kaumnya menggempur orang-orang musyrik itu. Ia memporak-porandakan barisan lawan dengan garangnya. Pedang senantiasa ia tebaskan ke leher musuh-musuh Allah, hingga Musailamah dan pengikutnya menjadi gentar.
Musailamah dan pengikutnya berlindung di sebuah kebun yang dikenal dalam sejarah dengan nama “Kebun Kematian”. Dikenal demikian karena teramat banyaknya pasukan yang tewas di kebun itu. Kebun itu memiliki dinding yang tinggi. Musailamah dan sisa pasukannya menutup pintu kebun. Mereka berlindung di balik tembok yang tinggi sambil menghujani pasukan muslimin dengan anak panah. Seakan anak panah itu hujan yang turun, saking sangat banyaknya.
Pada saat itulah, sang ujung tombak muslimin nan pemberani tampil, yaitu Al-Barra’ bin Malik. Al-Barra’ berkata, “Kawan, letakkan aku di atas perisai. Letakkan perisai itu di atas tombak, lalu lemparkan aku ke dalam kebun, dekat dengan pintu. Entah aku nantinya mati syahid atau aku akan membukakan pintu untuk kalian.”
Dalam sekejap mata, Al-Barra’ duduk di atas perisai. Badannya amat ringan. Puluhan tombak mengangkatnya, lalu ia dilempar ke dalam Kebun Kematian, di tengah ribuan pasukan Musailamah.
Al-Barra’ turun di tengah mereka bagaikan petir. Al-Barra’ terus menyerang mereka di depan pintu. Pedang senantiasa ia tebaskan ke leher lawan. Sampai ia berhasil membunuh belasan orang musuh. Lalu pintu dibukanya.
Al-Barra’ mendapatkan lebih dari 80 luka akibat panah dan sayatan pedang.
Kaum muslimin menyerbu Kebun Kematian, baik dari atas dinding maupun dari pintu-pintunya. Pedang-pedang mereka menebas leher orang-orang murtad yang berlindung di balik dinding Kebun Kematian. Kaum muslimin berhasil menewaskan sekitar 20.000 orang.
Sampailah mereka kepada Musailamah dan menewaskannya.
Al-Barra’ bin Malik dibawa ke tendanya untuk diobati. Khalid bin Al-Walid sendiri yang langsung menangani perawatannya selama satu bulan. Kemudian sembuhlah Al-Barra’ atas kehendak Allah.
Allah menentukan kemenangan bagi kaum muslimin melalui tangannya.
Al-Barra’ bin Malik Al-Anshari senantiasa mengharapkan mati syahid yang telah luput pada saat berada di Kebun Kematian. Peperangan demi peperangan senantiasa beliau ikuti karena rindu untuk mendapatkan citanya yang besar, dan kerinduannya untuk menyusul Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam."
Beberapa ustadz dikajian Sunnah beberapa kali membahas kisah ini, terutama ketika ada pertanyaan dari jamaah mengenai aksi bom bunuh diri yang dilakukan beberapa orang yang mengaku berjuang demi menegakkan Islam.
Kebanyakan Ustadz menjawab, "sungguh tidak benar jika kisah ini dijadikan pembenar aksi bom bunuh diri dijaman ini, karena dari kisah ini sudah sangat jelas, apa yang dilakukan Al Barra bin Malik membuahkan kemenangan bagi Umat Islam, apa yang dilakukan para sahabat nabi itu penuh perhitungan matang sehingga menghasilkan kesuksesan, berhasil mengalahkan kaum musyrikin. Bandingkan dengan aksi bom bunuh diri dijaman sekarang yang dilakukan beberapa kelompok, apa yang mereka lakukan tidak membuahkan kemenangan bagi pihak Islam, justru apa yang mereka lakukan membuat Islam makin terpuruk, Islam menjadi makin terfitnah karena ulah mereka".
Waalahua'lam.
Referensi muslimah. Or. Id

Sunday, May 13, 2018

Jahatnya paham teroris, Indahnya Sunnah.



Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Zubair Hawaary menerangkan sebuah hadist tentang penjelasan siapa mereka yang disebut dengan khawarij dan apa ciri yang melekat pada kelompok ini. Yang disebut sebagai khawarij oleh banyak ulama adalah mereka yang menyimpang dari jalan Ahlu Sunnah wal jamaah, mereka tidak mengikuti pendapat para ulama kibar(besar) dalam memahami agama Islam, namun mereka mengikuti syahwat dan ulama dari kalangan mereka sendiri.
Ciri yang melekat pada kelompok ini seperti disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, mereka masih muda, punya ghirah(semangat) dalam berjuang menegakkan agama sangat besar namun tidak berdasarkan kepada ilmu, dan ciri utama pada mereka adalah mudah menuduh penguasa dan pemerintah yang sah berlaku tidak adil, sebagaimana mereka juga menuduh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam berlaku tidak adil, padahal Rasulullah adalah manusia paling mulia diatas muka bumi dan tentu paling adil dalam menetapkan sesuatu, namun mereka(khawarij) ingkari karena yang dimaksudkan dengan adil hanya menurut pandangan kelompok mereka. Atas dasar membela keadilan inilah juga mudah bagi kelompok khawarij untuk melanggar syariat agama, yang lebih buruk mudah bagi mereka menumpahkan darah sesama manusia, bahkan darah seorang Muslim sekalipun, subhanaallah, padahal menumpahkan darah manusia tampa alasan Syariah hukumnya haram.
Jika mendengar kajian soal khawarij jadi ingat ketika saya ditangkap polisi dan diinterogasi selam berjam-jam dibawah lampu, saya sampai diruangan interogasi disebabkan tindakan teman-teman saya yang merusak properti milik polisi, jumlahnya mungkin ratusan juta, Alhamdulillah pernah merasakan diinterogasi sehingga mendapatkan hikmah luar biasa karena pengalaman tersebut. Disanalah saya mendapat pelajaran penting, bahwa berjuang dengan cara anarkis, frontal dan merusak ujungnya cuma kegagalan dan menjadi fitnah saja. Demikian juga yang terjadi kepada usaha orang-orang yang menegakkan agama ini dengan teror, mereka selalu menemui kegagalan dan menjadi fitnah bagi Islam secara keseluruhan, menunjukkan cara mereka sebuah kekeliruan besar.
Dan saat ini alhamdulillah mengenal Dakwah Sunnah, dimana semua tindakan terukur dengan dalil sahhih dari Alquran dan Sunnah yang sahhihah, dan cara ini lebih baik, membuat saya ikut serta dalam beberapa aksi dakwah dan sejauh ini membuahkan hasil yang sangat membahagiakan, banyak kegiatan dakwah kami berhasil mengajak banyak orang pada Islam yang sesuai kaidahnya, seperti mereka yang semula sulit membaca Alquran kemudian mampu membaca Alquran dengan lancar, banyak orang memahami agama ini dengan benar juga beberapa orang semula nkn muslim berhasil kami ajak kepada Islam, Alhamdulillah, semua berkat kemudahan yang diberikan oleh Allah Ta’ala dan usaha team dakwah kami.
Dalam sebuah hadist dikisahkan ciri yang melekat kepada pemahaman khawarij /teroris,
Dzul Khuwaishiroh mengatakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam –yang ketika itu beliau sedang membagikan harta rampasan perang-, “berlaku adil lah wahai Rasulullah!”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menjawab, “celaka engkau, siapa lagi yang akan berlaku adil kalau aku tidak berlaku adil”. Melihat hal tersebut, Umar bin Khattab pun berkata, “biarkan saya membunuhnya wahai Rasulullah”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda, “biarkan dia! Sesungguhnya dia memiliki pengikut yang sholat kalian terasa remeh dibandingkan sholatnya, puasa kalian terasa remeh dibandingkan dengan puasanya, mereka terlepas dari agama sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya... - HR. Muslim, (2/743 dan 744)
Sumber referensi "Mengenal Khawarij", oleh Muhammad Singgih Pamungkas di web Muslim.or.id
Foto:kelas bacaan Al-Quran di Lapas Sarolangun Jambi.

Ingin selamat ?, ikuti jalan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Nasehat dari seorang ustadz, 
Kalau suka punya sikap mengampang-gampangkan perkara agama, ukuran baik dan benar hanya menuruti syahwat maka potensi besar menjadi ahlul bid'ah, dan sebaliknya jika suka memaksakan kehendak , suka memberat-beratkan perkara agama maka berpotensi besar menjadi teroris(khawarij).
Sikap yang benar agar selamat adalah iitiba', mengikuti contohnya dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya, baik soal aqidah ataupun syariat, insyaAllah selamat di dunia dan akhirat, dengan belajar ilmunya dan berusaha mengamalkan dalam kehidupan, insyaAllah.
Suatu saat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkisah,
خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هذه سبل و عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,’ kemudian beliau membaca,
{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}
‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’” ([Al An’am: 153] Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya)
Referensi" jalan selamat hanya satu", oleh Ustadz Sa'id Abu Ukkasyah di muslim.or.id

Apa bedanya antum dengan dia ?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Jika sampai kepada saya kata2 kasar selalu berusaha mengingat-ingat perkataan Ustadz Maududi Abdullah agar punya tekad bersabar, ketika beliau ditanya seseorang mengenai orang yang berkata dan berbuat kasar kepadanya, beliau menasehati , "jika kita dikasari orang baik perkataan ataupun perbuatan, jangan dibalas dengan perkataan kasar dan perbuatan kasar yang sama. Karena jika ada perkataan kasar kepada kita dibalas dengan perkatan kasar yang sama, perbuatan kasar dibalas juga dengan perbuatan kasar yang sama, lalu apa bedanya akhlak kita dengan dia?, buatlah menjadi berbeda, balaslah perkataan kasar dan perbuatan buruk dengan cara yang lebih baik, buktikan bahwa akhlak kita lebih baik dari dia. "
Allah Ta’ala berfirman :
ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat : 34).

Jangan kotori masjid dengan maksiat.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu sempat dengar kabar bahwa di sebuah masjid milik pemda akan diadakan konser musik Islami, subhanaallah, miris mendengarkan, maklum masjid adalah tempat yang disucikan umat Muslim, sementara alat musik secara syariat haram mutlak pendapat para ulama lintas mahzab, bahkan seperti Imam Syafi'i menyamakan alat musik dengan daging babi(lihat Al Umm, bab waris). Belum lagi jika konser digelar pasti banyak penonton pria dan wanita bercampur aduk, dan mungkin sebagian besar adalah bukan mahramnya alias nonton konser sambil pacaran, dosanya siapa yang tanggung?.
Alhamdulillah, rencana konser musik itu gagal, banyak pemuka agama menentang rencana tersebut.
Jadi ingat ketika Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah membahas tentang fikih masjid, beliau menyebutkan, "Seseorang yang sedang junub(belum mandi besar) saja terlarang untuk masuk masjid secara syariat, karena masjid adalah tempat yang disucikan dari hal-hal maksiat, demikian juga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam melarang kita shalat dimana ada kuburan didalamnya, karena masjid adalah tempat untuk mentauhidkan Allah Ta’ala, dan mengagungkan kuburan adalah jelas perbuatan syirik, dua hal yang saling berseberangan. Maka sebuah bencana ketika di masjid di kotori dengan maksiat seperti membunyikan musik dan semacamnya. "
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah”. (QS. Al Jin: 18)

Saturday, May 12, 2018

PUASA TAPI TIDAK SHALAT?



Oleh Siswo Kusyudhanto 

Jika masuk bulan Ramadhan mungkin banyak kita temui orang yang istiqomah dalam puasanya, mungkin penuh selama satu bulan, namun dirinya tidak melaksanakan shalat, hal ini mungkin disebabkan belum sampainya ilmu agama yang benar kepada mereka, padahal shalat fardhu secara prioritas syariat diatas puasa Bulan Ramadhan, kata seorang ustadz dalam sebuah kajian menyebutkan, "Seseorang yang berpuasa di Bulan Ramadhan namun tidak mengerjakan shalat fardhu ibarat seseorang yang memakai jas, kemeja dan dasi dengan sangat rapi, tapi dia tidak memakai celana, padahal celana digunakan untuk menutup aurat, dan ini lebih utama daripada memakai kemeja, jas dan dasi. "

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ

“Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)

Sumber referensi "Puasa tidak shalat", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc. Di muslim.or.id