Sunday, May 23, 2021

Kalau ingin lihat kekuatan Umat Islam jangan dilihat pas Sholat Ied

 


Oleh Siswo Kusyudhanto

Kalau lihat jumlah shalat ied dimana-mana dihadiri ribuan orang jamaah ikut senang, karena terlihat jumlah Umat Islam sangat besar, sampai ribuan orang jamaah hanya untuk tingkat desa atau kelurahan saja.

Namun hal ini mengingatkan juga saya akan nasehat seorang ustadz, kata beliau jika ingin tau berapa sebenarnya kekuatan Umat Islam disebuah daerah lihat ketika mereka melakukan shalat subuh berjamaah, karena sejatinya sholat subuh sangat berat dilakukan oleh mereka yang didalam dadanya ada kemunafikan, perlu keikhlasan tinggi dalam dada seseorang untuk menegakkan Sholat subuh berjamaah.
Allahua'lam.

Mungkin yang beliau sampaikan benar juga, kalau kita lihat jumlah shalat ied selalu dihadiri ribuan orang jama'ah sampai kadang kekurangan tempat untuk jamaah yang baru datang, namun anehnya mereka hilang kemana ketika Shalat Subuh berjama'ah di masjid setempat? Karena kalau shalat Subuh berjamaah disetiap masjid dan mushola dihadiri jamaah yang sangat sedikit,
Semoga kita mampu istiqomah menegakkan Shalat, bukan shalat ied saja, tapi shalat-shalat lainnya, Aamiin.

----
Shalat Subuh dan Shalat Isya' paling berat bagi orang munafik

Oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc.

Dua shalat yang memiliki keutamaan yang besar adalah shalat Shubuh dan Shalat Isya.Dua shalat inilah yang terasa berat bagi orang-orang munafik.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا في العَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوَاً

“Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada shala Isya’ dan shalat Shubuh, tentu mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 437)

Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 657).

Ibnu Hajar mengatakan bahwa semua shalat itu berat bagi orang munafik sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,

وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى

“Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas” (QS. At Taubah: 54). Akan tetapi, shalat ‘Isya dan shalat Shubuh lebih berat bagi orang munafik karena rasa malas yang menyebabkan enggan melakukannya. Karena shalat ‘Isya adalah waktu di mana orang-orang bersitirahat, sedangkan waktu Shubuh adalah waktu nikmatnya tidur. (Fathul Bari, 2: 141).

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Orang munafik itu shalat dalam keadaan riya’ dan sum’ah (ingin dilihat dan didengar orang lain). Di masa silam shala Shubuh dan shalat ‘Isya’ tersebut dilakukan dalam keadaan gelap sehingga mereka -orang munafik- tidak menghadirinya. Mereka enggan menghadiri kedua shalat tersebut. Namun untuk shalat lainnya, yaitu shalat Zhuhur, ‘Ashar dan Maghrib, mereka tetap hadir karena jama’ah yang lain melihat mereka. Dan mereka kala itu cari muka dengan amalan shalat mereka tersebut. Mereka hanyalah sedikit berdzikir kepada Allah. Di masa silam belum ada lampu listrik seperti saat ini. Sehingga menghadiri dua shalat itu terasa berat karena mereka tidak bisa memamerkan amalan mereka. Alasan lainnya karena shalat ‘Isya itu waktu istirahat, sedangkan shalat Shubuh waktu lelapnya tidur.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 5: 82).

Sumber https://rumaysho.com/3785-shalat-shubuh-dan-shalat-isya... 

Ayat Injil yang membawa seorang pendeta Nasrani kepada Islam

 


Oleh Siswo Kusyudhanto
Jalan hidayah kepada Islam ada jutaan jalan atau bahkan tidak terhingga, dan hanya Allah Azza Wa Jalla saja yang mengetahui dari jalan mana seseorang mendapatkan hidayah.
Ada kisah seorang pendeta yang dengan belajar ayat-ayat dalam Injil dan dia justru menemukan kebenaran Islam, dan pada akhirnya membuat dia memeluk agama Islam.
Ada beberapa ayat tentang sujud nya para nabi dalam Injil yang membuatnya tergerak untuk belajar Islam dan kemudian memeluknya
“Dan dia (Yesus/Isa Al Masih) melangkah lebih jauh, dan tersungkur, lalu berdoa…” (Matius 26:39)
“Dan Yosua(Isa Al Masih) tersungkur ke bumi, dan menyembah …” (Yosua 5:14)
“Lalu Musa dan Harun pergi dari hadapan jemaah ke pintu Kemah Pertemuan, dan mereka sujud …” (Bilangan 20: 6 )
“Dan Abraham(Nabi Ibrahim) tersungkur…” (Kejadian 17: 3)
“… dan mereka tersungkur di hadapan takhta dan menyembah Tuhan.” (Wahyu 7:11)
“… Lalu mereka menundukkan kepala dan menyembah Tuhan dengan wajah menghadap ke tanah.” (Nehemia 8: 6)
“… Kemudian Daud dan para tua-tua Israel, yang mengenakan kain kabung, tersungkur di wajah mereka.” (1 Tawarikh 21:16)
Ketika pertama kali membaca ayat-ayat dalam Injil ini dia kaget dan shock karena baru dia ketahui para nabi dalam Injil jelas disebutkan mereka menyembah Allah dengan cara bersujud menempelkan jidatnya ke tanah, sementara dirinya sama sekali tidak melakukan demikian dalam peribadatan nya, dan dijaman ini yang melakukan penyembahan kepada Allah dengan cara demikian adalah Umat Islam.
Ini alasan kuat kemudian pada akhirnya dia bersyahadat dan bersujud dalam shalat mengikuti cara berdoa para nabi, MasyaAllah.
Jadi paham kenapa banyak dari para penginjil kemudian memeluk Islam, karena ketika mereka belajar Injil benar-benar maka dia menemukan kebenaran Islam didalamnya dalam berbagai hal, Allahua'lam.
----
Allah Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. Al-Hajj: 77)
Ath Thabari dalam Tafsir-nya menyebutkan:
ارْكَعُوا) لله في صلاتكم (واسْجُدُوا) له فيها)
“(Rukuklah) kepada Allah dalam shalat kalian dan (sujudlah) di dalam salat kalian” (Tafsir Ath Thabari)
Sumber referensi muslim. Or. Id

Al-Qur'an adalah petunjuk bagi seorang Muslim

 


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada seorang teman bertanya tentang program donasi Mushaf Al-Qur'an yang selama ini saya jalankan dan saya jelaskan bahwa sejauh ini program ini alhamdulillah sudah berjalan selama sekitar empat tahun(Mei 2021) dan menjangkau sekitar 400 titik lokasi berupa TPA, TPQ, Rumah Tahfizh, kelompok bacaan Al-Qur'an masjid dan Mushola yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia, juga telah menyalurkan sekitar 10 ribu Mushaf Al-Qur'an.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman donatur Mushaf Al-Qur'an yang selama ini membantu program donasi Mushaf Al-Qur'an ini, baik dari para Muslim dari berbagai daerah di Indonesia, juga dari donatur dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Taiwan, Jepang dan lainnya. Semoga sumbangan anda semua diterima oleh Allah Azza Wa Jalla, Aamiin.
Juga tidak lupa ucapan Terima kasih kepada para teman Relawan Qur'an Indonesia dan para Ustadz pengajar tahsin dan Tahfizh diberbagai provinsi di Indonesia yang telah memberikan informasi lokasi penerima bantuan Mushaf Al-Qur'an dan juga melakukan pengawasan terhadap penggunaan donasi Mushaf Al-Qur'an, semoga Allah Azza Wa Jalla menjadikan jihad dijalan agama Allah ini menjadi pahala disisi Allah Azza Wa Jalla Aamiin.
Dia mendengar penjelasan saya kaget dan gembira, "MasyaAllah,
hebat
! ", tapi kemudian saya sampaikan bahwa yang sudah kami lakukan dalam program donasi Mushaf Al-Qur'an ini masih sebuah langkah kecil, karena kalau menurut statistik resmi jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang buta Al-Qur'an adalah 65 persen, sementara jumlah Muslim di Indonesia adalah sekitar 206 juta orang(data BPS 2006) artinya ada 115 juta Muslim di Indonesia buta Al-Qur'an, dan ini harusnya sangat memprihatinkan bagi kita.
Ibarat yang kami lakukan selama ini baru menyentuh bagian kecil dari proyek dakwah ini, karena program ini baru menjangkau 10 ribu peserta kelas tahsin dan Tahfizh Al-Qur'an.
Mungkin perlu beberapa generasi untuk mengikis buta Al-Qur'an di Indonesia, mungkin setelah saya dan teman-teman aktivis semoga ada generasi berikutnya untuk menjalankan program ini.
Semoga menjadi kesadaran Muslim di Indonesia untuk ikut serta membantu program melawan buta Al-Qur'an dengan materi dan doa, karena jika mayoritas penduduk Muslim di Indonesia buta Al-Qur'an ini sangat berbahaya, seperti kita ketahui Al-Qur'an adalah petunjuk bagi seorang Muslim, dalam Al-Qur'an menjelaskan banyak hal mulai mana yang halal dan mana yang haram, mana yang perintah dan mana larangan, sampai mana jalan ke surga dan mana jalan ke neraka.
Jika seorang Muslim jauh dari Al-Qur'an mungkin ibarat nahkoda yang berlayar tanpa navigasi apapun sehingga dia berlayar tidak tentu arah dan tujuan dan pada akhirnya dia tenggelam ditelan ombak bersama kapalnya, atau seperti musafir yang tersesat ditengah gurun yang luas sehingga dia berjalan berputar-putar ditengah gurun pasir tak tentu arah yang sangat panas dan pada akhirnya mati kehausan dan ibarat sejenisnya.
Semoga Allah Azza Wa Jalla mudahkan program donasi Mushaf Al-Qur'an ini dimasa depan dan dengan makin banyak Muslim dekatnya dengan Al-Qur'an diharapkan menjadikannya petunjuk bagi keselamatannya didunia dan akhirat, Aamiin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (yaitu Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.” (Surat Az-Zukhrûf: 36)
-------
Bagi teman-teman yang dilapangkan rizki harta dan minat sedekah Mushaf Al-Qur'an dapat menyalurkan ke rekening dibawah ini, karena masih banyak lokasi lain yang membutuhkan Mushaf Al-Qur'an.
Rekening Bank Syariah Mandiri
Atas nama Siswo Kusyudhanto
Di nomer 7114465962
Konfirmasi ke nomer WA 081378517454
Setiap sumbangan donatur InsyaAllah kami akan laporkan nomer resi pengiriman dan jumlahnya.

Kenapa Al-Qur'an jauh lebih unggul dari Injil versi Modern?

 


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Zubair Hawaary bercerita tentang salah satu temannya yang juga seorang ustadz pengajar program tahfizh, beliau berkisah suatu hari mampir disebuah toko buku dan membeli sejumlah Mushaf Al-Qur'an, sepulangnya dari toko buku si ustadz mulai membaca beberapa lembar Mushaf Al-Qur'an, namun betapa terkejutnya di beberapa halaman ada ayat ada yang diubah beberapa huruf sehingga juga berubah cara membacanya dan tentu maknanya berubah total.
Esoknya si ustadz pergi ke toko dimana dia membeli Mushaf Al-Qur'an tersebut dan menyampaikan kepada pemilik toko bahwa ada beberapa ayat yang diubah dalam Mushaf Al-Qur'an yang dibelinya dan beliau minta ganti Mushaf Al-Qur'an yang baru yang tidak ada kesalahan didalamnya, kontan si pemilik toko kaget dan kemudian menuruti permintaan si ustadz untuk mengganti Mushaf Al-Qur'an yang cacat itu.
Kata Ustadz Abu Zubair Hawaary, inilah hebatnya Al-Qur'an sebagai kitab suci dia terjaga dari kesalahan, ketika ada kekeliruan didalamnya tidak perlu lama orang untuk mengetahuinya paling satu atau dua hari orang yang membacanya sudah tau didalamnya ada yang keliru.
Mendengar beliau cerita jadi ingat ustadz lain yang menyampaikan beberapa keuntungan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam seorang Ummi, tidak dapat membaca dan menulis maka ketika beliau menerima wahyu dari Allah Azza Wa Jalla yakni ayat-ayat Al-Qur'an beliau sampaikan kepada para sahabat beliau dengan cara dihapalkan, bukan dengan ditulis seperti kitab-kitab agama lainnya, dan tradisi menghafal Al-Qur'an ini berlangsung dari 1400 tahun yang lalu sampai hari ini, dan inilah yang membuat sulitnya Al-Qur'an dipalsukan atau dirubah orang yang ingin merubah Al-Qur'an, Allahua'lam.
Iya juga gak kebayang kalau sejak awal Mushaf Al-Qur'an disampaikan dengan tulisan pasti terjadi perubahan-perubahan dalam isinya, atau dalam ilmu komunikasi namanya distorsi informasi, terjadi materi atau konten informasi karena disampaikan secara bersambung dan saat ditulis bisa saja terjadi pengurangan atau penambahan pada konten informasi yang disampaikan, Allahua'lam.
-----
Ini contoh salah satu ayat dalam Injil versi modern yang telah rusak dan sering dijadikan materi dalam debat Islam Kristen seperti sering disampaikan oleh Dr. Zakir Naik atau debaters Muslim lainnya. Padahal ayat ini membahas hal paling dasar dalam agama yakni Aqidah, kalau ayat dasar dalilnya rusak terus bagaimana aqidahnya?
SEBUAH DIALOG RINGAN TENTANG BUKTI KETUHANAN YESUS
Muslim ; "Benarkah Injil menyebutkan bahwa Yesus adalah Tuhan?"
Nasrani ; "Benar!"
Muslim ; "Ayat-ayat manakah yang memastikan hal itu?"
Nasrani ; "Yohanes 13:13"
Muslim ; "Dapatkah anda tunjukkan?"
Nasrani ; "Tentu saja! Ini dia: .... "
ALKITAB VERSI TERKINI
"Kamu menyebut Aku Guru dan TUHAN, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan TUHAN." (Yohanes 13:13)
ALKITAB VERSI KSI (TAHUN 2000)
"Kamu menyebut Aku Guru dan Junjungan. Memang sepatutnyalah demikian, karena Aku adalah Guru dan Junjungan." (Yohanes 13:13)
ALKITAB VERSI ENDE (TAHUN 1969)
"Kamu memanggil Aku Guru dan Tuan. Dan tepatlah demikian, sebab memang itulah Aku!" (Yohanes 13:13)
ALKITAB VERSI SCHELLABEAR DRAFT (TAHUN 1912)
"Adapun kamu menyebutkan aku guru dan Rabbi, maka patutlah katamu itu, karena akulah dia." (Yohanes 13:13)
ALKITAB VERSI KLINKERT (TAHUN 1870)
"Bahwa akoe dipanggil olihmoe goeroe dan toewan (baca: tuan), maka benarlah bagitoe, karena akoelah dia." (Yohanes 13:13)
Muslim ; "Lha? Lantas siapa yang memberi otoritas kepada penulis Injil untuk merobah kata (dan pengertian) dari Toewan menjadi Rabbi, dari Rabbi menjadii Tuan, dari Tuan menjadi Junjungan dan dari Junjungan menjadi Tuhan?
Muslim ; Apakah itu perintah dari Tuhan sendiri?
Kepada siapa?
Kapan?"
Si Nasrani terdiam gak bisa jawab
---
CATATAN
Rabi atau Rabbi (Ibrani Klasik רִבִּי ribbī; Ashkenazi modern dan Israel רַבִּי rabbī) dalam Yudaisme, berarti "guru", atau arti harafiahnya "yang agung".
Kata "Rabi" berasal dari akar kata bahasa Ibrani RaV, yang dalam bahasa Ibrani alkitabiah berarti "besar" atau "terkemuka, (dalam pengetahuan)".
Dalam aliran-aliran Yudea kuno, kaum bijaksana disapa sebagai רִבִּי (Ribbi atau Rebbi) — dalam abad-abad belakangan ini diubah ucapannya menjadi Rabi ("guruku"). Istilah sapaan penghormatan ini lambat laun dipergunakan sebagai gelar, dan akhiran pronomina "i" ("-ku") kehilangan maknanya karena seringnya kata ini digunakan. Di Eropa Timur, Rabi diucapkan sebagai "Ravin," (׀אגגטם). [Lihat: wikipedia.org bahasa indonesia, kata kunci "rabi"]
Sumber: Islam Menjawab Fitnah
Sumber referensi gusmendem blogspot. Co
----
Janji Allah Azza Wa Jalla menjaga Al-Qur'an termuat dalam ayat berikut ini yang membuatnya terjaga sepanjang masa dan tidak akan berubah sehurufpun sampai kiamat.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya” (QS. Al-Hijr: 9).
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menafsirkan kata الذِّكْرَ dengan Alquran. Beliau mengatakan,
وإنا للقرآن لحافظون من أن يزاد فيه باطل مَّا ليس منه، أو ينقص منه ما هو منه من أحكامه وحدوده وفرائضه
“Sesungguhnya Kami benar-benar menjaga Alquran dari penambahan perkara batil yang bukan bagian darinya, atau pengurangan sesuatu yang merupakan bagian darinya, baik berupa hukum, batasan maupun kewajiban-kewajiban yang terdapat di dalamnya.”
Jaminan dari Allah Ta’ala berupa penjagaan Alquran ini berkonsekuensi kepada penjagaan As-Sunnah yang merupakan penjelas Alquran, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (QS. An-Nahl: 44).
Sumber referensi keindahan Islam dr web muslim. Or

Yang penting agamanya

 


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dulu saya sempat bekerja di sebuah perusahaan Asing yang mengembangkan jaringan bisnisnya di Indonesia dalam waktu yang cukup lama yakni sampai belasan tahun, sempat duduk dikepala bagian promosi dan customer service, dan sering kali melakukan perjalanan ke kantor pusat untuk melakukan meeting dengan para direksi.
Pertama kali ikut meeting bersama direksi ada pengalaman yang masih ingat hingga saat ini, ketika datang ke kantor pusat berjumpa dengan para anggota team promosi dan customer service, ternyata banyak diantara mereka gadis-gadis cantik semampai nan molek, bahkan diantaranya katanya bekas foto model di sejumlah media fashion, pokoknya kebanyakan cantiknya diatas rata-rata.
Ketika meeting dengan para direksi masuk tengah hari kegiatan dihentikan satu jam untuk memberikan waktu istirahat dan makan, namun pas kami sedang makan saya nampak beberapa gadis itu agak berjalan cepat keluar dari kantin secara berombongan, saya agak heran melihat ini lalu saya bertanya kepada teman saya, "itu mereka kemana kok seperti tergesa-gesa sekali padahal waktu istirahat masih lama? ", teman saya cerita bahwa mereka itu pergi ke ruangan khusus merokok yang disediakan perusahaan, astaghfirullah, mendengar penjelasan ini bikin saya sangat kaget sekaligus penasaran, lalu selesai makan saya minta teman menunjukkan ruangan rokok yang dimaksud, benar kami beranjak menuju ruangan khusus merokok, rupanya rungan yang dimaksud adalah sebuah ruangan dengan ukuran sekitar lebar empat meter dan panjang lima meter, tidak ada kursi juga tidak ada meja, yang ada cuma sebuah asbak stanless steel tinggi seperti yang dipasang di banyak pintu masuk kantor.
Nampak para wanita cantik dan para pria berdiri menikmati rokoknya bikin ruangan penuh asap rokok tebal padahal ruangan ini dilengkapi kipas penghisap yang sangat besar.
Entah kenapa melihat wanita merokok meskipun cantiknya enggak ketulungan tapi tetap terlihat buruk, karena jika anak remaja saja merokok anggapan orang itu anak nakal, kalau ada wanita merokok terus namanya bisa disebut wanita....
Saya lebih kaget lagi ketika teman cerita kalau gadis-gadis cantik itu sering nongkrong di cafe dan diskotik atau semacamnya, astaghfirullah.
Langsung drop saja penilaian saya kepada mereka, meskipun sangat cantik tapi kalau kelakuan kayak itu ya enggak banget, gak ada nilainya atau malah mungkin jika dijadikan istri bikin sengsara lahir batin.
Jadi teringat nasehat para ustadz tentang wanita, ketika memilih wanita usahakan memilih berdasarkan agama, karena dengan agama yang bagus InsyaAllah akan nyaman untuk kita didunia dan akhirat, dan InsyaAllah miliki wanita sholehah membuat kita beruntung, Allahua'lam.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُنْكَحُ المَرْأَةُ لأرْبَعٍ: لِمالِها ولِحَسَبِها وجَمالِها ولِدِينِها، فاظْفَرْ بذاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَداكَ
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari no.5090, Muslim no.1466).

Andai pemilik Facebook orang Solo



Oleh Siswo Kusyudhanto
Coba anda bayangkan jika pemilik Facebook adalah orang Solo kemungkinan ini platform yang super netral, tau sendiri karakter orang Solo dan sekitarnya itu ketika menghadapi ijin lewat atau semacamnya selalu mengatakan "Inggih Monggo", selalu mempersilahkan sesuatu asal memenuhi kaidah sopan santun dan tidak berbahaya saja.
Sayangnya pemilik Facebook bukan orang Solo, tetapi pemiliknya terindikasi terlibat dalam cara pandang liberalisme dan tidak paham akan cara pandang umat manusia diberbagai belahan dunia yang tentu berbeda jauh dengan cara pandang si pemilik Facebook. Hal ini yang membuat si pemilik berpihak kepada kubu dan sekutunya.
Makanya jangan coba-coba mengetik kata yang masuk dalam deretan kata-kata yang dilarang dalam postingan anda, bisa jadi karena sebuah kata ini anda dihukum tidak dapat menggunakan sebuah platform selama beberapa hari atau bahkan diblock total sehingga anda perlu bikin akun baru lagi.
Platform sosial media bukan seperti barang dunia nyata seperti misal motor dimana pembuat motor tidak ikut campur siapa yang membeli motornya dan motor karyanya dipakai untuk apa, entah untuk kebaikan atau bahkan kejahatan itu urusan penggunanya.
Platform sosial media sangat berbeda, dia akan selalu terhubung dengan pemiliknya selama digunakan orang lain, tentu apa yang terjadi didalamnya masih urusan dia dan dia berhak ngurusi konten orang, ini sebuah kenyataan yang pahit bagi para pengguna platform sosial media bahwa mereka harus ikut kemana arah dan keinginan pemilik platform sosial media, bahkan mungkin sampai jadi kafir sekalipun.
Disini pentingnya dari kita sebagai pengguna sosial media di era modern ini agar selalu bersabar, berhati-hati dan waspada agar tidak kehilangan jati diri sebagai manusia yang bebas berpendapat dan bebas menjalankan cara hidup sesuai pandangan kita, InsyaAllah.
----
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا ۖ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Jika kalian memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kalian mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan ke-mudharat-an kepada kalian. Sesungguhnya Allâh mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” [Ali ‘Imrân/3:120]
TAFSIR RINGKAS “
Jika kalian memperoleh kebaikan,” maksudnya adalah kalian, wahai orang-orang yang beriman, ketika memperoleh kemenangan dari musuh kalian, ghanîmah (harta rampasan perang) yang kalian dapatkan dari mereka, maka banyak orang yang berbondong-bondong masuk ke dalam agama kalian dan kemakmuran di dalam kehidupan kalian, “niscaya mereka bersedih hati,” yaitu hal tersebut membuat mereka sedih.
“Tetapi jika kalian mendapat bencana,” yaitu kalian mendapatkan keburukan berupa kekalahan dan sebagian kalian ditawan atau terjadi perselisihan di antara kalian, atau kalian ditimpa kekeringan dan musibah, “maka mereka bergembira karenanya.” “Apabila kalian bersabar” atas apa-apa yang menimpa kalian “dan kalian bertakwa” kepada Allâh Azza wa Jalla dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya… “maka tipu daya mereka tidak akan bisa me-mudharat-kan atau membahayakan kalian sedikit pun”.
Karena Allâh Azza wa Jalla adalah penolong kalian dan melihat seluruh gerak-gerik mereka dan seluruh apa yang mereka lakukan. Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan membatalkan semua tipu daya tersebut. Kemudian Allâh Azza wa Jalla mengatakan, “Sesungguhnya Allâh meliputi segala apa yang mereka kerjakan.” Meliputi maksudnya mengetahui.[1]