Monday, April 30, 2018

JIKA ALLAH TA’ALA BERFIRMAN "HAI ORANG-ORANG BERIMAN", PASANG TELINGAMU ! .


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam kajian beberapa waktu yang lalu oleh Ustadz Syafiq Reza Basalamah, beliau mengatakan, "Ada 89 kali Allah Ta’ala menyebutkan" Hai orang-orang yang beriman "dalam Al-Qur’an, panggilan itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman saja, dan bagi mereka orang yang kufur dan kafir apa yang difirmankanNya tidak berlaku bagi mereka. Ibnu Mas'ud Radhliyaa Anhuu ketika mendengar ayat yang berisikan lafadz," hai orang-orang yang beriman ", beliau mengingatkan orang disekelilingnya, " jika ada ayat Al-Qur’an turun dan menyebutkan, "hai orang-orang yang beriman", maka pasang telingamu, pasang telingamu!, karena Allah Ta’ala akan memberikan perintah atau akan memberi peringatan atas keburukan sesuatu, maka dengar baik-baik".
Berikut diantaranya ayat-ayat tersebut :
1.mengatur soal berkata , yaitu pada QS (002,104).
Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu KATAKAN Raa’ina, tetapi katakanlah Unzhurna. Dan dengarkanlah, bahwa untuk orang-orang kafir itu azab yang pedih (002,104).
Sedemikian pentingnya berkata , sehingga suatu kaum jadi kafir karena ”BERKATA” jadi "kata" kita harus bersumber (kamus)nya dari Alquran dan Sunnah Rasul.
2. Sabar dan Sholat, QS ( 2,153)
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
3. Makanlah makanan yang Thoyib dan bersyukur QS(2.172)
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang THOYIB (baik) yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
Dan banyak lagi ayat yang didahului dengan"Hai orang-orang yang beriman "dalam Al-Qur’an.

SALAH SATU TANDA AKHIR JAMAN, ILMU DIAMBIL DARI PELAKU KEBID'AHAN.



Ada teman bertanya kenapa orang yang jelas berbuat bid'ah kok malah banyak pengikutnya, mungkin keadaan itu yang dimaksud dalam hadist ini.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ مِنْ أَشْرِاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُلْتَمَسَ الْعِلْمُ عِنْدَ الْأَصَاغِرِ

“Sesungguhnya di antara tanda hari Kiamat adalah, ilmu diambil dari orang-orang kecil (yaitu ahli bid’ah)”.
(Riwayat Ibnul Mubarak, al Lalikai, dan al Khaththib al Baghdadi. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih al Jami’ ash Shaghir, no. 2203, dan Syaikh Salim al Hilali dalam kitab Hilyatul ‘Alim, hlm. 81.)

Imam Ibnul Mubarak rahimahullah ditanya : “Siapakah orang-orang kecil itu?”

Beliau menjawab : “Orang-orang yang berbicara dengan fikiran mereka. Adapun shaghir (anak kecil) yang meriwayatkan dari kabir (orang tua, Ahlus Sunnah), maka dia bukan shaghir (ahli bid’ah).Lihat Jami’ Bayanil ‘ilmi, hlm. 246.

Sumber:" jangan-mengambil-ilmu-dari-ahli-bidah", karya Ustadz Abu Muslim Al Ashary di almanhaj.or.id

BANGKAI IKAN BANYAK YANG MINAT, BANGKAI KITA SIAPA YANG MAU MEMBELINYA?



Oleh Siswo Kusyudhanto

Dalam sebuah kajian Ustadz Ali Ahmad berkata, " untuk apa manusia bersombong diri ketika hidup didunia, toh ketika mereka mati tidak ada seorangpun manusia mau membeli bangkai kita, mendingan bangkai ikan, seperti ikan asin, sudah mati beberapa minggu masih juga banyak orang mau membelinya, apalagi ikan sarden yang dalam kaleng jauh lebih lama lagi matinya, namun banyak manusia membelinya. Sedangkan bangkai kita siapa mau membelinya?, jadi untuk apa bersikap sombong ketika masih hidup didunia? entah karena sombong dikarenakan harta yang kita punyai, atau sombong karena jabatan yang kita miliki, karena pada akhirnya jasad kita sangatlah hina.".

Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ {18}

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853)

Sumber referensi " Jauhi Sikap Sombong", karya Ustadz MUhammad Abduh Tuasikal Msc. di muslim.or.id

AKIBAT SUKA MODIF AGAMA


Oleh Siswo Kusyudhanto
Suatu hari saya berjalan dengan seorang teman ke sebuah daerah, dan pada saat itu ada sebuah mushola sedang memperdengarkan shalawat, semula kami kira itu seperti shalawat kebanyakan yang disuaran masjid dan mushola namun kalau dicermati lama kelamaan nadanya berubah, kata teman, "itu kenapa shalawatnya pakai nada jaran goyang?", lalu saya tanya, "apa itu jaran goyang?", kata dia itu lagu dang ndut yang sedang hits saat ini, campuran dang ndut dan reage Jawa, subhanaallah.
Jadi ingat perkataan seorang ustadz, "akhlak kita terhadap Allah Ta’ala dan RasulNya perlu dilatih, sikap samina watho'na, saya dengar dan saya taati itu perlu dibiasakan, karena ketika kita punya kebiasaan untuk tidak taat kepada Allah Ta’ala dan juga RasulNya bisa terjadi kita makin jauh dari jalan kebenaran, mungkin juga kita akan kafir tampa kita sadari. Maka ketika Allah Ta’ala dan RasulNya sudah menetapkan sebuah syariat maka wajib kita mempelajari, dan kemudian mengamalkan semaksimal mungkin persis seperti perintahnya. "
Benar juga, sebaliknya jika kita punya kebiasaan memodif syariat sementara Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam melarang kita memodifikasi agama karena agama ini sudah sempurna(kullu bidatin dholalllah), maka akan terjadi kita akan melakukan memodif-modif syariat Allah dan Rasul berikutnya, dan akhirnya melakukan sesuatu yang jauh dari syariat yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya, seperti misal shalawat itu, akibat jauh dari syariat shalawat yang sudah ada, akhirnya sampai bikin modifikasi shalawat pakai lagu dang ndut, subhanaallah.
Semoga dijauhkan dari perbuatan demikian, aamiin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menetapi janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”. [Al-Fath/48 : 10]
Dan firman-Nya.
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah”. [An-Nisaa/4 : 80]
Referensi "Penjelasan taat kepada Allah Ta’ala dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam", karya Imam As Suyuthi di almanhaj.or. Id

Saturday, April 28, 2018

KETIKA KITA MENGIKUTI PENDAPAT SESEORANG YANG SALAH.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dulu sekali ketika saya baru masuk sebuah bank nasional, saya mengikuti pendidikan tentang perbankkan selama 3 bulan, dalam masa pendidikan itu kami diajar oleh beberapa bankkir senior, dan dalam beberapa kesempatan kami diberi kesempatan untuk bertanya kepada nara sumber. Dalam sebuah kesempatan tanya jawab saya bertanya kepada pemateri, seorang bankkir dengam banyak gelar akademis, saya bertanya soal kegiatan perbankkan kami,"apakah pekerjaan ini termasuk riba? ", kontan saja teman-teman yang jumlahnya puluhan orang disekeliling melihat kearah saya, karena itu pertanyaan nyleneh menurut mereka. Lalu si nara sumber menjelaskan bahwa kegiatan bank seperti kami adalah berdagang bukan riba, jika orang berdagang barang maka perbankkan berdagang uang, yakni dari Bank Indonesia bunganya 11%, dan kami jual kepada masyarakat sebesar 24%, maka ini bukan riba. Karena mungkin masih jahil jawaban itu saya iyakan saja, dan saya pahami demikian selama kerja dibank. Alhamdulillah seiring waktu saya keluar dari bank itu kemudian mengetahui bahwa apa yang kami kerjakan jelas perbuatan riba yang dilarang oleh Allah dan RasulNya. Ketika saya keluar bank banyak teman-teman masih bertahan bekerja di bank itu padahal mereka Muslim juga, dan mungkin yang mereka pahami soal riba seperti yang disampaikan para nara sumber pendidikan yakni kegiatan mereka adalah berdagang, bukan riba, subhanaallah.
Jadi makin tau bahayanya mengambil pendapat yang salah soal agama, dapat saja seseorang memahami sesuatu secara salah dari seseorang selama bertahun-tahun, mungkin selama hidupnya merasa melakukan hal yang benar, padahal adalah sebuah kesalahan, dan ujungnya mungkin adalah azab didunia dan akhirat, dan ketika azab akhirat menimpa maka tinggallah hanya penyesalan yang amat sangat.
Maka berhati-hatilah dalam mengambil ilmu, jika salah ambil mungkin saja itu membuat anda akan mendapatkan azab neraka, dan ketika itu terjadi orang-orang yang menjerumuskannya akan berlepas diri atas hal tersebut.
Mau ustadz, kyai, habib, syaikh sekalipun jika perkataan mereka bertentangan dengan perkataan Allah dan RasulNya maka segera tinggalkan, karena ketaatan hanya ketika sesuai dengan syariat Allah dan RasulNya, Waalahua'lam.
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ ﴿١٦٦﴾ وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
Ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allâh memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. [al-Baqarah/2:166-167].

Friday, April 27, 2018

Muslim kok menyepelekan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam ?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Tadi malam kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah di Ponpes Umar bin Khatab jl. Garuda Sakti km9, ada hal yang menarik disampaikan beliau, tentang orang yang mendakwahkan mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam tapi disisi lain sekaligus menyepelekan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Beliau mengatakan, "banyak orang berdakwah mengajak untuk mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, namun ketika membicarakan sunnah-sunnah beliau mereka mengatakan, khan cuma sunnah, gak penting, padahal kecintaan kita sebagai umat Muslim kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa adalah diukur dari sejauh mana kita mengikuti sunnah-sunnah beliau Shallallahu alaihi wa sallam dalam kehidupan sehari-hari kita. "
Yang disampaikan beliau mungkin benar adanya, banyak orang yang mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, namun begitu ketika membicarakan sunnah-sunnah beliau seperti alergi, misal ketika membicarakan memelihara jenggot ada saja yang bilang "jenggot itu seperti tusuk sate" atau" jenggot bikin goblok", atau ketika membicarakan larangan isbal mereka mengatakan "asal gak sombong boleh kok isbal", dan banyak lagi bentuk pengingkaran terhadap sunnah-sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam karena didasarkan kepada syahwat mereka, namun disisi lain mereka mengaku sangat cinta kepada beliau, itu model cinta seperti apa yaa?.
Dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri soal mencintai beliau membawa seseorang ke surga dalam hadits Anas bin Malik, beliau berkata:
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بُنَيَّ إِنْ قَدَرْتَ أَنْ تُصْبِحَ وَتُمْسِيَ لَيْسَ فِي قَلْبِكَ غِشٌّ لِأَحَدٍ فَافْعَلْ ثُمَّ قَالَ لِي يَا بُنَيَّ وَذَلِكَ مِنْ سُنَّتِي وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku: “Wahai, anakku! Jika kamu mampu pada pagi sampai sore hari di hatimu tidak ada sifat khianat pada seorangpun, maka perbuatlah,” kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku lagi: “Wahai, anakku! Itu termasuk sunnahku. Dan barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di Surga”.
(HR at Tirmidzi, kitab al Ilmu, Bab Ma Jaa fil Akhdzi bi Sunnah Wajtinaab al Bida’, no. 2678.)
Sumber referensi "Bukti cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam", oleh Ustadz Kholid Syamhudi di almanhaj.or.id

Thursday, April 26, 2018

LARANGAN MENGUPLOAD FOTO DAN VIDEO KORBAN KECELAKAAN.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu sempat lihat disebuah stasiun tv ada seorang korban kecelakaan yang selamat menyampaikan kepada wartawan yang mewancarai tentang keluhannya banyak orang yang tidak mau meminjamkan hpnya untuk menghubungi polisi dan ambulance dan justru sibuk mengambil foto dan video korban kecelakaan, akhirnya penanganan korban terlambat, baru satu atau dua jam kemudian baru tertangani pihak medis dan akhirnya banyak orang dalam kecelakaan tersebut yang tidak selamat alias tewas karenanya.
Fenomena seperti ini banyak terjadi di masyarakat, mungkin karena kejahilan yang merata dikalangan umat Muslim, mereka tidak mengetahui bahwa secara syariat mengambil foto dan video korban kecelakaan atau korban perang terlarang secara syariat.
Berikut alasannya kenapa syariat melarang perbuatan demikian, dari tulisan Ganang Prihatmoko, seorang mahasiswa Universitas Islam Madinah.
1. Perihal kehormatan seorang muslim
Allah sangat memuliakannya dalam Al Qur’an:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
“Dan sungguh telah Kami muliakan anak keturunan Adam.” (QS. Al-Isra: 70).
Oleh karenanya, segala hal yang bisa mengakibatkan rusaknya kehormatan seorang muslim dilarang oleh syari’at.
2. Keumuman perintah untuk menutup aib kaum muslimin
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasehati Hazzal radhiallah ‘anhu sesaat setelah ia menyuruh Ma’iz radhiallahu ‘anhu untuk mengakui perbuatannya (berzina) kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga Ma’iz pun dihukum rajam,
يا هَزَّال، لو سَتَــرْته بردائك، لكان خيرًا لك
“Wahai Hazzal, seandainya tadi kau tutupi aibnya dengan bajumu (tidak kau suruh ia menghadapku), maka itu lebih baik bagimu.” (HR. Malik).
Demikian juga anjuran yang lain,
من ستر مسلما ستره الله في الدنيا والاخرة
“Barang siapa yang menutup (aib/cacat) seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).
Kalau saja seorang di antara kita ketika hendak bepergian berusaha menjaga penampilan, berdandan di depan cermin, dan selalu ingin tampil dalam kondisi yang paling baik, maka bagaimana mungkin ia tega memperlihatkan fisik saudaranya yang sudah terbujur kaku dengan kondisi yang tidak enak dipandang?
Bayangkan jika itu terjadi pada diri Anda, apakah Anda rela kondisi Anda saat itu diabadikan, baik foto maupun video lalu diunggah di youtube atau dibagikan di media sosial? Tentu tidak ada yang mau diperlakukan seperti itu.
Jika yang masih hidup saja belum tentu rela difoto tanpa sepengetahuannya, apalagi yang sudah mati? Bagaimana dia mau dimintai izin? Belum lagi jika si mayit ini dalam keadaan tersingkap auratnya, atau rusak fisiknya.
Pernahkah Anda berpikir, bagaimana jika orang tersebut kelak menuntut Anda di hadapan Allah pada hari kiamat? Wahai Rabb kami, tanyalah orang ini kenapa dulu dia mengabadikan fotoku? Kenapa dia sebarkan auratku di hadapan orang banyak? Kenapa dia membuat sedih keluargaku, anak dan istriku?
3. Larangan untuk menyebarluaskan segala hal yang menyangkut pribadi seorang muslim yang tidak ingin diketahui oleh publik.
Dalam istilah Bahasa arab disebut tajassus alias memata-matai dan mencari-mencari kesalahan orang lain. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَجَسَّسُوا
“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS. Al Hujurat: 12).
Dalam hadits yang statusnya marfu’ sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan:
وَلا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ
“Janganlah kalian mencari-cari aurat (aib) kaum muslimin” (HR. Abu Dawud).
Mengabadikan foto tanpa sepengetahuan yang difoto termasuk dalam larangan tajassus, di mana orang merasa tidak aman karena privasinya terganggu.
Referensi dr muslim. Or. Id

Wednesday, April 25, 2018

Investasi akhirat bagi teman-teman semua:



Assalamualaikum.

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah 'Azza wa Jalla, dengan pertolongan Nya kemudian dukungan para muhsinin sejak tiga tahun yang lalu Markiz Daarul Quran was Sunnah Lipatkain selalu mendidik anak-anak dhu'afa yang terlantar, remaja, dewasa, bahkan belakangan ini orang-orang tua dengan konsep sederhana. Dan karena melihat maslahat da'wah untuk orang-orang tua ini maka pengurus memulai program yang sudah lama dicita-citakan ini "Madrasah Husnul Khatimah" wadah khusus belajar untuk orang-orang tua (Duda, kakek-kakek, dan siapapun yang ingin mengikuti program ini).

Untuk itu kami membuka donasi pembangunan asrama untuk Madrasah Khusnul Khatimah dan asrama anak-anak yatim dan dhu'afa (anak-anak asuh di Markiz) yang semuanya berjumlah 2 unit bangunan. 1 unitnya berukuran 6,5 x 12 M dengan dana Rp. 40.000.000. Maka total 2 buah asrama sebanyak Rp. 80.000.000

Untuk itu kami mengajak kembali muhsinin dan muhsinat ikut serta dalam amal mulia ini dengan cara mendonasikan harta kita ke:
REK. BRI 5508-01-006934-53-5 a.n FIRDAUS

Konfirmasi transfer ke 0823-8659-0057

TAUBAT NUNGGU TUA?



Oleh Siswo Kusyudhanto 

Banyak orang ketika merasa umurnya masih muda dia banyak berbuat maksiat, dengan anggapan nanti saja kalau sudah tua baru taubat, namun faktanya banyak orang sebelum tua sudah mati duluan, hal ini menunjukkan bahwa kesempatan untuk taubat hanya ada selama umur juga masih ada, mari kita bertaubat saat ini juga, jangan nunggu sampai tua, karena belum tentu juga kita sampai tua, waalahua'lam.

Kata Ustadz Abu Zubair Hawaary, "kematian tidak pernah mengabarkan kedatangannya, dia tidak pernah mengetuk pintu dahulu untuk memberi tau kedatangannya, dia tidak datang menunggu kita telah bersiap menghadapinya, lalu apa yang membuat kita menunda-nunda taubat?"

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآ أَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا وَاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya, Rabbku. Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih”. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. [Al Munafiqun: 9-11].

Tuesday, April 24, 2018

CINTA KITA TERHADAP NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM SAMPAI DIMANA?



Oleh Siswo Kusyudhanto

Hari Jum'at kemarin di Masjid Abu Darda mungkin sama dengan masjid2 lain pada umumnya, ada khutbah dan ada shalat berjamaah, namun yang membuat berbeda adalah suasanya. Khutbah Ustadz Isnaen membawakan materi yang kalau dikaji selalu bikin mengaduk-aduk perasaan seorang Muslim, yakni tentang khutbah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dalam haji Wada', haji terakhir yang dilakukan beliau sebelum wafatnya, materi yang sarat nasehat ini mampu membuat seluruh jamaah yang mendengarkan hanyut dalam suasana, seakan dibawa kembali ke Jaman Nabi dan para sahabat, hampir semua jamaah dibuatnya menangis. Dan itu terbawa sampai kepada ketika Shalat Berjama'ah, Ustadz Zulfikar yang menjadi imam membaca bacaan sampai menangis terisak-isak, tentu hal ini makin membuat jamaah tenggelam dalam rasa haru yang tak terkira.
Memang materi khutbah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam selalu bikin perasaan tidak karuan, mendengar kisah ini bikin kita merindukan sosok Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang terpisah jauh oleh waktu beribu tahun lampau, juga ada ada rasa cinta yang luar biasa dalam kisah ini, dan paling sangat terasa adalah perasaan bersalah yang amat dalam karena wasiat-wasiat beliau banyak yang kita langgar, padahal disisi lain kita mengaku mencintai beliau.
Mungkin rasa bersalah ini yang selalu bikin setiap Muslim menangis, karena dalam tingkat amalan wasiat yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam kita buat seperti lelucon, dan peringatan akan bahaya neraka dan nikmat surga seakan sebuah cerita fiksi bagi kita.
Lihat saja wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam akan bahaya riba kita ketahui, namun lihat isi rumah kita, bahkan rumah yang kita tinggali mungkin kita dapat dengan cara riba.
Wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam agar kita tidak berbuat zalim untuk mencari rizki, namun amalan kita sering berbuat zalim, kita sering merubah kuitansi demi keuntungan sesaat, kita mungkin sering mengurangi timbangan, kita sering memarkup nilai proyek dan seterusnya.
Wasita Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam untuk tidak cinta dunia, malah yang kita lakukan sebaliknya, kita sangat mencintai dunia, bahkan kesuksesan dimata kita adalah kekuasaan dan harta, bukan dari amal ibadah.
Wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam agar kita menundukkan pandangan, malah mata melihat kemana-mana yang justru dilarang oleh beliau.
Wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam untuk bersedekah, namun berapa banyak harta yang kita sedekahkan?, sangat sedikit sekali, mungkin cuma 0, sekian persen dari harta kita?.

Dan banyak wasiat beliau yang kita tinggal, dan sangat sedikit anjuran serta nasehat beliau yang kita kerjakan.
Padahal kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam diukur sampai dimana kita mengikuti perkataan dan tingkah laku beliau, waallahua'lam

HUTANG PIUTANG YANG PALING ADIL ADALAH DIKONVERSI KE NILAI EMAS.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang jamaah bertanya kepada Ustadz Erwandi Tarmidzi tentang hutang uang dalam jangka waktu yang lama, beliau menyarankan agar hutang piutang itu adil maka sebaiknya dikonversi kepada nilai emas, atau tepatnya berupa emas, jadi hutang emas dibayar emas yang sama,  karena emas adalah jenis alat tukar yang sangat sedikit terkena dampak inflasi yang diakibatkan perbuatan riba, atau dengan kata lain nilai emas dari waktu ke waktu cenderung sama nilainya. Dan dengan demikian tidak terjadi perbuatan zalim, terutama penghutang kepada pemberi hutang.
Mungkin ilustrasi sederhananya seperti ini, misal ada seseorang berhutang 100 juta kepada seseorang pada tanggal 1 Januari, dan hutang itu dikembalikan pada tanggal 31 Desember pada tahun yang sama sejumlah 100 juta, secara fisik uangnya tetap 100 juta, namun secara nilai telah terjadi penurunan, dengan inflasi rata-rata di Indonesia sebesar 7%, maka nilai uang 100 juta sebenarnya telah menjadi cuma 93 juta, jika uang itu dibelikan suatu barang senilai 100 juta di tanggal 1 Januari ditahun yang sama maka tidak akan cukup. Inilah yang disebut dampak inflasi.
Ini salah satu efek dari perbuatan riba di negri kita, riba menghasilkan inflasi, penurunan nilai uang. Maka selama kita memegang uang rupiah pasti terkena dampak perbuatan riba yang dilakukan para rentenir dikelas pasar becek sampai digedung bank yang mewah. Waalahua'lam.
Maka perangi riba mulai dari diri kita, agar tidak terjadi saling berbuat zalim, dan menjauhkan negri ini dari azab karena perbuatan riba, aamiin.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِِ.
“Jauhilah oleh kalian tujuh (perkara) yang membinasakan.” Para Sahabat bertanya, “Apa itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan cara yang haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menu-duh wanita yang suci bersih lagi beriman (dengan perzinaan).”
Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (V/393, no. 2766), Shahiih Muslim (I/92, no. 89), Sunan Abi Dawud (VIII/77, no. 2857), Sunan an-Nasa-i (VII/257).
Referensi dari "Riba", almanhaj.or.id

Monday, April 23, 2018

JIKA SEMUA BERAGAMA ISLAM DENGAN BENAR DUNIA AKAN INDAH



OLeh Siswo Kusyudhanto

Kemarin pagi ketika mengantar anak pergi ke sekolah dengan motor diperjalanan ban motor saya bocor, selidik punya selidik ternyata di ban motor saya itu tertancap paku sepanjang lebih dari 5 cm, ini penyebab ban motor saya terkoyak dibagian dalam dan angin keluar. Dengan susah payah saya mendorong motor sejauh hampir setengah kilometer hingga sampai penambal ban. Dan malamnya saya baru dapat info kalau di daerah dimana ban saya tertancap paku itu sering terjadi penyebaran paku dijalanan oleh oknum penambal ban, subhanallah, Maha Suci Allah, mencari rejeki kok dengan cara bathil, semoga Allah beri hidayah kepada pelakunya agar meninggalkan perbuatan yang bikin orang lain sengsara seperti itu, aamiin.

Jadi ingat kajian Ustadz Maududi Abdullah tentang Islam, kata beliau, " Islam artinya menyelamatkan, seseorang yang berIslam akan selamat dirinya, Keluarganya dan hartanya baik didunia dan akhirat. Demikian juga seseorang yang berIslam akan selamat orang lain dari perkataannya, perbuatannya dan harta orang lain selamat dari perbuatannya."

Kembali kepada tukang tambal ban, sebuah pekerjaan yang dianggap sepele, namun tentu berbeda antara tukang tambal yang berIslam dan tidak berIslam, jika semua tukang tambal ban di muka bumi ini berIslam dengan benar maka akan selamat banyak orang dari perbuatannya, seorang tukang tambal ban yang berIslam tidak mau mencari penghasilan dengan cara bathil dengan menebarkan paku di jalanan, dia bersikap tawakal kepada pemberian rejeki dari Allah, dan tidak menempuh cara bathil yang menyengsarakan orang lain, dia takut apa yang dilakukannya dinilai buruk oleh Allah, dia takut hisab kelak akan perbuatannya.

Jika seorang tambal ban yang berIslam dapat menyelamatkan banyak orang dijalanan, bagaimana jika polisi berIslam, guru berIslam, pegawai negri berIslam, gubernur yang berIslam sampai presiden yang berIslam, pasti dunia ini akan indah karena setiap orang akan saling menyelamatkan orang lain, waallahua'lam.

Pernyataan bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.
Secara bahasa,
الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ
rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Sumber referensi Dr "Islam rahmatan Lil Al-Amin" karya Yulian Purnama di muslim.or.id

AGAMA DIBANGUN DIATAS AQIDAH TAUHID DAN AMAL SHOLEH.



Oleh Siswo Kusyudhanto

Ada teman cerita tentang kebingungannya terhadap tetangganya yang hobby koleksi kaligrafi mahal, sampai semua dinding rumahnya penuh dengan kaligrafi yang kalau ditotal mungkin semua harganya puluhan juta, namun anehnya pria pemilik kaligrafi-kaligrafi itu tidak pernah datang ke Mushola di lingkungannya untuk melakukan shalat berjamaah.

Ada teman lainnya bercerita hampir sama, ada tetangganya suka dengarin rekaman ceramah dengan speaker sangat besar dari seorang ustadz terkenal karena lucunya menyaingi stand up comedy, tapi lucunya dia juga hampir tidak pernah datang ke masjid didekat rumahnya untuk melakukan shalat berjamaah, mungkin jika datang ke masjid hanya jika ada acara hari besar seperti maulid nabi dan isra mi'raj.

Jadi ingat kajian Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah, beliau mengatakan, " agama itu dibangun diatas Aqidah tauhid, ibarat sebuah rumah Aqidah tauhid adalah pondasinya dan amal ibadah adalah bangunan yang ada diatasnya. Maka ketika aqidah tauhid seseorang rusak maka rusak juga amal ibadahnya."

Sama juga ketika ada seorang bertanya kepada Ustadz Abu Yahya Badrussalam, kenapa sering menjelaskan bahaya bid'ah kepada jamaah kok tidak mendakwahkan tentang ajakan shalat saja, beliau menjawab, : karena itu adalah berkaitan dengan Aqidah tauhid, dan dengan memahami Aqidah tauhid yang benar seseorang bersemangat dan menjadi motor penggerak untuk melakukan segala amal ibadah termasuk bersemangat untuk datang ke masjid dan mushola dan melakukan shalat berjamaah."

Allah Ta’ala berfirman:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya” (QS. Al Kahfi: 110).

MEMINTA MAAF ITU SULIT


OLeh Siswo Kusyudhanto

Beberapa waktu yang lalu ada kejadian dimana Ustadz Syafiq Reza Basalamah mengkritik mereka yang dzikir berjamaah dan bersuara keras dengan mengatakan mirip nyanyian, dan video ucapan beliau diedit, hanya dipotong sebagian lalu disebarkan secara luas oleh orang yang tidak suka dakwah beliau. Akhirnya publik banyak yang menghujat beliau, dan hal tersebut sampai kepada Ustadz Syafiq Reza Basalamah, tak berapa lama beliau membuat video permintaan maaf kepada pihak yang mungkin merasa diolok oleh beliau, bahkan hampir semua link media sosial memuat video permintaan maaf ini. Sebagian orang yang sinis menilai hal ini membuktikan kerendahan ilmu beliau, namun bagi orang yang berfikir cerdas, orang yang berfikir dilandasi ilmu tindakan meminta maaf ini sungguh benar, karena hal tersebut membuktikan ketinggian akhlak beliau dengan merendahkan hati meminta maaf kepada mereka yang merasa terdzalimi.

Misal saya dalam posisi yang sama dengan Ustadz Syafiq Reza Basalamah, ketika kajian kita selalu dihadiri ribuan orang, atau banyak pujian yang arahnya dari mana-mana pada kita, kemudian merendahkan hati meminta maaf pada orang lain ?, padahal kita sebenarnya tau telah membuat kesalahan, saya rasa saya pribadi tidak dapat melakukannya, karena pujian orang atau popularitas cenderung bikin orang sombong dan merendahkan orang lain, dan akibatnya menganggap meminta maaf adalah kehinaan.

Karena yang sejatinya dalam timbangan syariat orang yang bersih dari kesalahan(ma'shum) hanyalah Nabi dan Rasul, sementara selain itu adalah manusia biasa yang pernah berbuat kesalahan, artinya orang yang sulit meminta maaf saat membuat kesalahan kepada orang lain mungkin merasa dirinya setara Nabi dan Rasul, Waallahua'lam.

Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah dalam salah satu kajian beliau mengatakan, "meminta maaf adalah tindakan mulia, menunjukkan seseorang yang meminta maaf punya kerendahan hati, sebaliknya orang yang sulit meminta maaf merasa dirinya tinggi dari orang lain, dan ini bukan akhlak yang baik, juga kesombongan sekecil apapun dalam hati seseorang maka haram hukumnya masuk surga, waallahua'lam. "

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menggambarkan hubungan persaudaraan antara sesama muslim, ibarat satu jasad. Jika ada yang sakit, yang lain turut merasakannya,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِيْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اثْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمى

“Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas.” (HR. Muslim 2586).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan,

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari senin dan kamis. Lalu diampuni selluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apapun. Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai…” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ 5/1334, Ahmad 9119, dan Muslim 2565).

Referensi konsultasisyariah.

MUSLIM HARUSNYA MENJADI MANUSIA YANG BERGUNA BAGI MANUSIA LAINNYA

.

Oleh Siswo Kusyudhanto

Kemarin siang dikirim beberapa foto oleh kepala Bagian Pembinaan Lapas Sarolangun Jambi, Pak Nasrul, mengenai kegiatan para warga binaan yang melakukan kegiatan sosial di masyarakat, senang lihat kegiatan mereka sangat bermanfaat bagi masyarakat, meskipun mungkin di masa lalu mereka pernah melakukan sebuah kejahatan sehingga menyebabkan mereka mendapat hukuman dan masuk kedalam Lapas. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat menjadi manusia berguna bagi orang lain.

Jadi ingat kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah beberapa waktu lalu, beliau mengatakan, "Banyak diantara kita tidak peduli akan keadaan sekitar kita, misal saja ada seseorang yang pulang dari shalat berjamaah di masjid, ketika menuju rumahnya ada dia melihat mobil mogok, dia bertanya kepada pemilik mobil, " mogok mas? ", si pemilik mobil bilang, "iya mas", setelah itu si penanya berlalu begitu saja. Padahal harusnya dia tetap disitu dan membantu si pemilik mobil, entah itu mendorong mobil tersebut atau bertanya apa yang perlu dibantu. Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang berguna bagi manusia lainnya, juga ketika kita membantu orang lain yang sedang kesulitan kita mendapatkan pahala dari perbuatan tersebut. "

Dalam sebuah hadist disebutkan ;

عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)