Sunday, November 19, 2017

Yuk berjuang menegakkan Sunnah


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kalau jumpa Ustadz Fauzan dan beliau bercerita lika liku berdakwah dipelosok Riau, jadi tau masalah-masalah dakwah dilapangan, dan belajar kepada beliau soal semangat berjuang menegakkan agama ini. Kadang kalau dengar beliau cerita, saya pribadi jadi iri, kenapa saya tidak punya semangat memperjuangkan agama ini seperti beliau.
Dalam kisah beliau kadang sampai masuk kedaerah yang jauh dari keramaian kota, kadang kendaraan saja susah didapat untuk menjangkaunya. Dapat juga terjadi dakwah yang akan disampaikan tidak disukai orang lain, dan kemudian kajian dihalangi pelaksanaannya
Namun segala halangan itu bagi beliau ibarat tantangan yang harus diatasi bukan malah dijauhi dan ditinggalkan. Karena kembali kepada pendakwahnya sendiri, punya atau tidak punya semangat menegakkan agama ini dimuka bumi, dan berharap keridhoan Allah Azza Wajalla atas perjuangan yang kita tunaikan.
Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan teman-teman semua yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu telah menyumbangkan buku dan mushaf untuk beliau bagikan kepada orang-orang yang punya potensi belajar agama secara benar. Beliau membagi mushaf dan buku secara selektif melihat apakah sekiranya buku dan mushaf yang diberikan digunakan beramal ibadah olehnya, dan tidak diberikan kepada orang yang kalau diberi buku dan mushaf hanya ditaruh diatas meja dan disimpan dilemari. Karena beliau mengetahui bahwa buku dan mushaf yang disedekahkan akan menjadi pahala bagi mereka yang menyumbang, bekal didunia dan akhirat, pahala akan mengalir terus menerus selama buku dan mushaf itu dipelajari orang yang diberi, bagi yang akan menyumbang silahkan kontak WA 081378517454, syukron.
Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449, dan yang lainnya. Al-Albani menilai hadis ini hasan).

No comments:

Post a Comment