Saturday, November 4, 2017

Sudahkah kita menunaikan hak Alquran?


Oleh: Siswo Kusyudhanto
Sore tadi dapat sms dari Ustadz Syarif, beliau pengajar Halaqah Alquran khusus napi di Lapas Soralangun Jambi, beliau berkisah tentang ada seorang narapidana yang dihukum 10 tahun, seorang lelaki yang berumur 76 tahun. Dia berkisah sangat senang di lapas ini ada kelas bacaan Alquran, karena selama puluhan tahun sama sekali tidak mendapatkan pelajaran agama sama sekali, termasuk dalam ilmu membaca Alquran, dia bertekad disisa umurnya ini untuk memperbagus bacaan Alquran agar kelak saat dialam kubur dan hisab dapat menjawab pertanyaan soal kewajiban membaca dan mempelajari Alquran. Saya membaca pesan beliau sampai berkaca-kaca, karena senang, malu dan haru.
Harusnya kita yang diluar penjara yang serba bebas melakukan apa saja malu akan hal ini, kita sering berdalih untuk meninggalkan membaca Alquran dan mempelajari demi kepentingan duniawi, waallahua'lam.
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Zubair Hawaary membahas soal kewajiban membaca dan mempelajari Alquran, "kelak saat dialam kubur misalkan malaikat bertanya, Man Imamuka? Siapa imammu?
Maka kita menjawab: Al-Qur'an Imami. Al-Qur'an Imamku. Dalam hal ini yang menjawab bukan didasari oleh pengetahuan kita seperti seorang siswa sekolah memjawab pertanyaan ujian, namun yang menjawab adalah amalan kita dalam mempelajari dan membaca Alquran. Oleh karenanya Alquran punya hak untuk dipelajari dan dibaca oleh setiap Muslim, maka tunaikan hak Alqur'an dengan membaca dan mempelajarinya sebelum ajal menjemput kita. "
Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah Rabbmu ?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu?”Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.
Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.[Lihat Shahîhul Jâmi’ no: 1672]
Sumber: "Peristiwa-peristiwa dialam kubur", Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari, di almanhaj.or.id

No comments:

Post a Comment