Monday, November 27, 2017

KEMISKINAN DAN KEBID’AHAN ADALAH KOMBINASI YANG MEMATIKAN.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kemarin sore ditelpon Ustadz Syarif, beliau pengajar kelas bacaan Al-Quran di Lapas Soralangun Jambi, beliau menceritakan perkembangan kelas bacaan yang kami usahakan yang jumlah siswa warga binaan makin bertambah, hal ini bikin membanggakan. Namun beliau juga menceritakan keadaan warga Muslim binaan beliau yang ada di Pulau Seram Maluku, jumlahnya sekitar 3000 orang, dulu gerakan dakwah beliau disana adalah mengIslamkan mereka, namun kabar terakhir yang beliau dapatkan menyebutkan bahwa sebagian besar muslim itu saat ini telah murtad oleh gerakan pemurtadan nasrani, subhanaallah. Hal ini terjadi terutama disebabkan oleh pendanaan dakwah Islam disana yang serba cekak, disisi lain kaum murtadin didukung dana yang sangat besar karena disokong sponsor dari dalam dan luar negri.
Jadi ingat cerita Ustadz Abdullah Zein MA ketika akan mengadakan gerakan dakwah di daerah kumuh di Jakarta, disekitar Masjid Istiqlal, setelah dikalkulasi kebutuhan perbulan untuk memenuhi buku dan juga memenuhi layanan kesehatan diketahui sebesar 60 juta. Namun kemudian beliau mengetahui bahwa didaerah dimana akan dilakukan gerakan dakwah ini juga ada gerakan pemurtadan oleh kaum nasoro didaerah itu, dan didukung dana sebesar 1 milyar. Pada akhirnya gerakan dakwah beliau sangat sulit berkembang, subhanaallah.
Dulu juga ketika saya masih aktif digerakan dakwah didaerah dimana terjadi pemurtadan seperti sekitar pesisir laut Jawa bagian selatan, faktor dana dakwah juga bikin dakwah berbasis Islam sangat sulit berkembang.
Disisi lain di negri ini amalan bid'ah sudah menjadi hal biasa dilakukan, padahal amalan2 bid'ah terbukti sangat mahal dan membuat pemiskinan umat secara nyata.
Misal untuk tahlil kematian, kita ketahui yang biasa melakukannya amalan ini sejumlah 30 juta orang dari 206 juta Muslim di Indonesia, data menurut BPS th. 2006, jika dari 30 juta itu 1% saja yakni sekitar 30 ribu orang melakukan tahlil kematian pada suatu malam dengan biaya 500 ribu, maka akan diperlukan sekitar 150 miliar untuk mengadakan tahlil kematian pada malam itu. Bagaimana jika 10% dari 30 juta bikin amalan tahlil kematian?, maka trilyunan rupiah diperlukan untuk mengadakan terselenggaranya amalan ini. Dan ini baru membicarakan tahlil kematian, belum lagi membicarakan amalan bid'ah lainnya yang juga butuh biaya besar, seperti Maulid Nabi, Shalawatan, dan banyak lagi, mungkin kalau ditotal ada puluhan triliun rupiah habis untuk membiayai amalan bid'ah di negri ini setiap tahunnya. Subhanaallah. Sesatnya bid'ah sungguh nyata.
Andai semua Muslim dinegri ini diatas pemahaman Sunnah Sahhihah dan meninggalkan amalan2 bid'ah mereka mungkin dana umat Islam di negri ini dapat digunakan untuk memerangi kaum murtadin. Dan menghambat cita-cita mereka yang menjadikan rakyat Indonesia pada tahun 2035 50% penduduk Indonesia beragama Nasrani(sumber Persatuan Gereja Indonesia). Seperti kita ketahui jumlah muslim di negri ini terus menurun jumlahnya, jika ditahun 80an jumlah penduduk Muslim Indonesia sebesar 95%, dan pada hari tinggal sebesar 87 %, sebagian besar disebabkan pemurtadan kaum nasrani.
Tapi yang terjadi sayang sebaliknya jika ada pendakwah menyampaikan bahaya bid'ah justru malah dituding buruk, mulai disebut pemecah belah umat, wahabi, antek yahudi dan amerika dan sederetan sebutan buruk lainnya, subhanaallah.
Melihat fakta dan hitungan secara ekonomi makin yakin kebenaran peringatan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam tentang bahaya bid'ah , bahkan bahayanya sampai perlu disampaikan dibanyak puluhan hadist.
Yang paling termahsyur adalah, "KULLU BIDATIN DHOLALLLAH," SETIAP BID'AH ADALAH SESAT.
Semoga Allah Azza Wajalla menolong agama ini, aamiin.

No comments:

Post a Comment