Thursday, November 16, 2017

Milih bengkel saja kita hati-hati, apalagi soal milih ilmu agama???


Oleh Siswo Kusyudhanto

Melihat posting di instagram,  ada nampak seorang bersorban dan berjenggot menyampaikan fatwa tentang hukum musik,  dia mengatakan musik itu haram jika mendatangkan mudharat,  namun jika mendatangkan mashlahat  musik hukumnya halal,  subhanaallah.  Dan posting tersebut mendapat like hingga ribuan,  dan dishare hingga ribuan kali oleh pemirsa,  melihat hal tersebut bikin miris,  maklum yang berfatwa meskipun  bersorban dan berjenggot  namun orang ini seingat saya baru taubat beberapa tahun yang lalu,  dan mempelajari agama baru beberapa  tahun terakhir,  dan fatwanya jelas berlawanan dengan perkataan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dimana beliau menyetarakan alat musik dengan zina,  khmer dan sutra,  yang jelas diantaranya  dosa besar.  Juga berlawanan dengan fatwa para ulama besar Ahlu Sunnah,  semisal Imam Syafii dalam Kitab Al Umm jelas dengan mutlak mengharamkan musik,  bahkan oleh beliau alat musik keharamannya setara dengan daging babi,  kenapa orang ini malah fatwakan halal???, kelihatan sekali orang ini jahil akan ilmu namun berani berfatwa didepan publik dan diikuti ribuan orang,  subhanaallah.
Jadi ingat kajian Ustadz Maududi Abdullah,  beliau mengatakan,  "banyak terjadi di masyarakat kita orang yang awam akan agama mengikuti pendapat seseorang yang sebenarnya  tidak memiliki ilmu agama sama sekali namun berani berpendapat akan perkara agama karena pendapatnya sesuai dengan keinginannya.
Sering kali terjadi orang yang baru taubat beberapa tahun yang lalu,  dan baru mempelajari agama dijadikan ustadz atau semacamnya,  dan diambil pendapatnya dalam beramal ibadah,  ini tentu sesuatu yang membahayakan bagi mereka yang awam dan mengikutinya.
Jika kita memiliki sebuah mobil dan suatu hari mobil itu mogok,  pasti kita akan mencari bengkel terbaik untuk memperbaiki mobil kita, karena kita tidak ingin memilih bengkel serta montir sembarangan.  Karena kita takut jika asal saja memberikan mobil kita pada orang yang tidak ahli dalam urusan memperbaiki mobil akan mendatangkan masalah bagi kita dikemudian hari, terutama menyangkut keselamatan kita berkendara saat dijalan.
Demikian juga ketika kita ingin membuat baju pasti kita juga mencari penjahit terbaik untuk membuat baju pesanan kita agar indah dikenakan,  dan kita menghindari penjahit yang dikenal buruk hasil karyanya.
Juga ketika suatu hari kita sakit,  pasti kita akan mencari dokter terbaik yang kita kenal untuk membantu kita mengatasi penyakit yang kita derita. Karena kita kuatir jika meminta pertolongan kepada sembarangan orang justru bukan kesembuhan  yang kita dapatkan,  malah mungkin sakit kita lebih parah.
Jika urusan mobil,  baju dan berobat kita ingin ditangani oleh orang yang ahli dibidangnya,  kenapa urusan agama yang jauh lebih penting dari mobil,  baju dan sakit justru kita malah serampangan???.
Ibnu Sirin seorang tabi'in mengatakan,  agama yang engkau miliki adalah tergantung dari ilmu yang engkau punyai,  maka lihat dari mana engkau mengambil ilmu!!!.
Maka berhati-hatilah mengambil ilmu tentang agama,  karena salah mengambil ilmu tentu salah dalam beramal,  dan kesalahan beramal dapat menjerumuskan seseorang kepada neraka,  waallahua'lam. "
Allah bercerita penyesalan sebagian penduduk neraka karena mereka mengikuti tokoh yang sesat,
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ( ) يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ( ) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
(ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. ( ) Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). ( ) Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (QS. al-Furqan: 27 – 29)
Referensi :"Hati-hati mengambil ilmu", oleh Ustadz Ammi Nur Baits di konsultasisyariah. Co

No comments:

Post a Comment