Wednesday, November 29, 2017

Belajar ikhlas itu tidak semudah mengatakannya.



Oleh Siswo Kusyudhanto

Pernah saya jumpai tampa sengaja ketika naik motor masuk sebuah gang, nampak seorang pemuda bercelana cingkrang sedang menaruh sebungkus makanan ditumpukan karton dimana tinggal seorang wanita gila diemperan ruko, hebatnya sipemuda menaruh makanan itu ketika suasana sepi, bahkan si wanita gila ketika tidak ada ditempat itu. Artinya si pemuda memang ingin memberi makanan tampa diketahui siapapun, bahkan oleh penerimanya, dan dia tidak berharap apapun dari si wanita gila, ucapan terima kasihpun tidak, MasyaAllah.

Inilah mungkin yang disebut oleh para ulama perbuatan ikhlas yang sebenarnya, dan hal seperti ini sangat langka dijaman dimana hampir semua orang memuja hedonisme, menuhankan popularitas dan kekayaan. Bahkan tak jarang orang mengumbar kata ikhlas untuk menutupi ketidak ikhlasan mereka, sehingga ikhlas terkesan perkara yang ringan dan murah.

Dalam sebuah kajian Ustadz Muhammad Nuzul Zikri menjelaskan soal ikhlas dimata para ulama, "Imam Ahmad salah satu ulama besar Ahlu Sunnah mengakui sendiri bahwa perkara ikhlas adalah perkara paling berat dalam agama ini, demikian juga Imam Nawawi mengakui soal ini, sehingga dalam kitab2 beliau bab pertama selalu dimulai dengan pembahasan tentang niat, dalam sebuah kitab soal tafsir beliau bahkan membuat bab khusus tentang niat yang memuat perlunya keikhlasan seseorang dalam menuntut ilmu. "

Dalam kajian lain Ustadz Abu Haidar As Sundawy membahas tentang hadist seorang pelacur yang masuk surga karena memberi minum anjing yang kehausan, beliau mengatakan, " lihatlah kisah ini, seorang yang hina dimata manusia karena dia adalah seorang yahudi dan bekerja sebagai pelacur, hampir setiap hari melakukan zina yang merupakan dosa besar dalam timbangan syariat, hanya disebabkan perbuatan yang dilandasi ikhlas menjadikan dirinya masuk surga, hal ini menunjukkan ikhlas adalah perkara penting dan mulia dalam agama kita. Para ulama menyebutkan perbuatan si wanita ini adalah keikhlasan yang tinggi, karena dia rela bersusah payah mengambil air didalam sumur dengan sepatunya dan diberikan kepada anjing yang kehausan, dan perbuatan itu tidak disebabkan mengharapkan sesuatu balasan apa-apa dari si anjing, bahkan ucapan terima kasihpun tidak. Semoga ini jadi pelajaran bagi kita agar mampu berusaha melandasi amal ibadah dengan keikhlasan, aamiin. "

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ العَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصاً وَ ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menerima amal perbuatan, kecuali yang ikhlas dan dimaksudkan (dengan amal perbuatan itu) mencari wajah Allah. [HR Nasa-i, VI/25 dan sanad-nya jayyid sebagaimana perkataan Imam Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib, I/26-27 no. 9. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib Wat Tarhib, I/106, no. 8].

No comments:

Post a Comment