Thursday, November 2, 2017

WAJAH DIEDIT AJA BIKIN MASALAH APALAGI JIKA AGAMA YANG DIEDIT???


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dapat cerita dari teman di Bandung, ada salah kenalannya terlibat masalah dengan seorang wanita di Jakarta. Ceritanya si pria yang tinggal di Bandung berkenalan dengan seorang wanita dari Jakarta, mereka tertarik saling berkenalan karena nampak foto profil masing-masing sangat menarik di sosial media, si wanita nampak kulitnya putih bersih, senyumannya sangat manis, sangat cantik, sementara si pria dalam fotonya juga kelihatan ganteng, kulitnya putih bersih seperti aktor korea, rambutnya berombak, keren habis.
Perkenalkan mereka berlanjut dengan tukar nomer WA dan hari-hari mereka disibukkan dengan ngobrol yang sifatnya pribadi, sampai pada akhirnya mereka janjian untuk bertunangan. Dan pada hari yang ditentukan akhirnya datang keluarga si pria ke Jakarta, dan pada saat itu kehebohan terjadi ketika si pria berjumpa dengan si wanita, mereka kaget sekali, karena baru mereka ketahui apa yang dilihat difoto sosial media jauh berbeda dengan kenyataannya, si pria ternyata berkulit legam, giginya agak tongos, jauh dari kata ganteng. Demikian juga dengan siwanita, ternyata seorang wanita yang gemuk, mukanya banyak jerawat, jauh dari kata cantik secara fisik.
Akhirnya terjadi pertengkaran hebat diantara keduanya, masing-masing merasa ditipu oleh pasangannya, keduanya merasa menjadi korban penipuan , karena masing-masing berharap dapat pasangan sempurna, ternyata cuma hasil editan. Padahal mereka sama-sama mengedit foto sedemikian rupa agar nampak sempurna berkat aplikasi editing foto yang banyak tersedia.
Jika mengedit foto saja dapat mendatangkan masalah, apalagi jika mengedit perkara yang jauh lebih serius contohnya seperti agama???.
Soal edit mengedit jadi ingat debat di MUI beberapa tahun yang lalu, saat itu Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas menjadi pembicara, beliau menyampaikan hujjah yang sulit dibantah orang-orang yang suka "mengedit" agama, beliau berkata, "lihat dalam Al Maidah 3, dengan jelas Allah Azza Wajalla menyatakan bahwa agama ini sudah sempurna. Maka kalau kita menambahkan sesuatu pada agama ini itu sama halnya mengoreksi perkataan Allah Azza Wajalla ini, karena sesuatu yang sudah sempurna tentu tidak perlu ditambah dan dikurangi.
Kalau menambah-nambah syariat dalam agama sama halnya kita membuat catatan kaki untuk menyalahkan perkataan Allah dibawah ayat Al Maidah 3 tersebut, bahwa agama ini perlu tambahan syariat, dan ini jelas tidak benar, waallahua'lam. "
Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]

No comments:

Post a Comment