Wednesday, January 4, 2017

Terasing, bukan mengasingkan diri.




Jika kita berjalan dijalan raya kadang kita jumpai sekelompok anak muda berpakaian kumal bin dekil, mereka mengendarai vespa yang butut, penuh dengan aksesoris jorok, digantung botol2 bekas, boneka rusak dst., tentu orang melihatnya akan menilai mereka sebagai sesuatu yang asing, orang yang melihatnya tentu berkata dalam hati, "apa yang engkau lakukan terhadap hidupmu sayang".
Di bagian lain ada sekelompok anak punk, rambutnya di cat, telinganya diberi gantungan pemberat, sehingga melar sampai panjang, sehingga dia punya telinga lebih panjang dari kebanyakan orang, dan ketika orang melihat mereka tentu dilihat dengan pandangan aneh, dinilai asing. Dan banyak perbuatan sekelompok orang agar dirinya dinilai asing oleh orang lain, ingin dilihat berbeda dan punya paham berbeda daripada manusia kebanyakan.
Apa yang mereka lakukan adalah membuat terasing ditengah manusia dengan perbuatan yang mereka lakukan. Disisi lain ada sekelompok orang yang terasing, mereka berbuat, bertingkah laku berbeda dengan kebanyakan orang, disebabkan karena mereka mengikuti perintah Allah dan RasulNya, keterasingan mereka karena berkaitan dengan dien(agama), inilah orang2 yang mengikuti kebenaran. Jumlah mereka yang berada diatas kebenaran sangatlah sedikit, oleh karenanya mereka dipandang asing, mereka terasing bukan mengasingkan dirinya.

Allah Azza Wajalla berfirman :

إِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ

“Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah (Qs:al An’aam:116)

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).

Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.

No comments:

Post a Comment