Tuesday, January 17, 2017

Demo awal kehancuran sebuah bangsa.


Beberapa hari yang lalu saya sempat diskusi dengan seorang teman anggota kepolisian yang juga kebetulan sudah ngaji Sunnah, kata dia efek demo anti penistaan agama besar-besaran bulan kemarin menciptakan efek domino kepada bangsa ini, efeknya meluas mempengaruhi banyak orang di negri ini, menjadi penyakit menular yang berbahaya, sikap saling curiga mencurigai muncul hampir di setiap orang dinegri ini, dan kebanyakan sikap itu didasari latar belakang rasisme, entah kecurigaan itu karena kebencian pada agama tertentu ataupun ras tertentu, negara dan bangsa ini sedang menghadapi bahaya besar. Jadi ingat beberapa posting saya saat itu yang mengingatkan teman2 agar tidak ikut demo itu namun malah dibalas dengan caci maki, dan statment negatif seperti tuduhan mengembosi perjuangan membela agama ini. Juga ingat ketika beberapa hari sebelum adanya demo itu dikajian rutin Masjid desa dekat rumah Ustadz Fauzan didebat seorang teman yang setuju adanya demo ini, sementara ustadz menyebutkan demo bukan cara yang benar dalam berjuang menegakkan agama ini, alasannya karena menyelisihi amalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, kata beliau tidak ada jihad demo dalam Islam, dan kehancuran sebuah negara dihampir pelosok dunia ini diawali dari demo, mulai Suriah, Irak dan dimanapun, diakhir penjelasan beliau menyebut bahwa demo lebih banyak menciptakan mudharat daripada mendatangkan mashalat bagi umat ini.
Anehnya orang2 yang setuju yang setuju saat itu dengan adanya demo ini ketika ditanya dalil atas perbuatan mereka, dijawab dengan dalil yang samar2.
Masih ingat juga para Syaikh di Arab sampai merasa perlu mengingatkan umat muslim di Indonesia agar menghindari perjuangan gaya demo ini, namun ditanggapi secara negatif dan dianggap sok ngurusi negri orang, padahal yang para Syaikh sampaikan adalah kebenaran, didasari hujjah tinggi dari Alquran dan As sunnah.
Dalam sebuah artikel pembahasan demo Syaikh Su’aiyyid bin Hulaiyyil Al-Umar mengatakan,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari jalur Aisyah bahwa siapa saja yang mencari-cari perkataan (dalil) yang samar, pasti dia akan tergelincir, yaitu ketika beliau bersabda.
“Artinya : Jika kalian, melihat orang-orang yang mencari-cari dalil-dalil yang samar, maka merekalah orang-orang telah disebut oleh Allah, sehingga hendaklah kalian berhati-hati dari mereka”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan dengan keras dari ulama yang mengajak kepada kesesatan dalam sabdanya.
“Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu (agama) dari manusia sekaligus, akan tetapi Allah mencabut ilmu (agama) dengan cara mewafatkan para ulama, sampai tidak tersisa seorang ulama-pun, sehingga manusia akan mengangkat para pemimpin yang bodoh (dalam ilmu agama). Ketika para pemimpin yang bodoh tersebut ditanya, maka mereka akan berfatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan”.
Pada lafadz Bukhari :
“ Maka mereka berfatwa sesuai dengan akal pikiran mereka”
Betapa banyak orang-orang seperti ini di zaman kita, suatu zaman yang segala urusan di dalamnya bercampur aduk serta samar-samar bagi orang yang ilmunya sedikit, sehingga mereka mengikuti hawa nafsu mayoritas manusia, baik dalam kebenaran maupun kebatilan, kemudian takut mengungkapkan kebenaran, karena menyelisihi pendapat masyarakat umum dan mereka lebih memilih mayoritas manusia, terlebih lagi di zaman yang kacau dan serba global ini,
Di dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan kita agar menetapi jalan petunjuk yang lurus dengan firman-Nya.
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalaj jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya, yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa” [al-An’am/6 : 153]
Allah melarang kita menyelisihi ajaran Nabi-Nya dengan firmanNya.
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih” [an-Nur/24 : 63]
Referensi dr artikel,"demo solusi atau polusi", dr almanhaj.or.id.co

No comments:

Post a Comment