Sunday, January 8, 2017

Kesesatan dimulai ketika ingin terlihat keren.


Dulu mungkin karena masih jahil, akhirnya sering terbawa arus disekitar saya, tapi alhamdulillah saya mengambil ilmu dari orang2 yang punya aqidah lurus, sehingga membukakan mata bahwa yang semula keren ternyata adalah kesesatan.
Dulu sering demo yang tertuju kepada penguasa, bahkan sempat ditangkap dan diinterogasi polisi dan segala pernak perniknya, ternyata setelah belajar As sunnah baru tau berjuang dengan cara demo dan makar kepada penguasa tidak sekalipun pernah diamalkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat beliau, padahal yang mereka hadapi adalah penguasa super zalim bin musyrik.
Dulu saya kira bahwa berdakwah ke tempat-tempat yang jauh dan menyuarakan Agama ini adalah tindakan paling keren, setelah belajar Sunnah baru mengetahui bahwa dalam berdakwah gak cuma modal nekad, namun butuh ilmu sehingga yang kita sampaikan adalah benar petunjuk dari Allah, dan pesan RasulNya, juga berdakwah yang benar mengikuti Sunnah mulai dari keluarga dan lingkungan sekitar kita, karena hisab kelak dimulai dari rumah.
Dulu kalau dengar orang membahas soal jihad selalu terkagum-kagum, keren banget, dulu sering bayangin alangkah senangnya berperang dan mati syahid, setelah belajar dan mendengar nasehat para ustadz dan syaikh baru tau bahwa dakwah utama dari Nabi dan Rasul yang utama yakni dakwah Tauhid bukan dakwah khilafah atau daulah, jihad adalah pilihan terakhir setelah nya.
Dan banyak lagi yang dulu terlihat keren tiba2 sekarang jadi terlihat buruk, karena sekarang sudah tau jalan paling keren adalah jalan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para Sahabat beliau, diluar itu adalah jalan kesesatan, jalan kebenaran cuma satu, dan wajib mencarinya dengan menuntut ilmu syar'i, waallahua'lam.
Shiratal mustaqim yang merupakan jalan kebenaran jumlahnya hanya satu dan tidak berbilang, Allah Ta’ala berfirman :
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa“ (Al An’am:153).
Hal ini dipertegas oleh penafsiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sllam tentang ayat di atas. Diriwayatkan dari sahabat ‘Abdullh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
خطَّ لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم يومًا خطًّا فقال: هذا سبيل الله. ثم خط عن يمين ذلك الخطّ وعن شماله خطوطًا فقال: هذه سُبُل، على كل سبيل منها شيطانٌ يدعو إليها. ثم قرأ هذه الآية:(وأن هذا صراطي مستقيمًا فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله)
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat satu garis lurus, kemudian beliau bersabda, “ Ini adalah jalan Allah”. Kemudian beliau membuat garis-garis yang banyak di samping kiri dan kanan garis yang lurus tersebut. Setelah itu beliau bersabda , “Ini adalah jalan-jalan (menyimpang). Di setiap jalan tersebut ada syetan yang menyeru kepada jalan (yang menyimpang) tersebut.“ (H.R Ahmad 4142).(Lihat Jaami’ul Bayaan fii Ta’wiil Al Qur’an)
Sumber Referensi: muslim.or.id ," Shiratal Mustaqim, jalan yang lurus", karya Dr.Andri Minioki

No comments:

Post a Comment