Wednesday, January 11, 2017

Berdakwahlah dengan cara cerdas.


Dapat cerita dari teman yang kenal dengan salah satu ustadz bernama ustadz"K" pengisi kajian rutin di Pekanbaru.
Ustadz "K" dulu adalah lulusan sebuah pondok pesantren berbasis tassawuf disebuah daerah Kabupaten diujung barat wilayah Riau. Selesai lulus th.2002 dari pondok pesantren itu beliau mencoba peluang bea siswa Univ.Madinah dan alhamdulillah setelah melalui beberapa test akhirnya beliau lulus dan diterima di Univ.Madinah. Ketika kabar ini sampai kepada pengurus pondok pesantren dan Kyai pengajar, mereka merasa tidak suka, "belajar kok ke negara wahabi, belajar ke Mesir atau Yaman kek", mungkin ungkapannya seperti itu.
Singkat cerita ustadz"K" akhirnya menjalani kegiatan perkuliahan di Univ.Madinah, disela-sela kesibukannya kadang dia sempatkan menjalin komunikasi dengan rekan2nya di ponpes nya dulu, dan berusaha menjelaskan bahwa tuduhan kesesatan wahabi kepada Arab Saudi sejatinya selama ini cuma fitnah belaka , namun penjelasan ini selalu ditanggapi dengan negatif. Akhirnya pada suatu hari ustadz"K" menemukan cara untuk mendakwahkan Sunnah kepada Kyai dan rekan2nya di ponpesnya, dikirimnya Kitab Syarah At Tauhid karya Syaikh Muhammad Abdul Wahab, namun nama pengarangnya dihapus, dan diganti dengan tulisan "Hadiah Dari Raja Kerajaan Saudi Arabia", karena kalau ditulis nama pengarangnya yakni Muhammad Abdul Wahab niscaya kitab itu begitu sampai alamat langsung dibuang ketempat sampah atau malah dibakar, karena mereka sudah termakan fitnah keburukan2 Syaikh Muhammad Abdul Wahab. Akhirnya kitab itu sampai ke tangan Kyai pemimpin Pondok Pesantren, ketika melihat tulisan hadiah dari Raja Arab Saudi sangat senanglah si Kyai itu, apalagi ketika dibuka serta dipelajari isinya sangat bagus, dia menilai isinya sangat benar, ajaran Tauhid yang haq disampaikan dalam kitab ini. Esoknya si Kyai selalu membanggakan kitab ini, disampaikan kepada para tamu yang singgah ke pondok pesantren itu tentang kitab hadiah Raja Kerajaan Arab Saudi. Karena gembira, bangga dan senang dengan kitab itu akhirnya sang Kyai mengajarkan isi kandungan dalam kitab itu kepada para santrinya. Selang he berapa tahun Ustadz" K", akhirnya lulus dari Univ.Madinah, kemudian beliau kembali ke Pekanbaru, dan dalam sebuah perjumpaan dia menyampaikan kepada Kyai penerima kitab, bahwa itu sebenarnya adalah kitab karya Syaikh Muhammad Abdul Wahab, betapa kagetnya sang kyai, dia jadi paham bahwa selama ini yang dituduhkan kepada ulama besar itu adalah salah. Sejak saat itu kajian Sunnah rutin diselenggarakan di daerah itu dimulai dr Kitab At Tauhid, dan berlangsung hingga sekarang.
Waallahua'lam.

No comments:

Post a Comment