Thursday, January 26, 2017

Jangan sampai salah bawa bekal.


Dalam sebuah kajian di Bogor, Ustadz Abdullah Zein MA, bertanya kepada jamaah kajian, "diantara jamaah yang hadir adakah yang berasal dari kota yang jauh?, diantara jamaah ada beberapa orang yang mengangkat tangan, ada yang dari Jakarta, Bandung dan daerah lain seputar Bogor, dan ketika dicek ternyata diantara jamaah ada yang dari tempat yang jauh yakni berasal dari Jambi, kemudian jamaah itu ditanyai ustadz, " benar dari Jambi?", "benar ustadz", kata orang itu, lalu ustadz bertanya lagi," berapa banyak bawa baju dari Jambi untuk persiapan menginap disini?", "cukup banyak Ustadz, ada beberapa stel", lalu ustadz bertanya," kalau misal sampeyan pergi ke tetangga terdekat di Jambi sana apakah perlu bawa koper dan baju? ", " tentu tidak ya ustadz khan dekat dan sebentar", lalu Ustadz Abdullah Zein MA menjelaskan hal ini, " demikianlah kita melihat bekal akherat, karena perjalanan kita dari sejak dimatikan oleh Allah, kemudian dialam kubur, sampai ke akherat adalah perjalanan panjang maka perlu bekal yang cukup. Maka bagi mereka yang menganggap dunia adalah utama dari akheratnya, seperti halnya orang pergi dari Jambi menuju Bogor dan tidak membawa bekal apa2 kemudian di Bogor akhirnya kerepotan, sementara pergi ke tetangga yang jaraknya dekat dia malah bawa koper dan banyak pakaian ini juga bikin repot. Maka biar gak repot untuk ketetangga gak perlu bawa koper dan banyak baju sebaliknya untuk perjalanan yang jauh bawa koper dan cukup baju juga agar gak repot".
Hari akhirat adalah hari setelah kematian yang wajib diyakini kebenarannya oleh setiap orang yang beriman kepada Allah Azza wa Jalla dan kebenaran agama-Nya. Hari itulah hari pembalasan semua amal perbuatan manusia, hari perhitungan yang sempurna dan hari ditampakkannya semua perbuatan yang tersembunyi sewaktu di dunia. Juga pada hari itu orang-orang yang melampaui batas akan berkata penuh penyesalan:
يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي
“Duhai, alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini.” [al-Fajr/89:24]
Maka hendaknya setiap Muslim yang mementingkan keselamatan dirinya benar-benar memberikan perhatian besar dalam mempersiapkan diri dan mengumpulkan bekal untuk menghadapi hari yang kekal abadi ini. Karena pada hakikatnya, hari inilah masa depan bagi manusia yang sesungguhnya. Kedatangan hari tersebut sangat cepat seiring dengan cepat berlalunya usia manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [al-Hasyr/59:18]
Dalam menafsirkan ayat di atas Imam Qatâdah rahimahullah[1] berkata: “Senantiasa tuhanmu (Allah Azza wa Jalla ) mendekatkan hari kiamat, sampai-sampai Dia menjadikannya seperti besok”.
Referensi dr artikel, "perjalanan menuju akherat", Ustadz Abdullah bin Taslim Al-Buthoni MA, di almanhaj.or.id

No comments:

Post a Comment