Thursday, January 19, 2017

Kelak orang yang berbuat kekafiran(maksiat) tega menukar surga dengan anaknya.


Didunia ini banyak seseorang berbuat kejahatan dengan alasan demi anak, ingin dianggap menjadi pahlawan bagi anak2nya, ketahuilah ini adalah kepahlawanan yang keliru, karena ini adalah kepahlawanan yang mencampakkan seseorang ke dalam neraka. Kelak orang2 yang berbuat demikian justru ingin menukar anaknya yang telah dijadikan alasan berbuat kejahatan dengan surga agar dirinya selamat.
Maka biasakan mendidik anak2 kita agar mampu bersabar dalam kemiskinan, jika pagi makan telur sebutir dan harus dibagi untuk siangnya maka lakukan dengan sabar, atau jika makan hanya dengan nasi dan kuah nasehatkan kepada mereka agar bersabar. Jika mereka mampu bersabar dalam keadaan miskin, niscaya mereka akan menjadi orang2 yang tangguh dimasa depan, dan didik mereka dengan menanamkan bahwa kesuksesan didunia ini harus diraih dengan kerja keras dan perjuangan hebat. Sampaikan kepada mereka pentingnya hidup sederhana dengan makan makanan yang halal menjauhi makanan dari perbuatan haram, dan sampaikan peringatan akan kerasnya azab neraka jika berbuat kejahatan demi untuk meraih kecukupan. Katakan pada anak2 kita bahwa sebenarnya sebagai pekerja di kantor atau instansi tertentu kita dapat melakukan seperti kebanyakan orang(korupsi), namun tidak kita lakukan karena kita ingin menjauhi azab neraka, dan karena kita ingin masuk surga bersama anak2 kita.
Karena surga yang dapat menebusnya hanyalah IMAN. Dan hanyalah orang-orang mukmin yg memiliki iman yg bisa dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Nyatalah bahwa ternyata “iman tidak dapat dibeli walaupun dengan emas sepenuh bumi”. Jangankan dengan emas sepenuh bumi, tebusan manusia pun tidak dapat mengeluarkan seseorang yg tidak memiliki iman dari siksa neraka.
Dalam Islam tidak dikenal filosofi lilin, menerangi sekitarnya namun dirinya hancur, yang dikenal dalam Islam yakni memgajak orang lain masuk surga sedangkan kita sudah masuk surga duluan.

Firman Allah;
يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ (١١)
وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ (١٢)
وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ (١٣)
وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ (١٤)
كَلا إِنَّهَا لَظَى (١٥)
Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya dan sauradaranya. Dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya naar itu adalah api yang bergejolak. (Q.S. Al-Ma’arij: 11-15)
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.

No comments:

Post a Comment