Friday, May 26, 2017

Rasulullah mengingatkan umatnya bahaya bid'ah agar selamat.


Jika kita kumpulkan semua hadist larangan bid'ah maka terkumpul puluhan hadist dari berbagai derajat sanad, dan bahkan diantaranya hadist Sahhih, namun menurut sebagian orang pembahasan bid'ah tidak terlalu penting, pertanyaannya kenapa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam banyak mengingatkan hal ini kalau tidak penting?.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, " Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam mengingatkan umatnya akan bahaya bid'ah karena beliau sayang kepada umatnya, bukan karena benci, karena beliau yang paling mengetahui mana perkara hidayah dan kesesatan, hanya Rasulullah yang mengetahui mana jalan kesurga dan mana jalan neraka. Demikian juga mengikuti Rasulullah, kami juga sering menyampaikan bahaya amalan bid'ah karena kami sayang kepada saudar-saudara muslim dari keadaan yang mencelakakan mereka."
Dari berbagai aspek memang amalan bid'ah merupakan sumber masalah bagi umat muslim, terutama secara Aqidah mutlak amalan bid'ah adalah terlarang, juga jika dilihat dari aspek lainnya.
Misal dalam aspek ekonomi, sifat amalan bid'ah adalah mahal.
Beberapa waktu yang lalu ada teman jamaah Travelling berkata kepada saya, " enak ya kalian jamaahnya banyak orang kaya dan dapat bantuan dari Arab Saudi sehingga dapat membangun banyak masjid besar, pondok pesantren, sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga leasing syar'i, sedang kami mendirikan masjid dan pondok pesantren saja kesulitan, sampai sekarang belum juga berdiri sempurna.", Lalu saya berkata, " enggak juga, pertama kami tidak dapat bantuan sama sekali dari Pemerintah Arab Saudi, silahkan datang ke masjid kami atau ponpes kami lihat pembukuan kami, semua bantuan dari jamaah murni, semua transaksi tertulis dan terdata rapi. Dan soal jamaah kami dari kalangan orang kaya juga kurang benar, banyak dikalangan jamaah kami juga dari pedagang keliling, pekerja bangunan, pedagang kecil dipasar dan seterusnya. Masalahnya mungkin karena kami tidak pernah mengamalkan amalan2 bid'ah yang termasuk mahal, seperti tahlil kematian, maulid nabi, shalawat nariyah, dan seterusnya, sehingga dana dari kami murni jadi sedekah untuk pembangunan masjid, ponpes dan seterusnya. Coba sekarang saya tanya kalau pergi ke India, Pakistan dan Bangladesh butuh dana berapa?", Dia menjawab, " sekitar 9 juta, apa hubungannya?". Lalu saya berkata, " misal satu orang pergi kesana perlu 9 juta, kalau 100 orang pergi kesana misal maka perlu 900 juta, kalau tiap tahun berangkat 100 orang dan dilakukan selama 10 tahun maka dana yang dibutuhkan untuk Travelling kesana adalah 9 milyar, cukup Khan untuk bangun masjid dan ponpes antum?",
Dia sejenak terdiam, lalu dia membenarkan perkataan saya, " iya juga ya, banyak juga kalau dikumpulkan", kemudian dia meninggalkan saya sambil manggut-manggut.
Memang sifat amalan bid'ah salah satunya adalah mahal, misal soal tahlil kematian, jumlah muslim di Indonesia menurut survey th. 2006 berjumlah 206 juta jiwa, dan dari jumlah itu 30 juta diantaranya sering mengamalkan tahlil kematian, semisal 1% dari jumlah itu yakni 30.000 orang pada suatu malam melakukan tahlil kematian dengan biaya 500 ribu saja, maka dana yang dibutuhkan adalah 150 milyar rupiah, bagaimana jika 10% diantara 30 juta itu bikin tahlil kematian bersamaan?, maka ratusan milyar atau bahkan trilyunan rupiah hanya untuk biaya tahlil kematian. Ini baru pembahasan tahlil kematian, belum maulid nabi, shalawatan, tour wali, dst. Mungkin jumlahnya puluhan trilyunan rupiah untuk membiayai amalan yang tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya. Andai semua umat muslim dinegri ini mengikuti amalan Sunnah saja dan dana sebesar itu dialihkan untuk digunakan membiayai pembangunan masjid, sehingga panitia2 masjid tidak sampai mengemis di jalanan. Atau juga dana itu dapat digunakan untuk memerangi pemurtadan yang dilakukan kaum kafirin didaerah-daerah, dimana mereka banyak memurtadkan umat muslim karena dari umat muslimnya sendiri miskin. Atau juga dana sebesar itu dapat untuk memberi makan yatim piatu dan fakir miskin dinegri ini, waallahua'lam.
Jadi ingat kajian Ustadz Maududi Abdullah, beliau mengatakan, " Islam itu artinya menyelamatkan, atau selamat, maknanya orang yang beragama Islam dia akan selamat dirinya, harga dirinya, selamat hartanya, juga orang lain selamat dari ucapannya, dan juga selamat dari perlakuan buruk nya."

No comments:

Post a Comment