Sunday, May 21, 2017

Batas hidayah dan kesesatan itu tipis.


Baca sebuah posting seseorang jadi miris, dalam postingan itu ada seorang ibu menulis, " Alhamdulillah akhirnya hidayah Allah diberikan kepada suamiku, akhirnya dia mau diajak ngalap berkah ke makam Mbah xxx", subhanallah, padahal berharap berkah pada kuburan jelas syirik, karena pemberi berkah yang hak cuma Allah Azza Wa Jalla, waallahua'lam.
Ada lagi postingan seseorang, "Alhamdulillah akhirnya Allah berikan hidayah kepada abangku, dia mau diajak Travelling 4 bulan, untuk jihad fisabilillah dakwah.", Subhanallah, padahal kalau kita pelajari asal mula amalan itu tidak ada sama sekali dasarnya, amalan itu baru dibikin 100 tahun yang lalu, sementara agama ini umurnya 1438 tahun, dalilnya ketinggalan jauh, dan dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam , para sahabatnya, sampai para imam madhzab tidak ada satupun berdakwah seperti itu. Seperti para imam madzhab mereka mencari ilmu sebanyak mungkin kemudian mereka mengadakan kajian yang dihadiri jamaahnya, demikian para ulama berdakwah.
Ada lagi postingan seseorang menyebutkan, "Alhamdulillah bapak dapat hidayah sekarang rajin datang ke tahlil kematian, shalawat nariyah, acara maulid nabi dan isra mi'raj juga selalu datang, ", subhanallah, yang disebut adalah amalan bid'ah semua.
Jadi ingat kajian Ustadz Abu Zubair Haawary, kata beliau, " batas hidayah dan kesesatan itu sangat tipis, banyak orang merasa dalam jalan hidayah namun sejatinya berada dalam kesesatan, dan hal itu tidak disadarinya. Maka wajib bagi kita untuk meminta selalu kepada Allah Azza Wa Jalla diberikan hidayahNya."
Dalam kajian lain Ustadz Maududi Abdullah mengatakan," jangan sekali-kali antum merasa dalam jalan yang lurus, karena jalan yang lurus adalah pencarian seumur hidup kita, maka disyariatkan bagi kita sering meminta kepada Allah Azza Wa Jalla ditunjukkan jalan yang lurus, sering kita sebutkan dalam shalat kita, yakni Alfatihah 6."
Jalan Yang Lurus Jalan Lurus Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus Jalan Yang Lurus Dalam Al Qur Jalan Yg Lurus
Dalam surat Al Fatihah yang kita baca setiap shalat, terkandung permohonan doa kepada Allah Ta’ala agar kita senantiasa diberi hidayah di atas shiratal mustaqim, yaitu tatkala kita membaca firman Allah :
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
“(Ya Allah). Tunjukilah kami jalan yang lurus (shiratal mustaqim), yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “ (Al Fatihah:6-7).
Shiratal mustaqim yang merupakan jalan kebenaran jumlahnya hanya satu dan tidak berbilang, Allah Ta’ala berfirman :
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa“ (Al An’am:153).
Hal ini dipertegas oleh penafsiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sllam tentang ayat di atas. Diriwayatkan dari sahabat ‘Abdullh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
خطَّ لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم يومًا خطًّا فقال: هذا سبيل الله. ثم خط عن يمين ذلك الخطّ وعن شماله خطوطًا فقال: هذه سُبُل، على كل سبيل منها شيطانٌ يدعو إليها. ثم قرأ هذه الآية:(وأن هذا صراطي مستقيمًا فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله)
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat satu garis lurus, kemudian beliau bersabda, “ Ini adalah jalan Allah”. Kemudian beliau membuat garis-garis yang banyak di samping kiri dan kanan garis yang lurus tersebut. Setelah itu beliau bersabda , “Ini adalah jalan-jalan (menyimpang). Di setiap jalan tersebut ada syetan yang menyeru kepada jalan (yang menyimpang) tersebut.“ (H.R Ahmad 4142).(Lihat Jaami’ul Bayaan fii Ta’wiil Al Qur’an)
Sumber referensi "Shiratal mustaqim jalan yang lurus", karya Dr. Andika Mianoki di web.muslom.or.id.co

No comments:

Post a Comment