Thursday, May 11, 2017

Kenapa tidak ada lagi umat muslim memiliki ilmu seperti ilmu para Ulama Salaf?


Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Haidar As Sundawy menyebutkan, " para ulama Salaf, misal seperti para imam madhzab kenapa punya kemampuan luar biasa dalam ilmu sementara di jaman ini tidak ada yang seperti mereka dalam keilmuan, padahal di jaman ini ada begitu banyak fasilitas seperti komputer yang dapat menulis sebuah karya ilmiah berapapun banyaknya, dan mampu menyimpan ratusan atau bahkan ribuan buku dan kitab didalamnya, juga adanya internet memudahkan mengambil informasi dari belahan bumi manapun. Sementara di jaman ulama terdahulu mereka menulis dengan tinta dan menggunakan bulu angsa yang dicelupkan ke tinta sehingga untuk menulis butuh waktu yang sangat lama, apalagi jika dilakukan dimalam hari, tentu lebih lama lagi karena penerangan saat itu hanya dengan pelita yang redup sinarnya, belum lagi jika mereka akan mengambil sebuah hadist maka mereka akan mengambilnya dengan perjalanan darat hingga berbulan-bulan.
Namun kemudahan yang dinikmati manusia saat ini justru melalaikan manusia, sehingga mudah baginya untuk melakukan maksiat. Sementara para ulama terdahulu dengan kesederhanaan dijaman itu tidak menyurutkan mereka mempelajari ilmu agama, kesulitan apapun mereka hadapi karena kecintaan kepada Allah Azza Wa Jalla dan RasulNya.
Misal kalau lihat kemampuan Imam Syafii dalam hal ilmu, jika kita orang awam maka tidak akan percaya bahwa ada seorang manusia mampu menghafal satu juta hadist beserta sanadnya, dan hebatnya sebagian besar adalah hadist dhaif. Belum lagi soal amal ibadah dan ketaatan, semisal beliau mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 40 kali selama bulan Ramadhan, dan hebatnya itu dilakukan dalam bacaan shalat, siapa yang sanggup melakukan hal seperti itu dijaman sekarang ini?, bukti ketaatan beliau juga ketika ada kisah beliau bertaubat karena secara tidak sengaja melihat betis seorang wanita, bandingkan dengan umat muslim dijaman ini mereka melihat lebih dari betis juga gak taubat2, subhanallah.
Ini bukti bahwa dijaman ini kita makin jauh dari semangat untuk memperjuangkan agama ini.
Ini juga membuktikan bahwa ilmu itu memang tercabut seiring dengan meninggalnya para ulama.
Semoga kita mampu menjadikan para ulama terdahulu sebagai teladan bagi kita, aamiin."
Dijelaskan dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّـى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.
‘Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain.’”
Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmi, bab Kaifa Yuqbadhul ‘Ilmi (I/194, al-Fath), dan Shahiih Muslim, kitab al-Ilmi, bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan (XVI/223-224, Syarh an-Nawawi).

No comments:

Post a Comment