Monday, May 15, 2017

Paham kami ini kuno


Dalam sebuah kajian seorang jamaah bertanya, " ya ustadz saya sering kajian dan mengajak teman, namun dia menolak dengan alasan gak mau mengikuti kajian ini karena katanya ini paham baru, dia mengatakan dia mengikuti paham lama aja yang diketuai ulama besar dengan banyak gelar, juga dengan pengikut seluruh rakyat Indonesia, termasuk para pemimpin negri ini, bagaimana sikap saya ustadz?'.
Ustadz Maududi Abdullah menjawab, " kalau gak mau diajak mengaji dengan alsana macam-macam ya biarin aja, besok ajak lagi, besok ajak lagi dan seterusnya sampai dia mau ikut kajian ini. Kalau teman antum bilang kami paham baru itu jelas salah, karena kajian kami adalah paham kuno. Bilang sama teman antum justru kajian kami ini paham kuno, karena kami merujuk kepada paham Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasaalam masih hidup, apa contohnya?, Rasulullah tidak pernah mengadakan yasinan maka kami juga tidak melakukan yasinan, demikian juga para sahabat Rasul seperti Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali Radhliyaa Anhuu tidak juga pernah mengamalkan yasinan, berarti kamilah yang paham kuno kamu yang paham baru ya?. Paham kuno itu tidak yasinan maka sebenarnya yang paham baru itu yang melakukan yasinan.
Wah paham kamu aneh, gak boleh nyanyi-nyanyi, ya karena paham kami paham kuno dan tidak ada kebiasaan nyanyi-nyanyi dijaman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, dilarangnya nyanyi-nyanyian itu sejak jaman Rasul. Ada wanita pakai wewangian dan pakai lipstik pergi kemana-mana itu paham baru, paham kuno tidak demikian, paham kuno kembali ke cara jaman Rasul.
Takziyah paham kuno datang kerumah duka sambil membawa makanan, kalau pergi ke rumah duka dan makan-makan disana itu paham baru, waallahua'lam.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [an Nisaa’: 115].

No comments:

Post a Comment