Monday, May 15, 2017

Cek apakah agama antum menggunakan Aqidah palsu?.


Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, " jika sering menghindari barang palsu, seperti minyak palsu, kecap palsu, handphone palsu dan seterusnya, kita tidak mau menggunakan barang yang terindikasi palsu, karena kita ingin menggunakan barang yang asli, karena barang yang asli terjamin kualitasnya, dan hati kita tenang karena aman. Jika soal barang palsu saja kita berhati-hati apalagi dalam soal agama?, tentu kita wajib lebih berhati-hati lagi karena sangat berbahaya menggunakan aqidah yang palsu. Contoh aqidah palsu semisal ada cerita dari seseorang yang dimasa lalu memahami cara beragama sesuai nasehat ulamanya, dan ulama itu mengatakan, -kalau engkau beragama hanya berpegang kepada Alquran dan hadist saja niscaya kamu akan tersesat-, ini jelas perkataan bathil, karena 180 derajat bertentangan dengan perkataan Allah dan RasulNya agar selalu berpegang kepada Alquran dan hadist yang sahhihah agar kita tidak tersesat. Ini pekerjaan iblis dalam menyesatkan manusia, karena barang palsu tentu dibuat semirip mungkin dengan yang aslinya, merasa dalam kebenaran dan penghambaan diri yang lurus padahal dia terjebak dalam aqidah palsu, terjebak dalam ilmu palsu. 
Semoga kita berhati-hati dalam mencari ilmu agama yang asli dan tidak terjebak ilmu-ilmu palsu yang mengantarkan kita kepada kesesatan, waallahua'alm."
Dalam perkara ini Ibnul Qayyim rahimahullah menetapkan bahwa orang yang paling dimuliakan Allah dengan nikmat-Nya berupa ilmu dan amal adalah sahabat-sahabat Rasulullah. Karena mereka menyaksikan turunnya wahyu, mereka pula yang menyaksikan petunjuk/tuntunan Rasul mulia, yang dengan petunjuk Rasululah itu mereka memahami tafsir yang selamat. Sebagaimana yang diucapkan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu : “Barangsiapa di antara kalian yang berkehendak mengikuti sunnah, maka ikutilah sunnah orang yang telah mati. Karena sesungguhnya orang yang hidup tidak aman dari fitnah (kesesatan). Mereka itulah sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Merekalah umat mulia yang memiliki hati yang paling baik, ilmu paling dalam, serta paling sedikit memberatkan diri. Mereka adalah kaum yang dipilih Allah untuk menyertai Nabi-Nya dan menegakkan din-Nya. Maka kenalilah kelebihan mereka dan ikutilah jejak mereka. Pegang teguhlah akhlak serta din mereka semampu kalian, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى {123} وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. (Q.S Thaha: 123, 124).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّتِيْ
“Aku tinggalkan untuk kalian dua hal, kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur`an) dan Sunnahku”. [HR al-Hakim, dan dishahïhkan Syaikh al-Albani dalam Shahïh al-Jami’ ash-Shaghïr, no. 2937]
Sumber referensi almanhaj.or.id.co

No comments:

Post a Comment