Tuesday, May 23, 2017

Apa yang kita lihat dan rasakan bukan dalil !


Kalau ada seseorang membela dengan keras sebuah amalan dengan dalil perasaan atau menurut saya, atau ini Khan baik, dan itu berbagai macam hal seperti, sejak saya ikut kelompok dzikir itu hati saya tenang, atau sejak ikut kelompok itu saya menemui banyak kebaikan, kelompok itu baik karena ngajak orang shalat dan semacamnya, padahal kalau melihat amalan yang diceritakan adalah amalan yang masuk kategori bid'ah dan semacamnya. Jadi ingat kajian Ustadz Maududi Abdullah, kata beliau, " dijaman ini makin banyak orang tertipu, mereka kira telah mendapatkan hidayah, padahal sebenarnya mereka dijalan yang menyelisihi jalan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, apa yang mereka pahami dan amalkan sama sekali tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, namun mereka merasa amalan itu benar. Hidayah hanya ada dalam ucapan dan tingkah laku Rasulullah, selain itu bukanlah hidayah, maka bagi para pencari hidayah cari hidayah itu dalam ucapan dan perbuatannya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, wa'allahua'lam."
Ustadz Armen Halim Naro Lc. Rahimahullah juga pernah mengatakan, " salah satu tanda akhir jaman adalah makin banyaknya manusia beragama didasari syahwatnya semata, mereka tidak berpegang kepada risalah yang telah disampaikan Allah dan RasulNya, namun mengikuti syahwatnya sebagai pembenaran,, semoga dijauhkan dari cara beragama demikian, aamiin".
Ustadz Erwandi Tarmidzi ketika ditanya seorang jamaah dalam sebuah kajian, apakah ada praktek riba di Arab Saudi, beliau mengatakan, " ya ada, tapi apa yang terjadi bukanlah pembenar atas perbuatan tersebut, karena kita Ahlu Sunnah tentu kita berpegang kepada risalah yang telah disampaikan oleh Allah dan RasulNya, meskipun mungkin hanya kita sendirian yang berpegang kepada risalah itu, waallahua'lam."
Padahal sudah jelas bagi kita perintah untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah serta pemahaman salafush shalih. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Al-Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘anhu.
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“…. Dan barangsiapa yang hidup diantara kalian maka dia akan melihat perselisihan yang banyak sekali, maka berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru dalam agama karena itu kesesatan. Dan barangsiapa diantara kalian yang mendapatkan hal ini maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa ‘ar-rasyidin, gigitlah erat-erat dengan gigi geraham kalian….”. [HR Abu Dawud (4607). Tirmidzi (2676) dan Ibnu Majah (440) dan selain mereka]
Didalam hadits Hudzaifah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menggigit akar pohon ketika terjadi perpecahan sambil menjauhi semua kelompok sesat. Dan didalam hadits Al-Irbadh beliau memerintahkan untuk berpegang teguh dengan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih radhiyallahu anhum, ketika munculnya kelompok-kelomok sesat dan ketika tidak adanya jama’ah kaum muslimin serta imam mereka.
Referensi, " Muncul dai-dai menyeru ke neraka jahanam", Oleh Syaikh Salim bin Ied al-Hilali, di almanhaj.or.id.co

No comments:

Post a Comment