Tuesday, February 13, 2018

MARABAHAYA YANG MENGANCAM JAMAAH SELFIE


Oleh Siswo Kusyudhanto
Tahun lalu ada kejadian perampokan yang mengegerkan kota Jakarta, karena sebuah keluarga yang dikenal kaya menjadi korban dari aksi perampokan yang dilakukan sekelompok residivis. Belakangan ketika para penjahat itu ditangkap oleh Polisi dan diinterogasi baru ketahuan modus operandi dari kelompok penjahat ini, mereka mengintai korbannya dari akun Facebook calon korbannya, dari akun korban yang banyak memuat selfie sekeluarga ketahuan keadaan rumahnya yang mewah dan siapa saja orang yang ada didalam rumah si korban, hal tersebut membuat kelompok perampok menetapkan sebagai korbannya jauh2 hari, subhanaallah.
Dalam sebuah kajian Ustadz Abdullah Zein MA mengatakan, " kadang ada korban penipuan yang dilakukan melalui telpon, si penipu mengatakan kepada sikorban bahwa ada anggota keluarganya sedang mengalami kecelakaan disebuah kota dan saat ini sedang diruang unit gawat darurat, dan pihak penelepon mengatakan perlu sejumlah dana untuk operasi si famili korban, kalau tidak mungkin nyawanya tidak akan tertolong. Jika seseorang yang tidak punya pengetahuan soal menghadapi hal seperti ini pasti dia akan panik, apalagi jika sipenelpon setiap 5 menit sekali menanyakan apakah sudah ditransfer uang yang diminta, mungkin si korban makin dibuat panik dan tampa berfikir panjang si korban akan segera menuju bank untuk mentransfer uang yang diminta penipu.
Hal-hal seperti ini sebenarnya diawali dari mudahnya seseorang mengumbar data dan kehidupan pribadi disosial media, seperti mencantumkan nomer hp pribadi, menampilkan foto selfie dia bersama anggota keluarga yang lain, dan foto selfie anaknya, foto dalam rumahnya dan hal-hal yang sifatnya tidak dikonsumsi oleh publik, namun justru diumbar sedemikian rupa. Ini dapat mengundang seseorang untuk berbuat jahat kepadanya, mungkin dengan cara penipuan atau bahkan perampokan.
Awalnya hanya ingin eksis di sosial media, namun hal tersebut dapat mengundang bahaya baginya, waallahua'lam. "
Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ
Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri. (HR. Muslim 7621).
Allah Ta’ala berfirman :
يَعْمَلْ سُوءاً يُجْزَ بِهِ
“Barangsiapa yang mengerjakan kejelekan, niscaya akan diberi pembalasan dengannya.” (QS. An-Nisa’:123).
Qotadah rahimahullah berkata,
لا يصيب رجلا خدشٌ ولا عثرةٌ إلا بذنب
“Tidaklah seseorang terkena goresan (ranting) atau tersandung melainkan akibat dosa yang ia perbuat”. (Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Quran 9/236 , Al-Qurthubi, Muassah Risalah, cet.1, 1420 H)
Sumber referensi "Istighfar vs Sosial Media", karya Ustadz Dr. RAEHANUL BAHRAEN di muslim. Or. Id

No comments:

Post a Comment