Sunday, February 25, 2018

IMAM MALIKI : MEMPERTANYAKAN MAKNA ISTIWA'NYA ALLAH DIATAS ARSY ADALAH CIRI KEBID’AHAN.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Haidar As Sundawy menyebutkan, "dijaman generasi terbaik umat ini, mereka adalah yang terbaik dalam segala hal, termasuk soal akhlak kepada Allah dan Rasul-Nya, jika mereka disampaikan sebuah firman Allah Ta’ala mereka bersikap samina watho'na, dengar dan taati, dan tidak mempertanyakan atau bahkan mendebat ayat itu, maka ketika disampaikan ayat-ayat tentang Allah Ta’ala yang bersemayam diatas arsy Nya, mereka juga menerima dan mengimaninya tampa mempertanyakan maknanya. Oleh karena itu dalam ribuan hadist tak ada satupun ada pertanyaan dari para sahabat kepada Rasulullah, bagaimana makna istiwa'Nya Allah diatas arsy, semoga kita dapat mengikuti mereka dalam sikap dan akhlak terhadap apa yang disampaikan oleh Allah dan RasulNya, dengan bersikap samina watho'na. Waallahua'lam."
Firman Allah al-Aziiz:
الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ
“(Yaitu) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ‘Arsy.” [Thaahaa: 5]
Dan Allah tidak serupa dengan apapun, dijelaskan difirmankan-Nya:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
‘Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.’ [Asy-Syuuraa: 11]
Ketika Imam Malik (wafat th. 179 H) rahimahullah ditanya oleh seorang yang datang ke majlis ilmunya tentang makna istiwa’ Allah, maka beliau menjawab:
َاْلإِسْتِوَاءُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ، وَالْكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ، وَاْلإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ، وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ، وَمَا أَرَاكَ إِلاَّ ضَالاًّ.
“Istiwa’-nya Allah ma’lum (sudah diketahui maknanya), dan kaifiyatnya tidak dapat dicapai nalar (tidak diketahui), dan beriman kepadanya wajib, bertanya tentang hal tersebut adalah perkara bid’ah, dan aku tidak melihatmu kecuali da-lam kesesatan.”
Kemudian Imam Malik rahimahullah menyuruh orang tersebut pergi dari majelisnya, karena beliau kuatir pertanyaan itu dapat merusak Aqidah Tauhid para jamaah lainnya. Lihat Syarhus Sunnah lil Imaam al-Baghawi (I/171), Mukhtasharul ‘Uluw lil Imaam adz-Dzahabi (hal. 141), cet. Al-Maktab al-Islami, tahqiq Syaikh al-Albani.
Referensi "Ahlu Sunnah menetapkan Allah Ta'ala bersemayam diatas Arsy", karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas Qodir Jawas di almanhaj.or id

No comments:

Post a Comment