Tuesday, March 13, 2018

MASIH GAYA BERAGAMA PRASMANAN ?


Oleh Siswo Kusyudhanto 

Mungkin termasuk kita sendiri masih beragama gaya prasmanan, ketika sebuah syariat yang datangnya dari Allah dan RasulNya enak buat kita maka akan kita taati, ketika syariat itu gak enak nurut kita mungkin kita akan campakkan, padahal dalam beragama yang benar adalah samina watho'na, saya dengar dan saya taati, kita hanya nurut saja, karena kita yakin apa yang disampaikan oleh Allah dan RasulNya pasti benar dan pasti bikin kita selamat didunia dan akhirat.
Namun gaya beragam prasmanan seperti itu banyak menjangkiti umat Muslim di negri ini, gak percaya?, coba saja pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

Awalnya ketika sampaikan
"Mas jangan minum alkohol, khan dilarang Allah dan RasulNya? ", pasti dijawab," insyaAllah".
"Mbak tutup auratnya yaa, khan Allah dan RasulNya suruh menutup aurat? ", pasti dijawab," insyaAllah".
"Mas jauhi riba, khan itu dilarang oleh Allah dan RasulNya? ", pasti dijawab," insyaAllah".

Namun lihat ketika ditanya, "Mas dan Mbak jauhi amalan2 bid'ah yaa, khan itu dilarang oleh Allah dan RasulNya?", pasti dijawab, "kamu suka sekali membid'ahkan dan mengkafirkan!".

Subhanaallah. Jika yang terjadi demikian dimana janji untuk bersikap "samina watho'na" terhadap perintah Allah dan RasulNya?.

Allah ta’ala juga berfirman yang artinya, “Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” (QS. An Nuur [24]: 51)

Syaikh Abdurrahman bin Naashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa sesungguhnya sifat orang yang benar-benar beriman (yaitu yang imannya dibuktikan dengan amalan) apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya supaya Rasul memberikan keputusan di antara mereka niscaya mereka akan mengatakan, “Kami dengar dan kami taati”, sama saja apakah keputusan tersebut dirasa cocok ataupun tidak oleh hawa nafsu mereka. Artinya mereka mendengarkan keputusan hukum Allah dan Rasul-Nya serta memenuhi panggilan orang yang mengajak mereka untuk itu. Mereka taat dengan sepenuhnya tanpa menyisakan sedikitpun rasa keberatan.

Referensi, "Delapan kaidah penting bagi Muslim dan Muslimah", karya Ari Wahyudi di muslim. Or. Id

No comments:

Post a Comment