Sunday, March 4, 2018

KENAPA KITA TIDAK BANGGA KEPADA KEISLAMAN KITA?


Oleh Siswo Kusyudhanto

Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah berkisah :

Suatu hari seorang ustadz akan pergi suatu tempat, dia berjalan menuju sebuah halte bus, disana sudah ada dua orang lelaki berdiri menunggu datangnya bus. Satu orang berpenampilan gaya punk, tangannya penuh tato, telinganya memakai anting dan bercelana jeans bolong didengkul, satu orang lainnya berpakaian trendy, dengan kemeja, celana kain yang licin karena baru disetrika. Si ustadz ikut berdiri bersama kedua orang lelaki itu, dan sambil menunggu bus si ustadz berinisiatif untuk mengajak seseorang datang ke kajiannya yang rencananya di adakan beberapa hari lagi disuatu masjid, lalu ustadz bertanya kepada kepada lelaki berpakaian modis, karena dalam hati ustadz menduga kemungkinan besar orang ini muslim dilihat dari pakaiannya, "apakah anda seorang muslim?", lalu orang itu menjawab, " mohon maaf pak, saya bukan seorang muslim". Mendengar jawaban itu si ustadz menjawab terima kasih, dan mengalihkan pertanyaan yang sama pada lelaki satu lagi yang bergaya punk, "maaf, apakah anda seorang muslim?", dan silelaki itu menjawab., " iya pak, saya seorang muslim, kenapa yaa?", si ustadz sangat kaget mendengar jawaban itu, dan beristighfar dalam hati. Lalu si ustadz menyampaikan keinginannya mengajak datang ke kajiannya.
Identitas muslim dijaman ini hampir punah, penyebabnya sangat sedikit muslim bangga akan agamanya, dan kebanggaan sebagai muslim diantaranya dengan menampilkan identitasnya sebagai penganut agama Islam dalam cara bertingkah laku termasuk dalam cara berpakaian dan penampilan luarnya.

Allah waa jazzalla berfirman :
"Jika kamu mensyukuri nikmat-Ku, pasti akan Aku tambah. Tapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, ketahuilah bahwa adzab-Ku pasti pedih .” (QS. Ibrahim (14) : 7)

Mensyukuri nikmat hidayah Islam itu dengan beberapa cara.
Pertama, syukuri nikmat ini dengan menumbuhkan perasaan bahwa kita bangga dan mulia dengan beragama Islam. Kita harus merasa bangga, percaya diri bahwa kita adalah orang Islam. Katakan kepada semua orang dengan penuh kebanggaan, ”Saya adalah orang Islam. Saya adalah umat tauhid. Saya adalah umat al-Qur’an. Saya adalah umat Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.”

Dahulu para sahabat sangat bangga menjadi Muslim. Mereka mengatakan, ”Ayahku adalah Islam. Tiada lagi selain Islam. Apabila orang bangga dengan suku, bangsa, kelompok, marga, perkumpulan, paham mereka, tapi aku bangga nasabku adalah Islam.

Suatu ketika Salman Al-Farisi radhiyallahu anhu ditanya, ”Keturunan siapa Kamu ?” Salman yang membanggakan keislamannya, tidak mengatakan dirinya keturunan Persia, tapi ia mengatakan dengan lantang, ”Saya putera Islam.” inilah sebabnya Rasulullah mendeklarasikan bahwa, ”Salman adalah bagian dari keluarga kami, bagian dari keluarga Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.”
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْاْ إِلَى كَلَمَةٍ سَوَاء بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إِلاَّ اللّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئاً وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضاً أَرْبَاباً مِّن دُونِ اللّهِ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ اشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
“Katakanlah, Hai Ahli kitab marilah kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan suatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Ali Imran (3) : 64)

referensi almanhaj.or.id

No comments:

Post a Comment