Thursday, March 8, 2018

APA TIDAK CELAKA KETIKA MASUK LIANG LAHAT TERNYATA BEKALNYA ADALAH SYIRIK, BID'AH DAN MAKSIAT?




Oleh Siswo Kusyudhanto

Dalam sebuah pelatihan pengurusan jenazah yang diadakan di Jakarta dan dipandu oleh Ustadz Khalid Basalamah, dalam kegiatan tersebut diberikan pelatihan lengkap mulai cara memandikan, mengkafani sampai menguburkannya, lengkap dengan prakteknya, bahkan sampai dibuat liang lahat diarea sekitar pelatihan.
Dalam sebuah kesempatan ustadz memberikan kesempatan diantara jamaah yang ikut pelatihan untuk masuk liang lahat selama lima menit untuk merasakan sensasinya berada didalamnya, tak dinyana diantara mereka yang mencoba masuk kedalam liang lahat itu ketika keluar dari lubang kubur dia menangis terisak-isak, dan mengatakan "sangat menakutkan didalam sana, saya jadi ingat betapa banyak dosa yang saya perbuat selama ini, dan sedikitnya bekal amal ibadah yang saya kumpulkan".

Padahal itu hanya percobaan saja, dan hanya lima menit seseorang sangat takut menghadapinya, bagaimana jika itu sungguhan?, pasti sangat menakutkan, apalagi jika bawa bekal amal ibadah yang pas-pasan, dan celaka jika malah tidak ada bekal sama sekali.
Lebih menakutkan ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang hanya dapat dijawab dengan amalannya didunia yang ternyata penuh kesyirikan, kebid’ahan dan kemaksiatan. Kata Ustadz Abu Zubair Hawaary, "ketika di alam kubur kita menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang perlu jawaban dengan amalan ibadah selama hidup kita, jawaban itu bukan dari hafalan seperti ketika kita menghadapi ujian dibangku sekolah atau perguruan tinggi."

Misal ketika ditanya "Siapa Tuhanmu?", gimana mau menjawabnya jika tidak pernah tau apa makna Laillahaillallah, gak pernah belajar bersyahadat dengan benar, gak tau konsekuensi syahadat, bahkan tidak tau cara mentauhidkan Allah. Justru bekal yang dibawa adalah amalah kesyirikan seperti ngalap berkah dikuburan-kuburan, suka memakai jimat, percaya tahayul, suka datang kedukun, mengerahkan pawang hujan agar hajatannya tidak terganggu dan seterusnya.

Kemudian ditanya " Apa agamamu?', apa mau dijawab yang dia tau hanya namanya saja Islam, itupun karena KTPnya dalam kolom agama ditulis ISLAM, namun bagaimana beragama Islam dia tidak mengetahuinya sama sekali, shalat saja mungkin seminggu sekali karena ikut temannya pergi shalat jumat, atau bahkan setahun hanya sekali shalat yakni shalat ied karena keluarganya semua shalat ied, sedangkan syariat-syariat dalam agama Islam dia tidak tau sama sekali dan tidak pernah amalkan.

Atau ketika ditanya, "Siapa Nabimu?", gimana mau memjawab karena amalannya penuh kebid’ahan, dia beragama hanya ikut-ikut tetangganya atau temannya tampa pernah mencari kebenaran atas amal ibadah itu, ini disebabkan dia tidak pernah tau hadist-hadist sahhih dan tentu saja tidak pernah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian tentu tidak mengenal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam seutuhnya, karena dia tidak tau cara Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dalam melakukan amal ibadah yang benar dalam kehidupannya.

Juga ketika ditanya "Apa kitabmu?", gimana mau menjawabnya jika yang dia bawa adalah kebodohan, sepanjang hidupnya tidak pernah membaca serta mempelajari Al-Qur’an dan beserta maknanya, yang dia bawa sampai keliang kubur hanya surat "kul", itupun tidak tau maknanya dan cara mengamalkan dalam kehidupan. Juga karena tidak tau pelajaran didalam Al-Qur’an dengan sendirinya dia tidak tau bahwa riba haram, membuka aurat haram, zina haram, dan seterusnya. Akibat ketidak tahuannya dia melakukan segala kemaksiatan yang dilarang oleh Allah dan RasulNya.
Waallahua'lam.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ:فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ : وَمَا يُدْرِيْكَ ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ: أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِيفَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ (وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ) وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ , قَالَ: فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ : أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ , فَيَقُولُ لَهُ : مَنْ أَنْتَ , فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ, فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ, فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah Rabbmu ?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu?”Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.
Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.

Pertanyaan ini juga dilontarkan kepada orang kafir, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ, فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ

Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. [Lihat Shahîhul Jâmi’ no: 1672]

Semoga mampu mengumpulkan bekal sebaik mungkin, agar kita mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di alam kubur dengan baik juga, aamiin.
Kata seorang ustadz nasehat terbaik adalah kematian, karena seperti Rasulullah sampaikan"Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian ", karena dengan dengan selalu mengingat kematian seseorang akan menyiapkan bekalnya sebaik mungkin, waallahua'lam.

Referensi:
PERISTIWA-PERISTIWA DI ALAM KUBUR
Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari
di almanhaj.or.id

No comments:

Post a Comment