Tuesday, March 6, 2018

JIKA ITU AMALAN YANG BAIK KENAPA NABI DAN PARA SAHABATNYA TIDAK AMALKAN?



Oleh Siswo Kusyudhanto

Dikirimi seorang teman link video seorang ustadz ahli hadist yang mengatakan dalam video itu tahlil kematian bukanlah bid'ah didepan ribuan jamaahnya, menurut dia karena didalam acara tersebut ada doa, dzikir dan membaca Al-Quran yang merupakan amalan anjuran dalam Islam. Lalu si ustadz itu menyampaikan dalil keutamaan berdzikir, berdoa dan membaca Al-Quran.
Sayangnya diantara ribuan jamaah taklim si ustadz tidak ada yang menyampaikan daftar pertanyaan seperti berikut :

Jika tahlil kematian adalah baik, lalu kenapa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam tidak amalkan amalan ini?, padahal dijaman beliau ada ribuan orang mati karena perang dan penyakit?, bahkan diantara yang meninggal dunia adalah kerabat dan keluarga beliau.

Jika tahlil kematian adalah amalan yang baik, lalu kenapa ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam wafat, para sahabat beliau seperti Abu Bakar As-Siddiq Radhliya Anhuu tidak mengadakan tahlil kematian untuk menghormati beliau? dan tak ada satupun dsiebutkan dalam kisah di ribuan hadist doa dan dzikir dipimpin sahabat nabi pasca wafatnya Rasullullah?.

Kenapa juga ketika para Khulafaur Rashidin wafat tak satupun rekan dan keluarga mereka yang sangat mencintai para ahli surga itu mengadakan tahlil kematian?.

Bahkan sampai kepada para imam madhzab yang merupakan puncak-puncak ilmu dalam agama Islam, mereka para imam madhzab adalah lautan ilmu dan sekaligus amal tak satupun ada kisah dimana mereka memimpin tahlil kematian seseorang, bahkan ketika mereka juga wafat tak satupun keluarga, para sahabatnya, bahkan ribuan murid mereka tak mengadakan tahlil kematian?.

Jika tahlil kematian adalah amalan yang penuh kebaikan kenapa para ahli surga, para ulama besar dalam agama Islam tak satupun mengadakan kegiatan tersebut dan bahkan tak pernah memfatwakannya?. LALU TAHLIL KEMATIAN AMALAN SIAPA DAN SEJAK KAPAN?

Hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah. Di dalamnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَ فًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِي، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla, dan untuk mendengar serta taat (kepada pimpinan) meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya, barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian (para sahabat), niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidun –orang-orang yang mendapat petunjuk- sepeninggalku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian, jangan sekali-kali mengada-adakan perkara-perkara baru dalam agama, karena sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat”. [HR Abu Dawud dan Tirmidzi]



No comments:

Post a Comment