Monday, March 19, 2018

BERDAKWAHLAH YANG SANTUN SEPERTI PARA NABI DAN RASUL.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam kajian Hari Minggu kemarin ada pesan dari Ustadz Abu Zubair Hawaary yang menyentuh hati tentang cara berdakwah yang santun seperti yang dilakukan para Nabi dan Rasul.
Ketika itu beliau menjelaskan peristiwa dimana Nabi Ibrahim Alaihissallam mendakwahi ayahnya agar menjauhi perbuatan syirik dengan menyembah berhala, ustadz mengatakan, "Lihat bagaimana santunnya Nabi Ibrahim Alaihissallam ketika menasehati ayahnya dengan panggilan" ya Abati", itu merupakan panggilan kepada ayah yang sangat santun dalam masyarakat Arab, juga ketika mengingatkan ayahnya agar mentauhidkan Allah Ta’ala serta menjauhi perbuatan syiriknya menyembah berhala dilakukan Nabi Ibrahim Alaihissallam dengan sangat lemah lembut, padahal yang disampaikan beliau adalah perkara sangat besar yakni soal tauhid dan syirik. Ini teladan dalam berdakwah yang perlu kita ikuti, yakni berdakwah dengan lemah lembut.
Namun banyak terjadi dikalangan kita ketika berdakwah mereka sering menemui kegagalan, kenapa?, karena dalam berdakwah mungkin dilakukan dengan sangat keras dan cenderung memvonisnya, seperti misal seorang anak muda setelah mengetahui rokok adalah perkara haram dan ketika menasehati ayahnya yang masih merokok si pemuda langsung mengatakan, "ini perbuatan haram, ini pekerjaan membakar uang, dan ini perbuatan setan", tentu si ayah kaget karena dirinya disamakan dengan setan, dengan cara demikian si ayah akan berpendapat bahwa anaknya salah tempat dalam mengikuti kajian dan juga salah tempat untuk sekolah.
Atau ketika mengetahui ayahnya suka pakai cincin yang dianggap bertuah si anak dengan keras mengatakan, "ini perbuatan syirik, kelak perbuatan syirik akan kekal diazab di neraka", tentu si ayah akan terkejut disangkakan kekal diazab di neraka dan menilai anaknya salah pergaulan dan semacamnya.
Sepatutnya kita juga mengikuti cara berdakwah para Nabi dan Rasul dalam berdakwah, yakni dengan lemah lembut, karena niat baik dilakukan tampa cara yang baik maka hasilnya juga tidak akan baik. Niat yang baik harus disertai dengan cara yang baik dalam melakukannya, agar hasilnya kemudian juga akan baik, dan jangan lupakan doakan, waallahua'lam. "
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا
Ingatlah ketika ia berkata kepada ayahnya; “Wahai Ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong engkau sedikitpun?”. [Maryam/19:42].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [An-Nahl/16:125]
Sumber referensi almanhaj.or.id

No comments:

Post a Comment