Wednesday, October 11, 2017

Kenapa berdzikir dengan biji tasbih tidak disarankan?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Zubair Haawary menyebutkan, salah satu alasan kenapa umat muslim sepatutnya mengikuti cara berdzikir sesuai sunnahnya yakni menggunakan ruas jari tampa menggunakan biji tasbih, diantaranya yakni karena jika menggunakan biji tasbih bertasyabuh dengan kaum kafirin yang terlarang , seperti yang kita ketahui biji tasbih sudah digunakan umat Hindu sejak 15 abad sebelum Masehi, dan agama Budha yang lahir 5 abad sebelum Masehi, juga sudah digunakan oleh umat Nasrani 600 tahun sebelum lahirnya Islam.
Seperti saat ini dikalangan umat Katolik biji tasbih dikenal dengan rosario, biasanya para romo Katolik mengajarkan kepada jama'ahnya dengan sebutan doa khusus rosario.
Sementara Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam berdzikir dengan ruas jari tangan kanan, bukan dengan biji tasbih, maka sebaiknya bagi umat Muslim menyelisihi kaum kafirin dengan berdzikir menggunakan ruas jari tangan kanan seperti yang telah disunnahkan.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهُنَّ بِيَدِهِ
“Saya melihat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghitung dzikir beliau dengan tangannya.” (HR. Ahmad 6498 dan dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth).
Kemudian dari seorang sahabat wanita, Yusairah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada kami (para sahabat wanita),
يَا نِسَاءَ الْمُؤْمِنَينَ، عَلَيْكُنَّ بِالتَّهْلِيلِ وَالتَّسْبِيحِ وَالتَّقْدِيسِ، وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ، وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ
“Wahai para wanita mukminah, kalian harus rajin bertasbih, bertahlil, mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai, sehingga melupakan rahmat. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena semua jari itu akan ditanya dan diminta untuk bicara.” (HR. Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583, dan sanadnya dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth dan Al-Albani).
Yusairah bintu Yasir Al-Anshariyah adalah sahabat wanita. Beliau termasuk salah satu wanita yang ikut menjadi peserta Baiat aqabah.
Ketika menjelaskan hadis Yusairah, Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
ومعنى العقد المذكور في الحديث إحصاء العد، وهو اصطلاح للعرب بوضع بعض الأنامل على بعض عُقد الأُنملة الأخرى، فالآحاد والعشرات باليمين، والمئون والآلاف باليسار، والله أعلم
Makna kata ‘al-aqd’ (menghitung) yang disebutkan dalam hadis [pada kata: وَاعْقِدْنَ] adalah menghitung jumlah dzikir. Ini merupakan istilah orang arab, yang bentuknya dengan meletakkan salah satu ujung jari pada berbagai ruas jari yang lain. Satuan dan puluhan dengan tangan kanan, sementara ratusan dan ribuan dengan tangan kiri. Allahu a’lam. (Nataij Al-Afkar fi Takhrij Ahadits Al-Adzkar, 1/90).
Referensi "dzikir-rasulullah", dari Ustadz Ammi Nur Baits di konsultasisyariah.co

No comments:

Post a Comment