Friday, October 13, 2017

Hadiah pertanyaan kepada para pelaku bid'ah agar mereka berfikir.


Oleh Siswo kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu saya diskusi dengan seorang teman yang suka melakukan kebid'ahan, padahal dari sisi ilmu dia termasuk lumayan, jauh diatas ilmu pengetahuan agama yang saya miliki, dia fasih dalam bahasa Arab, paham ilmu nahwu shorof, paham ilmu tafsir, hafal banyak hadist dst. Namun sayang dia gemar melakukan amalan bid'ah, subhanaallah.
Suatu hari kami diskusi soal tahlil kematian, saya bertanya, "Apakah amalan ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan para sahabatnya?, padahal dijaman mereka ada ribuan orang mati karena perang dan sakit, jawab saja YA dan TIDAK." Pertanyaan saya mendapat jawaban yang berapi-api, semua ilmunya dikeluarkan, mulai istilah bid'ah dalam bahasa dan furuiyah, jawaban pertanyaan saya keliling dunia, subhanaallah, padahal saya berharap cuma jawaban "YA" dan "TIDAK", jika "ya" Artinya tahlil kematian pernah dikerjakan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan para sahabatnya, jika "tidak" artinya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan para sahabatnya tidak pernah mengamalkan tahlil kematian. Sebenarnya dia sudah tau bahwa tahlil kematian tidak pernah diamalkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan para sahabatnya, bahkan para imam madzhab tidak juga pernah amalkan, namun demi mendapatkan pengakuan bahwa amalan ini benar dia ingkari kebenaran sesungguhnya.
Diujung penjelasan teman saya yang panjang lebar sampai kelelahan saya berkata, "padahal saya butuh jawaban YA dan TIDAK, kenapa antum jelasin isi semua kitab?", langsung dia terdiam. Semoga dia mau berfikir mengenai hal ini, dan jadi hidayah baginya, aamiin.
Memang benar yang disampaikan Ustadz Maududi Abdullah dalam sebuah kajian, "jika antum menemui sebuah perkara, semua perkara yang antum temui dalam kehidupan, semuanya kembalikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam, lihat bagaimana beliau Menyikapinya, dengan demikian kita akan tau perkara yang kita jumpai apakah sejalan dengan ajaran beliau atau salah, juga kita akan tau jika perkara itu sejalan dengan yang disampaikan oleh beliau, tau benar. "
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
خَطَّ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ: هَذَا سَبِيْلُ اللهِ مُسْتَقِيْمًا وَخَطَّ خُطُوْطًا عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ، ثُمَّ قَالَ: هَذِهِ سُبُلٌ (مُتَفَرِّقَةٌ) لَيْسَ مِنْهَا سَبِيْلٌ إِلاَّ عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُوْ إِلَيْهِ، ثُمَّ قَرَأَ قَوْلَهُ تَعَالَى
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat garis dengan tangannya kemudian bersabda: ‘Ini jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda: ‘Ini adalah jalan-jalan yang bercerai-berai (sesat) tak satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat syaitan yang menyeru kepadanya.’ Selanjutnya beliau membaca firman Allah Jalla wa ’Ala: ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.’” [Al-An’aam: 153]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قاَلَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ يَجِئُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِيْنَهُ، وَيَمِيْنُهُ شَهَادَتَهُ.
“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Shahabat), kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya. Setelah itu akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka men-dahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.” Syarhus Sunnah, oleh Imam al-Baghawy, tahqiq: Syu’aib al-Arnauth dan Muhammad Zuhair asy-Syawaisy, cet. Al-Maktab al-Islamy, th. 1403 H.
8. As-Sunnah libni Abi ‘Ashim, takhrij Syaikh al-Albany.
Sumber referensi "Kewajiban iitiba kepada shalafush shaleh", oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di almanhaj.or

No comments:

Post a Comment