Wednesday, October 4, 2017

Jangan sepelekan buku saku


Oleh Siswo Kusyudhanto
Kemarin sore ada seseorang bertemu dengan saya membawa beberapa buku yang tebal-tebal, lalu dia saya tanya, "untuk siapa itu pak bukunya, karena saya lihat kok judulnya sama ada beberapa buku?", Dia menjawab, " saya mau berikan kepada beberapa orang famili saya, semoga dengan buku ini mereka mendapatkan hidayah mengenal paham Sunnah yang benar.", Lalu saya berkata, " Alhamdulillah, bagus sih berdakwah dengan buku seperti ini, namun saya sarankan lebih baik bapak berikan mereka buku-buku saku, yang tipis saja.", Bapak itu menampakkan wajah bertanya-tanya, lalu berkata, "ah enggak kalau dikasih buku saku mereka akan sepelekan, dan pada akhirnya mereka tidak mau membacanya !." Lalu saya jelaskan justru dari banyak bergaul dengan teman-teman di kajian Sunnah mereka banyak mendapatkan hidayah melalui buku-buku saku, kalau buku yang tebal dan materinya berat pertama mereka akan curiga dahulu dan tidak mau membaca buku yang kita berikan, apalagi jika penulisnya tertera Muhammad Abdul Wahab, pasti mereka mencap buku Wahabi!, kedua mahal sehingga perlu dana lebih untuk membelinya dan menyebarkannya, ketiga mereka yang awam yang belum mengenal sama sekali kajian Sunnah belum tentu paham, merka merasa berat memahami apa yang terkandung dalam buku yang tebal.
Ada seorang teman yang berprofesi sebagai sopir di sebuah perusahaan kontraktor minyak, dalam mobil yang dibawanya selalu diatas dashboard mobil itu ada setumpuk buku-buku saku berbasis Sunnah, materinya tidak terlalu berat seperti sifat shalat nabi, dzikir pagi Dan petang, dua kalimat syahadat dan semacamnya. Bosnya adalah seorang non muslim, sering mereka berpergian jauh berhari-hari, dan sering teman sopir itu jumpai bosnya sedang mencuri kesempatan membaca buku-buku sakunya, dan setelah berjalan beberapa bulan pada akhirnya bosnya tertarik kepada Islam dan kemudian bersyahadat.
Ada teman lain seorang pengusaha, dahulunya beragama hanya asal-asalan, pada suatu hari ada seorang teman memberikan sebuah buku saku sifat shalat nabi, dan setelah membacanya baru dia sadar selama ini dalam menegakkan shalat asal-asalan, dan setelah itu dia bertekad untuk memperbaiki shalatnya, sejak saat itu lambat laun makin banyak dia ikut kajian dan membaca buku berbasis Sunnah hingga sekarang.
Syaikh Bin Baz ketika ditanya seseorang, " ya Syaikh kenapa sebagai ulama besar Arab Saudi, sebagai Mufti yang fatwanya dikenal luas malah menulis kitab2 kecil dan tipis?". Beliau menjawab," kitab-kitab tebal yang ditulis oleh ulama sudah ribuan jumlahnya, sementara belum banyak ulama menulis kitab yang kecil dan tipis, padahal kitab kecil dan tipis ini yang mudah dipahami oleh orang awam. Kalau saya menulis kitab-kitab yang tebal juga lalu bagaimana yang awam mampu memahami syariat agama ini?."

No comments:

Post a Comment