Thursday, March 28, 2019

JANGAN SALAH OBAT


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam kajian beberapa waktu yang lalu Ustadz Ali Ahmad menyebutkan,
Ada seseorang mengira bahwa kebahagiaan didapatkan hanya dengan banyaknya uang, maka untuk mendapatkan uang banyak dia berdagang, maka setiap waktu dia selalu berdagang, pagi berdagang, siang berdagang, sampai malam berdagang, bahkan dalam masjid berdagang, juga dalam shalat juga masih berdagang.
Ada juga seseorang mengira kebahagiaan hanya dapat diraih ketika dapat meraih kekuasaan, maka dia dia berusaha keras mendapatkan kekuasaan yang diinginkannya, main suap sana sini, melakukan segala cara agar dapat meraih kedudukan yang cita-citakan.
Ulama seperti Syaikh Ibnu Qayyim menyebutkan orang-orang yang mengira kebahagiaan hanya didapatkan dengan kekayaan dan kekuasaan adalah orang yang sakit namun salah mengkonsumsi obatnya, ibarat ada orang sakit kanker namun diobati dengan obat panu, tentu sebuah kesia-siaan belaka, penyakit kankernya tentu tidak akan pernah sembuh karena obatnya tidak sesuai dengan penyakitnya.
.
Ketahuilah kebahagiaan sejati hanya dapat diraih dengan cara selalu mengingat Allah Ta'ala(taat kepada Allah Ta'ala).
Waallahua'lam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan perkataan yang mahsyur– semoga Allah merahmatinya –, “Sesungguhnya di dunia ini ada jannnah (surga), barangsiapa yang belum masuk ke dalam surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk ke dalam surga di akhirat nanti.”
(Dinukil oleh murid beliau Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilush shayyib” (hal 69).)
Makna “surga di dunia” dalam ucapan beliau ini adalah kecintaan (yang utuh) dan ma’rifah (pengetahuan yang sempurna) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (dengan memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya dengan cara baik dan benar) serta selalu berzikir kepada-Nya, yang dibarengi dengan perasaan tenang dan damai (ketika mendekatkan diri) kepada-Nya, serta selalu mentauhidkan (mengesakan)-Nya dalam kecintaan, rasa takut, berharap, bertawakkal (berserah diri) dan bermuamalah, dengan menjadikan (kecintaan dan keridhaan) Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya yang mengisi dan menguasai pikiran, tekad dan kehendak seorang hamba. Inilah kenikmatan di dunia yang tiada bandingannya yang sekaligus merupakan qurratul ‘ain (penyejuk dan penyenang hati) bagi orang-orang yang mencintai dan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala (Lihat kitab “al-Waabilush shayyib” (hal. 69).)
Dikutip dari Tablik Akbar "Meniti Jalan Kebahagiaan" oleh Ustadz Ali Ahmad bin Umar di Masjid Raudhatul Jannah
Sumber Referensi, " Menggapai Kebahagiaan dengan Mengingat Allah Ta'ala", karya Ustadz Abdullah Taslim di muslim.or

No comments:

Post a Comment