Wednesday, March 13, 2019

JADI WAHABI ITU OPO ?


Bingung mendefinisikan wahabi itu sebenarnya apa kalau dengar penjelasan para kyai di kampung-kampung tentang wahabi.
Kalau menurut para kyai itu namanya wahabi itu banyak kelompok
ada Wahabi HTi
ada Wahabi FPI
ada Wahabi Salafi
ada Wahabi Jamaah Islamiyah
dan seterusnya.
Kalau pertanyaannya wahabi itu terus opo?, bingung juga mereka jelaskan kalau ditanya demikian.
Menunjukkan juga perjalanan dakwah sunnah masih panjang dan lama. InsyaAllah
------------
BERIKUT PENDAPAT BEBERAPA TOKOH NASIONAL TENTANG WAHABI
IR.SOEKARNO , PRESIDEN PERTAMA REPUBLIK INDONESIA
Pesan Presiden RI. Pertama Ir.Sukarno “Agar Umat Islam Kembali Ke Manhaj Salaf”
Di buku yang berjudul “Dibawah Bendera Revolusi” (yaitu kumpulan tulisan dan pidato-pidato beliau) jilid pertama, cetakan kedua,tahun 1963. pada halaman 390, beliau mengatakan sebagai berikut :
((” Tjobalah pembatja renungkan sebentar “padang-pasir” dan “wahabisme” itu. Kita mengetahui djasa wahabisme jang terbesar : ia punja kemurnian, ia punja keaslian, – murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!”
Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid’ah.”
Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid’ah itu, tjahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan! ….))
sumber firanda.co
-------------------------
BUYA HAMKA, salah satu ulama besar Indonesia
Buya Hamka menulis:
“Pada zaman Amangkurat IV, dengan kehendak Belanda diusirlah beberapa Muballigh Wahabi yang datang ke Jawa hendak mengajarkan Islam yang bersih kepada penduduk.
Bahkan Amangkurat sendiri pun tertarik pada ajaran itu. Begitu pun keturunannya Pangeran Abdul Hamid Diponegoro, terang-terang hendak mendirikan Kerajaan Islam, dengan beliau sendiri menjadi Amiril Mukminin di tanah Jawa.
Beliau ganti pakaian Jawa Lama dengan jubah dan serban. Maksud beliau niscaya akan berhasil, seandainya Kompeni tidak campur tangan.”
Lihat wahai buya, Pangeran Diponegoro adalah pengikut DAKWAH WAHABI..
Di halaman 62 beliau menulis tentang Tuanku Imam Bonjol:
“Dia mencampungkan diri ke dalam gerakan Paderi, setelah sampai seruan Tuanku Nan Renceh dari Kamang ke Bonjol.
Dan Tuanku Nan Renceh menerima pula pelajaran itu daripada tiga Tuanku yang pulang dari Makkah, membawa pokok pelajaran Tauhid yang suci bersih, menurut pandangan Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahabi).”
Buya Hamka juga menyebutkan, Imam Bonjol juga adalah pengikut DAKWAH WAHABI..
Di halaman 96 beliau menulis:
“Ketakutan Belanda itu bertambah lagi karena abad ke 19 sudah datang gerakan agama Islam yang militan langsung dari Makkah, menggerakkan umat Islam dan membangkitkan semangat Tauhid di alam Minangkabau.
Belanda yang lebih tahu daripada orang Minangkabau sendiri apa artinya Islam yang murni, karena mendapat advis dari ahli-ahli Orientalis tentang semangat Islam, melihat bahwa kemajuan gerakan Islam yang timbul di Padang Darat itu akan sangat berbahaya bagi rencananya menaklukkan seluruh Sumatera.
Belanda telah mengetahui bahwa gerakan Wahabi di Tanah Arab, yang telah menjalar ke Minangkabau itu bisa membakar hangus segala rencana penjajahan, bukan saja di Minangkabau, bahkan di seluruh Sumatera, bahkan di seluruh Nusantara ini.”
sumber nahimunkar.co

No comments:

Post a Comment