Wednesday, March 20, 2019

BAHAYANYA LIDAH




Oleh Siswo Kusyudhanto
Dulu ada dai terkenal ketika menjawab pertanyaan jama'ah taklimnya tentang salafi Wahabi, dengan santai dia mengatakan sejumlah fitnah kepada kelompok yang dijuluki wahabi, " Wahabi itu karena namanya sudah jelek sekali, kemudian berganti nama menjadi salafi", dan video ini di share ribuan kali oleh orang yang awam dalam perkara ini, kontan perkataan dia menjadi kontroversi di sosial media, sampai para ustadz membuat tulisan bantahan akan pernyataan tersebut guna meluruskan pernyataan dai yang keliru itu, diantaranya yakni Ustadz Zainal Abidin Syamsudin, dan setelah itu tidak ada lagi jawaban dari pihak dai yang berkata demikian.
Seakan perkara ini sudah usai, padahal belum usai, akibat pernyataan tersebut yang tersebar dikalangan orang awam, terutama di Kota Pekanbaru ada beberapa kelompok bacaan yang diduga dari kelompok salafi wahabi Al-Qur'an dibubarkan, bahkan ada tempat dimana peserta bacaan Al-Qur'an mencapai ratusan orang tiba-tiba terhenti dan dibubarkan oleh orang setempat, SubhanaAllah.
Demikian dahsyatnya lisan, ketika menyampaikan sesuatu dapat berakibat fatal kepada orang lain, banyak orang terhenti belajar membaca Al-Qur'an yang benar karena lisan yang keliru ketika menyampaikan sesuatu.
Sungguh benar dalam syariat Islam seseorang diwajibkan menjaga lidahnya, dari lidah seseorang bisa masuk surga atau juga malah masuk neraka, maka jagalah lidah kita, fikirkan matang2 dari akibat ucapan lidah kita.
Semoga kita termasuk orang yang selamat dari maksiat lidah, aamiin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk keridhaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam”. [HR al-Bukhâri, no. 6478].
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah menjelaskan makna “dia tidak menganggapnya penting”, yaitu dia tidak memperhatikan dengan fikirannya dan tidak memikirkan akibat perkataannya, serta tidak menduga bahwa kalimat itu akan mempengaruhi sesuatu. [Lihat Fat-hul-Bâri, penjelasan hadits no. 6478]
Sumber Referensi, "Mengendalikan Lidah", karya Ustadz Abu Muslim Al Atsari di web almanhaj.or

No comments:

Post a Comment