Friday, March 8, 2019

HIDAYAH BUKAN MILIK KITA


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu bertemu seorang teman yang baru beberapa bulan aktif di kajian Sunnah, kata dia banyak berubah ketika membaca sebuah postingan disosial media yang saya share tentang pentingnya cara agama yang benar sesuai Al-Qur'an dan Hadist, dan kata dia mengetahui pemahaman Sunnah dari tulisan yang saya posting, sejak itu dia aktif mengikuti kajian para ustadz baik secara streaming ataupun secara live atau datang langsung ke Kajian Sunnah, Alhamdulillah, ikut merasa haru sekaligus senang akan hijrahnya dia kepada pemahaman Islam yang benar, semoga dia Istiqomah, aamiin.
Dan juga semoga juga menjadi pahala bagi saya karena telah menunjukkan seseorang kepada cara beragama yang benar, dengan demikian saya dapat berharap dapat mengurangi catatan dosa dimasa lalu, aamiin.
Tapi jadi teringat akan seseorang yang sudah lama saya ajak namun tidak pernah mengikuti ajakan saya, seseorang yang saya kenal dekat untuk ikut kajian dan beramal shaleh, tetapi sampai dia meninggal dunia saya gagal mengajaknya kepada cara beragama dengan benar, bahkan mengajaknya untuk shalat saja tidak pernah berhasil, alasan penolakan atas ajakan saya juga bermacam-macam, mulai "belum ada Hidayah", atau "belum ada niatan kuat dalam melakukannya", dan lainnya, SubhanaAllah.
Dua keadaan yang terjadi diatas sungguh berbeda, ada seseorang yang sekedar membaca tulisan saya disosial media kemudian tergerak untuk berubah ke arah yang lebih baik, dan berusaha Istiqomah diatas amal ibadah, sementara disisi lain ada seseorang yang saya ajak berubah ke arah yang lebih baik demikian keras justru tidak membuahkan apa-apa, bahkan bikin merasa gagal karenanya.
Ini menegaskan bahwa hidayah bukan milik kita, menyatakan dengan nyata bahwa hidayah mutlak milik Allah Ta'ala semata, tidak ada selain Dia yang mampu memberikan hidayah kepada seseorang, hanya orang-orang yang dikehendaki oleh Allah Ta'ala saja yang mendapatkan hidayahNya. Waalahua'lam.
-------
Hidayah milik Allah Subhanahu wa Ta'ala
Oleh Ustadz Nida' Chomsaha Sofwan di web almanhaj.or
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ٨:٥٦
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]
Sebab turunnya ayat ini berkaitan dengan meninggalnya Abu Thalib dalam keadaan tetap memeluk agama Abdul Muththalib (musyrik). Hal ini sebagaimana ditunjukkan hadits yang diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, dari Ibnu Al Musayyab, bahwa bapaknya (Al Musayyab) berkata: ‘Tatkala Abu Thalib akan meninggal, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sllam bergegas mendatanginya. Dan saat itu, ‘Abdullah bin Abu Umayyah serta Abu Jahal berada di sisinya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Wahai, pamanku. Ucapkanlah la ilaha illallah; suatu kalimat yang dapat aku jadikan pembelaan untukmu di hadapan Allah,’. Akan tetapi, ‘Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal menimpali dengan ucapan : ‘Apakah engkau (Abu Thalib) membenci agama Abdul Muththalib?’. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi sabdanya lagi. Namun mereka berdua pun mengulang kata-katanya itu. Maka akhir kata yang diucapkannya, bahwa dia masih tetap di atas agama Abdul Muththalib dan enggan mengucapkan La ilaha illallah. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, akan aku mintakan ampunan untukmu, selama aku tidak dilarang”. Lalu Allah menurunkan firmanNya:
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ ٩:١١٣
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam”. [At Taubah/9 : 113]

No comments:

Post a Comment