Thursday, January 17, 2019

SUDAH RIBET, MAHAL DAN MASIH DIANCAM AZAB NERAKA


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang ustadz menjelaskan bagaimana sebenarnya amalan bid'ah, kata beliau, misal saja ada sebuah perusahaan yang membuat peraturan bagi para karyawannya bahwa seragam untuk hari Jum'at adalah atasan kemeja batik dan bawahan celana kain warna hitam, dan sudah di share dikalangan karyawan dan juga dipasang di papan pengumuman, sehingga semua karyawan mengetahui peraturan ini.
Namun pada suatu hari ada seorang karyawan memiliki ide kreatif, dia datang pada hari Jum'at untuk bekerja memakai pakaian adat Jawa, lengkap dengan blangkon, pakaian lurik khas Jawa, dan kain sarung batik, dan itu membuat jalan saja dia susah, itupun dia harus sewa di sebuah Salon dengan harga cukup mahal.
Tentu ketika atasannya melihat si karyawan berpakaian seperti itu ditegur, " kenapa pakai pakaian seperti ini? Bukannya cukup pakaian kemeja batik dan celana kain?", Si karyawan membantah, " Ini hasil inovasi saya pak, saya yakin ini lebih baik dari peraturan perusahaan yang cuma pakaian batik dan celana kain saja". Atasannya mendengar itu tentu marah, dan menilai si karyawan melawan peraturan perusahaan meskipun dengan alasan " lebih baik", pertama karyawan di beri Surat peringatan pertama atas tindakannya itu, namun si karyawan tetap membandel, dan tiap hari Jum'at selalu berpakaian adat Jawa dengan alasan yang sama pakaiannya lebih baik.
Minggu kedua berikutnya atasannya memberi Surat peringatan kedua, namun si karyawan tidak juga taubat, sampai pada Minggu ketiga akhirnya si atasan menyampaikan Surat Peringatan ketiga kepada si karyawan alias dipecat dari perusahaan itu.
Jika dalam perkara bekerja saja kita harus mengikuti Standar Operasional Perusahaan (SOP) dimana setiap peraturan perusahaan harus dipatuhi oleh setiap karyawan, dan jika melanggar peraturan ancamannya adalah diberi surat peringatan sampai dipecat dari perusahaan, apalagi untuk urusan Akhirat?, Tentu ada peraturan yang jauh lebih dipatuhi dan diikuti daripada cuma urusan pekerjaan yang jauh lebih kecil urusannya.
Dan sifat bid'ah adalah hasil inovasi manusia yang sebenarnya ribet, mahal masih juga diancam azab neraka namun masih juga dikerjakan oleh manusia.
Sementara amalan Sunnah itu sederhana, murah dan dijanjikan Surga bagi para pengamalnya.
Waalahua'lam.
"SEDIKIT DAN SESUAI SUNNAH LEBIH BAIK DARIPADA BANYAK TETAPI BID’AH"
Kata mutiara tersebut tidak hanya terucap dari seorang shahabat, dan diantara yang mengucapkannya ialah Abu Darda’ dan Abdullah bin Mas’ud –Radhiallahu anhuma- seperti yang disebutkan dalam Syarh Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah (nomor114 dan 115), Assunnah karya Ibnu Nashr (hal 27-28), Al Ibanah (I/320) karya Ibnu Baththah,dan lain-lain.
Dari Sufayan bin Uyainah, ia berkata : aku mendengar Malik bin Anas ketika seseorang mendatanginya, lalu orang itu berkata : “Wahai Aba Abdillah, darimana aku ber-ihrom?” Malik menjawab : “Dari Dzul Hulaifah, dari tempat Rasulullah ber-ihrom.” Maka orang itu berkata : “aku ingin ihrom dari masjid di sebelah kuburan (yakni masjid Nabawi, pent).” Malik mengatakan : “Jangan engkau lakukan itu, aku khawatir engkau akan tertimpa fitnah.” Orang itu berkata : “fitnah apa? Aku
kan hanya menambah beberapa mil saja.” Malik berkata : “fitnah apa yang lebih besar daripada engkau merasa melakukan yang lebih utama daripada apa yang telah diringkas oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendengar Allah berfirman :
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS An-Nur : 63)” [HR. al-Khotib dalam al-Faqiih wal Mutafaqqih (1/146), dan Abu Nu’aim dalam al-Hilyah (6326), dan lain-lain]
Sumber Referensi almanhaj.or dan Tholib.wordpress

No comments:

Post a Comment