Thursday, December 14, 2017

KETIKA KECANGGIHAN DITANGAN ORANG BODOH.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Akhir-akhir ini di sosial media banyak sekali post yang menghujat Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas kerena pernyataan beliau soal hijrahnya warga Palestina. Melihat hal ini sebenarnya harusnya kita miris, karena mereka yang mempost hal tersebut tidak meneliti terlebih dahulu apa yang mereka sebarkan, padahal pernyataan Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas itu sudah disampaikan beberapa tahun yang lalu dan gagasan tersebut sebenarnya difatwakan Syaikh Al Albani sudah lama sekali, dan tidak benar bahwa Syaikh Al Albani menyerukan bahwa rakyat Palestina mengosongkan wilayahnya untuk orang Israel, seperti dijelaskan para murid beliau. Makanya kalau itu dibahas saat ini kayaknya udah telat, dan terlihat motivasi menjatuhkan beliau lebih dominan. Entah karena motivasi iri dan semacamnya akhirnya menjadikan hal tersebut sebagai bahan untuk menyerang Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas.
Terlepas dari soal pro dan kontra soal hijrah ini, apa yang mereka lakukan sebenarnya mempertontonkan bahaya media sosial sebagai penyebar berita bohong kepada khalayak, seseorang yang boleh disebut sumbu pendek dengan sigap dan cepat tersulut emosinya ketika mereka menerima sebuah berita dan kemudian mudah bagi mereka menyebarkan ditengah masyarakat, padahal entah benar entah salah yang penting share, dan mereka tidak memikirkan akibat-akibatnya dikemudian hari.
Jadi teringat kajian Ustadz Abu Zubair Hawaary beberapa tahun yang lalu, ketika itu seorang jamaah bertanya soal hukum sosial media, beliau menjawab, "internet dan sosial media seperti pisau bermata dua, dia tajam kebawah sekaligus tajam keatas, internet dan sosial media dapat mendatangkan mashlahat sekaligus juga mendatangkan mudharat bagi penggunanya. Seperti disampaikan oleh Imam Syafi’i, pisau dapat digunakan untuk kebaikan dan membantu pekerjaan manusia seperti memotong hewan, memasak, dan seterusnya, juga sekaligus pisau dapat digunakan manusia untuk kejahatan seperti merampok atau membunuh manusia lainnya.
 Maka kita wajib bersikap bijak dan berhati-hati dalam menggunakan sarana prasarana seperti Internet dan sosial media, dan mencegah sarana dan prasarana seperti Internet dan sosial media dari perbuatan yang mendatangkan mudharat dan dosa , ini adalah sikap yang terbaik, waallahua'lam. "
Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].

No comments:

Post a Comment