Wednesday, December 20, 2017

ANDAI DANA ITU DIGUNAKAN MEMBANTU RAKYAT PALESTINA MUNGKIN JAUH LEBIH BAIK.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada teman yang hobby sekali demo, apapun tema masalahnya demo pilihan aksinya, tabung gas 3 langka dia demo, tarif listrik naik dia demo, dan seterusnya. Dia mengolok saya, "ngaji-ngaji terus, kapan demonya?", lalu saya balas, "lah situ demo-demo terus, kapan ngajinya?", dia langsung terdiam.
Kalau kita membaca hadist-hadist tidak sekalipun dalam amalan generasi salaf dalam menyampaikan aspirasi yang berkembang di masyarakat dilakukan dengan cara demikian. Jika sesuai Sunnahnya nasehat kepada pemimpin dilakukan secara sembunyi dan tidak mempermalukan seorang pemimpin dihadapan khalayak luas.
Juga dari sisi faktor ekonomi aksi demo itu menguras dana pemerintah untuk pengamanannya, saya sempat dikasih tau seorang teman yang berdinas di Brimob Polda Riau, dia beberapa kali diperbantukan pengamanan untuk beberapa aksi demo di Jakarta, kata dia sekali memberangkatkan 100 personil Brimob ke Jakarta perlu dana sekitar 800 juta hingga 1 milyar rupiah. Padahal bukan dari satu Polda saja yang mengirimkan bantuan pengamanan ibu kota, kata dia mungkin sekitar 4-5 polda mengirimkan personilnya guna mendukung Polda Jaya mengamankan Jakarta dan sekitarnya jika ada aksi besar-besaran.
Gak kebayang kalau ada aksi besar setahun 4 kali aja, kemudian ada 4 Polda mengirimkan personil dengan dana sebesar 1 milyar, maka dana yang diperlukan adalah 4x4x 1 milyar, total biaya pengamanan selama setahun adalah 16 milyar, subhanaallah.
Seperti saat ini semisal dana itu digunakan untuk membantu rakyat Palestina sangat berarti bagi mereka, waallahua'lam.
Dalam sebuah kajian Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, "sampaikan aspirasi kita sesuai Sunnahnya, yakni meraih tangan pemimpin, nasehati diam-diam(tersembunyi) kemudian doakan, kita punya Allah, dan dengan doa itu kita berharap kepada Allah untuk merubah keadaan, jangan sepelekan doa, dan yakinkan dalam diri kita akan kekuatan doa. "

No comments:

Post a Comment