Tuesday, December 12, 2017

JADI PENDAKWAH ITU JANGAN LEBAY


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada teman cerita kalau ada ustadz yang pulang dari sebuah daerah menggelar konferensi pers di Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru begitu turun dari pesawat beberapa hari lalu, intinya dia marah-marah, dan siap melaporkan pihak yang membubarkan kajiannya kepada pihak yang berwajib, ya sudah hak dia sebenarnya melakukan hal demikian, namun nurut saya harusnya lebih bijak menyikapinya, karena dengan sikap marah dan disampaikan kepada publik pasti akan menimbulkan masalah baru yang mungkin dia tidak mampu menyelesaikannya, publik yang pro kepadanya tentu panas, dan punya potensi berbuat keburukan, waallahua'lam, jadi ketahuan kualitas keilmuan dan amalan orang ini.
Jadi ingat tahun kemarin ketika kajian Ustadz Khalid Basalamah dibubarkan di Sidoarjo dan mendapat perhatian nitizen luar biasa, dan melambungkan nama beliau, dan mungkin yang jarang diketahui oleh publik bahwa sehari setelah kejadian di Sidoarjo itu sebenarnya juga terjadi pembubaran kajian Ustadz Firanda Adirja di Kota Batu, Malang.
Beberapa hari kemudian Ustadz Khalid Basalamah di kajian rutin beliau di Jakarta ditanya oleh salah seorang jamaah, "bagaimana perasaan ustadz setelah peristiwa kemarin itu?", mungkin penanya berharap Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan kesedihan beliau, atau juga kemarahan atas peristiwa itu, ternyata harapan di jamaah keliru, justru Ustadz Khalid Basalamah menjawab, "ya biasa aja, seperti tidak terjadi apa-apa, saya pulang ke rumah, bertemu anak dan istri kemudian saya tidur nyenyak, tidak ada yang perlu dikuatirkan, karena pelaku pembubaran kajian saya itu saudara seiman, jadi buruk bagi umat Muslim kalau balas memusuhi mereka, hanya belum sampai ilmu kepada mereka sehingga mereka berbuat seperti itu, dan ini kesalahan pahaman saja, cukup kita doakan semoga mereka diberikan hidayah oleh Allah Azza Wa Jalla. "
Demikian juga dengan Ustadz Firanda Adirja beberapa saat kemudian setelah peristiwa pembubaran kajian beliau di kota Batu, beliau mengisi kajian dikota lain dan seperti tidak terjadi apa-apa, dan tidak pernah hal tersebut disampaikan kepada jamaah kajian Sunnah.
Dan banyak kajian ustadz yang berbasis paham Ahlu Sunnah dibubarkan dinegri ini namun mereka mensikapi lebih bijak dan tidak melakukan pelaporan ke pihak yang berwajib para pelaku telah berbuat anarkis kepada mereka, padahal seragamnya jelas, ormasnya jelas, dan orang yang memimpin ormas itu jelas identitasnya.
Kata Ustadz Maududi Abdullah, "kalau ada orang berkata buruk kepada kita kemudian kita balas dengan kata buruk yang sama. Atau ada orang berbuat kasar kepada kita lalu kita juga membalas perbuatan yang sama dengan perbuatan yang kasar juga kepadanya, LALU APA BEDANYA KITA DENGAN MEREKA?. Buat kita berbeda dengan mereka, dengan berlaku lebih baik dari mereka. "
Jadi ingat perkataan Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah, "seorang pelaut hebat atau tidak hanya dapat diketahui ketika dia sudah melewati berbagai kesulitan di laut, seperti badai dan ombak tinggi dilautan lepas, sebaliknya kita tidak pernah tau pelaut hebat jika dia hanya berlayar dilaut yang tenang dan ombak kecil."

No comments:

Post a Comment