Monday, April 29, 2019

BAHAYA ISTILAH ISLAM NUSANTARA ATAU ASWAJA NUSANTARA



Oleh Siswo Kusyudhanto

Dalam sebuah kesempatan seorang ustadz menjelaskan bahayanya istilah Islam Nusantara, kata beliau ini sesuatu yang sangat berbahaya karena bentuk usaha untuk mencabut Islam dari akarnya, yakni keinginan memisahkan diri dari Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam, padahal Islam yang benar seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam di Jazirah Arab.
Dan paling terburuk dari istilah ini adalah memecahkan belah umat Islam kedalam banyak firqoh, nanti setelah muncul Islam Nusantara, ada nanti akan muncul istilah Islam lain di belahan dunia yang lain, dan seterusnya.

Penjelasan beliau benar sekali, seperti saat ini dikalangan masyarakat kita muncul istilah Islam Nusantara yang katanya lebih Rahmatan Lil Al-Amin, namun pada dasarnya amalannya jauh berbeda dengan ajaran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam, didalamnya ada Maulid Nabi, Tahlil kematian, ada haulan, ada ngalap berkah dan seterusnya, sementara yang katanya Islam Arab tidak ada amalan-amalan demikian, padahal amalan yang benar adalah sesuai sunnahnya. Pada akhirnya Islam menjadi banyak kelompok dan sulit disatukan, seperti kita ketahui merujuk kepada dalil Sahhih bahwa persatuan Islam hanya terjadi ketika seluruh Umat Islam kembali diatas Al-Qur'an dan Sunnah, baik dalam perkara aqidah dan syariatnya, waalahua'lam.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

Ibnu Jarir Ath Thabari berkata tentang tafsir ayat ini: Allah Ta’ala menghendaki dengan ayat ini, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah yang telah Dia perintahkan, dan (berpeganglah kamu semuanya) kepada janjiNya yang Dia (Allah) telah mengadakan perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. [Jami’ul Bayan 4/30.]

Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata,“Dia (Allah) memerintahkan mereka (umat Islam) untuk berjama’ah dan melarang perpecahan. Dan telah datang banyak hadits, yang (berisi) larangan perpecahan dan perintah persatuan. Mereka dijamin terjaga dari kesalahan manakala mereka bersepakat, sebagaimana tersebut banyak hadits tentang hal itu juga. Dikhawatirkan terjadi perpecahan dan perselisihan atas mereka. Namun hal itu telah terjadi pada umat ini, sehingga mereka berpecah menjadi 73 firqah. Diantaranya terdapat satu firqah najiyah (yang selamat) menuju surga dan selamat dari siksa neraka. Mereka ialah orang-orang yang berada di atas apa-apa yang ada pada diri Nabi n dan para sahabat beliau.” [Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim, surat Ali Imran:103.]

Al Qurthubi berkata tentang tafsir ayat ini,“Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan. Karena sesungguhnya perpecahan merupakan kebinasaan dan al jama’ah (persatuan) merupakan keselamatan.” [Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159.]

Sumber Referensi "Bersatulah dan jangan Berpecah belah", karya Ustadz Abu Muslim Atsary di muslim.or

No comments:

Post a Comment