Tuesday, April 24, 2018

CINTA KITA TERHADAP NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM SAMPAI DIMANA?



Oleh Siswo Kusyudhanto

Hari Jum'at kemarin di Masjid Abu Darda mungkin sama dengan masjid2 lain pada umumnya, ada khutbah dan ada shalat berjamaah, namun yang membuat berbeda adalah suasanya. Khutbah Ustadz Isnaen membawakan materi yang kalau dikaji selalu bikin mengaduk-aduk perasaan seorang Muslim, yakni tentang khutbah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dalam haji Wada', haji terakhir yang dilakukan beliau sebelum wafatnya, materi yang sarat nasehat ini mampu membuat seluruh jamaah yang mendengarkan hanyut dalam suasana, seakan dibawa kembali ke Jaman Nabi dan para sahabat, hampir semua jamaah dibuatnya menangis. Dan itu terbawa sampai kepada ketika Shalat Berjama'ah, Ustadz Zulfikar yang menjadi imam membaca bacaan sampai menangis terisak-isak, tentu hal ini makin membuat jamaah tenggelam dalam rasa haru yang tak terkira.
Memang materi khutbah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam selalu bikin perasaan tidak karuan, mendengar kisah ini bikin kita merindukan sosok Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang terpisah jauh oleh waktu beribu tahun lampau, juga ada ada rasa cinta yang luar biasa dalam kisah ini, dan paling sangat terasa adalah perasaan bersalah yang amat dalam karena wasiat-wasiat beliau banyak yang kita langgar, padahal disisi lain kita mengaku mencintai beliau.
Mungkin rasa bersalah ini yang selalu bikin setiap Muslim menangis, karena dalam tingkat amalan wasiat yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam kita buat seperti lelucon, dan peringatan akan bahaya neraka dan nikmat surga seakan sebuah cerita fiksi bagi kita.
Lihat saja wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam akan bahaya riba kita ketahui, namun lihat isi rumah kita, bahkan rumah yang kita tinggali mungkin kita dapat dengan cara riba.
Wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam agar kita tidak berbuat zalim untuk mencari rizki, namun amalan kita sering berbuat zalim, kita sering merubah kuitansi demi keuntungan sesaat, kita mungkin sering mengurangi timbangan, kita sering memarkup nilai proyek dan seterusnya.
Wasita Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam untuk tidak cinta dunia, malah yang kita lakukan sebaliknya, kita sangat mencintai dunia, bahkan kesuksesan dimata kita adalah kekuasaan dan harta, bukan dari amal ibadah.
Wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam agar kita menundukkan pandangan, malah mata melihat kemana-mana yang justru dilarang oleh beliau.
Wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam untuk bersedekah, namun berapa banyak harta yang kita sedekahkan?, sangat sedikit sekali, mungkin cuma 0, sekian persen dari harta kita?.

Dan banyak wasiat beliau yang kita tinggal, dan sangat sedikit anjuran serta nasehat beliau yang kita kerjakan.
Padahal kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam diukur sampai dimana kita mengikuti perkataan dan tingkah laku beliau, waallahua'lam

No comments:

Post a Comment